Chapter Thirteen

2.3K 194 34
                                    


"So if you love someone, you should let them know." – Coldplay

-

-

"Mom bilang, untuk menarik hati seorang pria, kau harus bisa menjinakkan lidahnya."

Aku menautkan kedua alisku dan menggeleng. "Kau tak pernah mendengarkan ibumu, bukankah begitu?"

Vern menggaruk kepalanya. "Yeah, tapi setidaknya dia sudah menikah dan kau perlu juga mendengarkan nasihat orang yang sudah menikah."

Jika saja Vern tidak merengek padaku seperti seorang bayi psikopat sinting sialan, mungkin aku menolak menemaninya dalam kelas memanggang kue sialan ini. Aku sangat mengenal Vern dan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan dapur adalah sangat-sangat-sangat bukan dirinya. Si anak manja dari keluarga Damon yang dihormati, selalu dengan mudah mendapatkan hidangan apapun yang diinginkan tanpa perlu ikut campur kedua tangannya untuk membuatnya.

Tapi bukan Vern namanya jika dia mudah menyerah. Dia tidak akan menyerah hanya karena Jamie seorang penyuka wanita rumah tangga, yang akan sangat menikmati hasil masakan tangan seseorang yang dicintainya. Yang sama sekali jauh dari Vern. Dan dia tidak akan menyerah untuk memenangkan hati Jamie.

Jadi setelah Vern meneleponiku berulang kali untuk memintaku menemaninya, dan setelah melontarkan berbagai alasan untuk menolaknya, Vern malah menjemputku langsung sehingga aku tidak bisa berkutik. Aku tak mengerti mengapa dia tidak pergi saja sendiri. Ini semua tentang dia dan Jamie, lalu mengapa aku perlu ikut?

"Aku ingin berbagi momenku bersamamu," katanya dengan manis seperti anak anjing. Aku rasa tadi aku sudah bilang tentang figur anak manja yang tak bisa lepas dari dirinya.

Vern akan memulai hal memasaknya dari yang menurutnya paling mudah, yaitu memanggang kue. Well, nyatanya tidak semudah kelihatannya. Georgina,­­­­–yang sialnya berusia dua tahun lebih muda dari kami–yang akan menjadi mentor.

Ini cukup membuatku frustrasi, kau harus berkonsentrasi tanpa henti dan mengingat semua tahapannya agar berhasil. Tapi melihat hasil akhir yang tidak begitu buruk, kegiatan ini lumayan juga. Dan, voila! Cinnamon cookies hasil buatanku dan Vern atas bantuan Georgina bisa terbilang berhasil. Oke, mungkin lebih kepada buatan Georgina yang sedikit mengalami gangguan yang diakibatkan kami. Tapi secara keseluruhan, semuanya terasa bagus.

Vern membagi cookies-nya ke dalam dua kotak. Vern membungkusnya bersama Georgina dan aku hanya memperhatikan dari kursi di sudut ruang dengan sekotak jus jeruk di tanganku.

"Kau harus memilikinya juga, Janey," kata Vern.

"Aku? Tidak, berikan saja semuanya untuk Jamie."

"Hei, aku tidak mau membuat Jamie obesitas karena cookies."

Aku memutar bola mataku. Jamie tidak akan memakannya seorang diri, dasar bodoh. Lagipula, apa dia benar-benar akan memakan setidaknya seperempat bagian dari seluruhnya?

"Jadi mungkin kau ingin membuatku obesitas karena memakan cookies?"

"Tidak. Berikan itu pada orang lain."

Aku menghela nafas. Siapa yang mau makan kue percobaan seperti ini?

***

"Jane!" Aku mendengar suara Tonny dari samping rumah, menyadarkanku seperti orang bodoh yang mengetuk pintu saat pemiliknya tidak ada di dalam rumah.

Aku berlari menghampirinya. "Hai, Tonny!"

"Kemana saja kau selama ini, uh? Aku sudah merindukanmu." Tonny merentangkan tangannya, menjuruskan cemberut di bibirnya.

BloomedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang