~ Mia ~
"Mike! Mike!" teriakku
Dia tidak menjawabku. Sudah kupanggil panggil masih tidak menjawab.
"Mike! Mike! Mike!" teriakku sekali lagi sambil mengetuk pintu kamar.
"Kenapa tidak ada jawaban?" ucapku lirih.
Aku memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya.
Aku masuk kedalam kamarnya, kudapati Mike masih berada diatas tempat tidurnya.Kudekati dia. "Mike, kamu tidak bangun? Apa kamu tidak sekolah?" jam masih menunjukan pukul 6 pagi.
Dia tetap diam dan terlihat matanya masih terpejam. Dan sepertinya dia tidur lelap.
Kupegang keningnya,"Panas!"
"Dia demam," ucapku lirih.
"Mike, kamu demam,"
Mike terbangun, dan baru aku sadari wajahnya begitu pucat dan lemas.
"Hmm," dia membuka matanya.
Dan saat akan bangun dia tiba-tiba memegang kepalanya, "Akkgh," dia merasa kesakitan dan kembali berbaring.
"Kamu sakit,"
"Kepalaku pusing kak," Mike memegangi kepalanya.
"Iya kamu sakit. Aku akan telpon jason, kalau kamu hari ini tidak bisa masuk sekolah. Kalau begitu aku akan ambilkan kamu sarapan dan obat," aku lalu bergegas menuju dapur.
Aku segera mengambil makanan untuk Mike begitu juga dengan obatnya.
"Braaaak! Braaaak! Braaak!" terdengar suara barang berjatuhan dari lantai bawah tanah.
Aku terkejut. Kuhentikan aktivitasku dan perasaan penasaran itu mulai muncul. Tanpa pikir panjang, Aku lalu bergegas menuju ruang bawah tanah.
Aku berjalan menyusuri tangga, sesekali menengok kearah bawah. Kubuka pintu itu, dan betapa terkejutnya aku melihat barang barang yang ada dibawah sana berantakan, berserakan dimana mana seperti ada seseorang yang dengan sengaja melempar semua benda benda itu.
"Astaga! Kenapa barang barang ini bisa berserakan seperti ini? Siapa yang melakukannya!" ucapku.
Kubereskan kembali barang barang itu, mulai dari vas-vas kuno, guci, kursi-kursi tua, dan juga kayu kayu dengan ukuran lumayan besar.
Kurapikan seperti semula barang-barang itu. Setelah selesai, aku mulai berjalan menelusuri ruang bawah tanah ini. Entah apa yang terjadi denganku saat ini, sepertinya aku benar benar dituntun untuk menelusurinya.
Luas, gelap, dingin. Begitulah ruangan ini kugambarkan.
Kakiku terus berjalan menelusuri ruangan ini, sampai akhirnya aku tertuju pada sebuah ruangan yang mungkin itu merupakan sebuah kamar.Kuperhatikan pintu kamar itu dengan seksama, kuamati dengan jeli. Aku merasa seperti ada sesuatu didalam sana, entah itu apa.
Aku memberanikan diri mendekat kearahnya. Sampai akhirnya aku benar benar berdiri tepat didepan pintu itu. Kupegang pintu itu, berdebu. Itulah kondisinya.
"Ruangan apa ini?" ucapku lirih.
"Tidak bisa dibuka!" aku mulai mencoba untuk membuka pintu itu namun tidak bisa.
"Apa yang kau cari?" tiba tiba saja ada sebuah suara terdengar dari belakangku.
Seketika itu juga aku menoleh kebelakang, tidak ada siapa-siapa.
Tidak ada seorangpun disana.
Aku mulai ketakutan saat ini, tanganku mulai gemetar karena aku mulai merasakan hawa dingin disekitar ruangan ini."Aaaaakkghhh," tiba tiba saja terdengar suara teriakan yang begitu keras. Seperti suara sesorang yang menahan sakit.
Aku menatap pintu itu kembali, karena ternyata suara itu ternyata berasal dari dalam kamar itu.
"Aaaakghhh," suara kesakitan itu semakin keras dan terulang.
Aku mulai mengenal suara itu. Suara seorang laki-laki, dan aku kenal dengan laki-laki yang memiliki suara seperti itu.
"Mike! "
"Kak, tolong. Tolong aku!" suara itu semakin menunjukan bahwa itu adalah Mike adikku.
"Mike! Mike! Kamu kenapa?" aku mulai panik karena suara itu adalah suara milik mike yang meminta tolong.
Aku mengetuk ngetuk pintu itu berkali kali sambil mencoba untuk membukanya, namun tetap tidak bisa.
"Kaaak!" suara Mike semakin jelas terdengan dari dalam kamar itu.
Aku semakin panik dan rasa ketakutan itu mulai menjadi jadi, "Mik! Kamu kenapa? Kenapa kamu bisa ada didalam kamar ini! Kamu kenapa? Buka pintunya Mike! Buka!" aku terus mencoba membuka pintu itu.
Aku tidak mengerti kenapa semua ini terjadi. Aku juga tidak tau kenapa Mike tiba tiba bisa ada dikamar itu. Bingung, panik, ketakutan hal itu yang aku rasakan.
"Darah!" aku merasakan ada sesuatu yang basah dikakiku.
"Kenapa ada darah sebanyak ini,"
"Mike! Mike!" teriakku lagi dan kali ini air mataku jatuh karena aku begitu ketakutan.
"Kreeeek," tiba tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya.
Betapa terkejutnya aku ketika mendapati Mike adikku sudah tergantung dengan luka tusuk yang begitu banyak. Darah terus menetes ke lantai dengan derasnya.
"Mikeeeeee!" aku menutup mulutku karena melihat kejadian mengerikan itu.
Aku mendekati seseorang yang tergantung itu. Air mataku terus mengalir karena mendapati Mike dengan posisi seperti itu.
"Siapa yang melakukan semua itu?" rasa ketakutan itu semakin menjadi jadi."Apa yang kau lakukan disini," tiba tiba saja ada seseorang yang menarikku lalu memelukku.
Aku terkejut buka main.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Aku menoleh, aku semakin terkejut ketika aku mendapati orang yang memelukku itu adalah Mike.
"M.... Mike?" ucapku lirih.
"hmm," jawabnya sambil masih memelukku.
"Tapi, bukannya kamu ada di.... ," aku menunjuk kearah kamar. "Ha?" aku terkejut, ternyata didalam kamar itu tidak apa apa. Tidak ada orang tergantung.
"Aku ada dimana memangnya? Bukannya aku dari tadi dikamar." tanyanya.
"Ha? Tidak.... Tidak apa apa," aku masih dengan rasa ketakutan itu.
Dan ternyata apa yang aku lihat tadi hanyalah halusinasi saja.
"Ayo keatas. Aku tadi menunggumu. Katanya kau mau membawakanku sarapan dan obat. Tapi aku menunggu lama sekali. Aku mencarimu kemana mana tadi. Apa kamu tidak tau kalau aku lagi sakit? Sudahlah, ayo keatas," Mike mengajakku keatas.
"I.... Iya, "
Sambil berjalan, kupandangi kamar itu dengan seksama. Aku masih tidak percaya dengan halusinasi mengerikan tadi dan apa maksud dari semua itu. Dan kenapa Mike yang yang harus mengalaminya.
"Braak!" tiba tiba saja pintu itu tertutup dengan sendirinya. Yang semakin membuatku ketakutan dan gemetar.
"Seharusnya kau jangan dibawah sini lama lama. Karena hal itu hanya akan membuatmu ketakutan," ujar Mike tiba tiba.
Kupandangi wajah Mike, aku berfikir sepertinya dia tau banyak soal ini semua atau bahkan dia tau tentang semua hal yang menyangkut rumah ini.
"Dia tau banyak hal. Aku yakin," batinku sambil menatap wajah pucatnya karena sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Roses
HorrorSejak aku tinggal dirumah ini, ada banyak bunga mawah hitam yang muncul dengan tiba-tiba dan kadang sampai bertebaran dimana mana. Bunga mawar hitam itu paling sering muncul diatas tempat tidurku dan diatas tempat tidur Mike adikku setiap aku ak...