#ItsAboutUs Part 17
ENJOOOOY ;)
Previous Part....
Setelah hampir 1 jam gue makan dan berbincang-bincang bareng bokap. Bokap nganterin gue ke gedung itu. ngasih gue uang dan nurunin gue. Dia pamit mau jemput nyokap gue yang lagi dirumah temennya sekarang. Gue pun hanya meng-iya-kan saja.
Dan. Sampailah gue didepan pintu gedung!
-YOUR POV-
Yap! Sampai didepan pintu gedung!
Tapi gue baru nyadar. Kok ga rame? Oh mungkin karena ini konser private atau belom pada dateng kali. Kan acaranya 1 jam lagi.
Kemudian pun gue memasuki gedung tersebut. Mirip-mirip kantor sih depannya. Tapi ada poster gede nunjukkin pintu masuk konser private Justin. Dan gue pun mengikuti panah tersebut.
Koridornya sepi. Gue makin curiga.
Kemana orang-orang yang mau nonton??
KEMANA ORANG-ORANG YANG MAU NONTON??? *pake backsound serem*
Apa gue dikerjain sama si Seth ini? Tapi kan udah ada posternya gede barusan. Akhirnya gue tetep jalan. Gue ga ngeliat tanda-tanda crew-crew nyiapin konser weeey. Ga ada orang yang lewat disiniii. Mati gueee jurang manaa juraaang. Kalo diumpamain sih gue kaya anak ilang lagi nyari jati diri. Eh. Emang kalo anak ilang gapunya jati diri ya?
Ah bomat. Yang penting sekarang gue gelisah. Gue sama sekali ga ngeliat orang bule daritadi. Dan koridor ini panjang banget. dan ga nyampe kemana-mana. Seandainya gue bisa tau koridor ini berujung dimana. Sumpah serem banget. setelah gue jalan jauuh. Kalo gue ukur-ukur kaya sepanjang panjang lapangan sepak bola. Gue melihat pintu besar yang bertulis ‘Justin Bieber Concert Waiting Room’ dan gue pun membuka pintu itu.
Dan voila!
There is nobody in the room! Cuma ada 2 set sofa disamping kiri dan kanan dan ditengah-tengahnya ada pintu lagi. gue pun memutuskan untuk duduk di sofa tersebut.
Gue ambil hape gue. Siapa tau ada sms dari Justin.
Tapi.
Ga ada.
Gue harus gimana dong? Ga ada crew yang lewat daritadi! Ini apa-apaan sih ah!
Tiba-tiba dari pintu masuk, ada seorang bule masuk. Pake seragam bertulisan Bieber Crew. Gue pun langsung menegornya.
“em, excuse me sir. Is this Justin Bieber Concert room?” tanya gue sedikit grogi.
“yes. Are you (ur name)?”
Buseh. Bulenya tau nama gue.
“yes.”
“oh.. you can go inside there right now. The show is about to begin” jawabnya sambil senyum. Dan menuntun gue menuju pintu, dan membukanya.
Bleng.... sepi.
Yang gue liat cuma kursi-kursi yang kira-kira jumlahnya cuma 20an. Dan satu panggung kecil. Ada gitar dan ada standing mic. Gue heran. Mau mulai apanya. Orangnya pada kaga ada begini. Ga laku apa ya konser private nya?
Gue pun dengan sedikit bete menghampiri tempat duduk paling depan. Dipaling depan, terdapat 1 buah sofa berwarna ungu. Dan ada tulisan nama gue disitu! Oh.. ini tempat duduk buat gue kali ya. Akhirnya dengan rasa aneh, gue menduduki sofa itu.
