Bayangan Terakhir

6.4K 95 17
                                    

JILID: 27 

Melihat kepolosan serta kelincahan sang gadis, tak kuasa lagi Si Huan tertawa geli.
"Pertandingan pedang ada urutannya, mana boleh turun tangan semuanya, menurut penglihatanku jagoan muda ini mempunyai dasar ilmu silat yang sangat bagus!" 

"Aku kenal dengan pemuda ini, dia adalah Suto Liem dari Heng-san pay, kami pernah bergebrak satu sama lainnya, ilmu silat yang ia miliki tidak jelek...."
Sewaktu mereka berdua sedang bercakap-cakap itulah di atas panggung sudah berlangsung suatu pertarungan yang sengit bahkan boleh dikata saling berebut posisi.
"Aduuuh celaka!" tiba-tiba Si Huan berteriak sambil depakkan kakinya ke atas tanah. 

Jika bergerak menggunakan cara bagitu ia pasti menderita kalah. Belum habis ia berkata, Fei Tie yang ada di atas panggung sudah memperdengarkan suara dinginnya yang sangat menusuk telinga mendadak serentetan cahaya keemas emasan berkelebat menerjang kebalik hawa pedang lalu dalam beberapa kali getaran suara gemerincingan memecahkan kesunyian pedang ditangan Suto Liem sudah terbabat putus jadi dua bagian dan mundur ke belakang dengan hati terperanjat. 

Sang panitia penyelenggara yang ada di atas panggung segera munculkan diri mengumumkan Fei Tie yang berhasil merebut kemenangan.
Waktu itu para pemenang dari pertandingan permulaan berturut turut adalah Sak Ih dari Bu-tong-pay, "Tian Lam Kiam Khek" dari Thian-cong pay, Sim Ing dari Siauw-lim-pay serta lain lainnya pada berkumpul di depan panggung siap melangsungkan pertandingan babak kedua.
Si Huan dari Khong tong pay karena lengannya terluka tidak ikut serta dalam pertandingan kali ini, sedang Pek Ih Loo sat karena ada Tan Kia-beng yang ikut serta iapun tidak ikut ambil bagian sedang Leng Poo Sianci sendiri sama sekali tiada bermaksud untuk berbuat demikian, dengan begitu banyak mengurangi kesempatan buat jago-jago muda untuk merebut gelar tersebut. 

Selesai pertandingan kedua, ternyata dengan andalkan seruling emasnya Fei Tie berhasil mengalahkan Sak Ih dari Bu-tong-pay, Tiam Lam Kiam Khek dari Thiam cong pay Sim Ing dari Siauw-lim-pay serta beberapa puluh orang lainnya, dengan cemerlang berhasil menggaet gelar jagoan pedang nomor wahid dari kolong langit itu.
Waktu itu orang-orang punya hubungan dengan Tan Kia-beng rata-rata merasa gelisah sekali terutama Leng Poo Sianci, hampir saja ia menangis dibuatnya.
Beberapa orang panitita penyelenggara pun pada merasa sedih karena dalam pertandingan kali ini gelar tersebut bukannya berhasil dicabut oleh para jago dari daerah Tionggoan sebaliknya bakal terjatuh ketangan seorang
sastrawan berusia setengah baya yang tidak dikenal asal usulnya.
Bilamana sungguh sungguh gelar jagoan pedang nomor wahid dari kolong langit ini kena direbut oleh seorang jagoan dari sebuah partai yang tidak dikenal maka kejadian ini merupakan suatu peristiwa yang sayang sangat memalukan bagi partai partai didaratan Tionggoan.
Si sastrawan berusia setengah baya Fei Tie setelah berhasil mengalahkan berpuluh puluh orang jago lihay, dengan bangga segera dongakkan kepalanya tertawa seram.
"Menurut berita yang tersiar dalam dunia kangouw, katanya kepandaian silat dari para jago didaratan Tionggoan sangat luar biasa ternyata tidak disangka cuma begini saja"
Dengan langkah lebar ia berjalan kehadapan panggung dimana duduk para panitita penyelenggara, setelah menjura dengan sikap jumawa katanya, "Pertandingan sudah selesai dan cayhe berhasil memenangkan semua pertandingan. harap para panitia penyelenggara suka ambil keputusan." 

Thian Liong Tootiang yang duduk disisi kanan Hay Thian Sin Shu jelas mengetahui maksud kawannya ini mengadakan pertemuan kali ini, terasa lagi ia menoleh ke arahnya.
Waktu itu air muka Hay Thian Sin Shu sudah berubah hijau membesi, sepatah katapun tak diucapkan keluar. sedang Liok lim Sin Ci serta Yen Yen Thaysu pun merasa hatinya sedih.
Pada waktu itu dari atas barak sebelah Timur mendadak berkumandang datang suara bentakan nyaring, "Tunggu sebentar, masih ada satu kali pertandingan yang belum dipertandingkan"
Pek Ih Loo sat bagaikan serentetan cahaya putih meluncur masuk ke tengah kalangan.
Dengan pandangan menghina si Sastrawan Berseruling Emas Fei Tie melirik sekejap ke arahnya.
"Siapakah kau?" tegurnya dingin.
"Pek Ih LOo sat, Hu Siauw-cian dari Teh Leng Kauw!"
"Haa.... haaa.... haaa.... bukankah dari Teh Leng Kauw hanya diikuti oleh seorang manusia she Tan? bagaimana bisa muncul pula seorang she Hu?.... sungguh aneh sekali!"
"Karena ada urusan penting ia tak bisa hadir, nona wakili dirinya apakah tidak boleh?" 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Bayangan Setan (Khu Lung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang