[9] The Real Abiandra

10.9K 986 34
                                    

[WARNING]
adegan kekerasan!

Hati-hati!

   

SUASANA taman di depan sekolah langsung diserbu banyak murid Cakrawala begitu bel tanda akhir belajar-mengajar berbunyi. Berita tantangan itu menyebar dengan cepatnya yang menunjukkan betapa hebohnya ultimatum Dhanu Satya.

Kini mereka berkumpul membentuk lingkaran besar di mana Dhanu sudah berdiri menunggu di tengah-tengah dengan angkuh. Melepas dasi juga kancing teratas kemeja sekolahnya, tidak lupa menyingsingkan bagian lengannya hingga memamerkan otot-otot yang terbentuk di sana.

Wajah sangarnya sudah dihiasi senyum penuh sombong. Sudah merasa gatal ingin segera membalas dendam dan ingin menunjukkan pada lelaki sok kuat itu bahwa ia bisa melakukan lebih dari itu!

...

“Andra, lo mau langsung pulang, 'kan? Pulang bareng gue, yuk!”

Adel yang sudah tidak tenang sejak pertemuan mereka dengan si preman sekolah, hampir tidak pernah melepas tatapan khawatirnya pada Andra yang masih tampak tenang di sebelahnya. Dia terus mengekori Andra sejak keluar dari kelas dan terus membujuk lelaki itu.

“Andra, kita keluar lewat kantin aja, yuk? Di sana 'kan ada pintu belakangnya. Kita keluar lewat sana aja!”

Lagi, Adel tidak digubris oleh Andra yang justru membuatnya semakin panik lantaran Andra berbelok ke lobby sekolah. Adel pun memberanikan diri meraih tangan Andra. Napasnya memburu berkat ketakutannya sendiri.

“Andra, lo nggak boleh nyamperin Dhanu sekarang! Dia itu nggak main-main! Lo bisa babak belur lagi kalau nerima tantangan dia!!”

Andra menumbuk perhatiannya pada Adel yang sudah panik bukan main. Mengangkat sudut bibirnya membentuk senyum separuh. “Gue udah bilang tadi, 'kan? Kalau gue nggak terima dia bakalan anggap gue pengecut.”

“Tapi Dhanu itu terlalu kuat!” Adel menggeleng keras, genggamannya pada tangan Andra semakin mengetat. “Mendingan lo pulang aja sama gue. Itu lebih baik daripada lo ngeladenin cowok nyebelin itu!”

“Lo tuh bawel, ya.” Andra terkekeh pelan. Tidak tanggung-tanggung ia menggerakkan tangan lainnya untuk mendarat di puncak kepala Adel, mengusaknya sampai gadis itu mematung.

Adel yang terpengaruh akan sentuhan sekali lagi dari Andra justru memudahkan Andra untuk melepas genggamannya dan berganti lelaki itu yang menggenggam tangannya, menyalurkan kehangatan asing di sana.

“Gue janji sama lo, kalau gue bakalan baik-baik aja.”

Andra segera melepas genggamannya lalu melanjutkan langkah, meninggalkan Adel yang masih terpana dan bertanding dengan golakan perasaannya saat ini.

Adel berdebar-debar di waktu yang tidak tepat. Usapan di kepala, genggaman tangan, juga ucapan janji itu, sudah keterlaluan untuk perasaan Adel.

Tidak, tidak, tidak!

Adel, kamu harus sadar! Bagaimana pun juga Andra sedang dalam bahaya! Adel harus segera menghentikannya!!

...

Andra menerobos kerumunan para murid Cakrawala yang sudah siap melihat sebuah pertunjukan. Mereka langsung bersorak meremehkan saat ia dengan tenang masuk ke dalam lingkaran massa di mana sang preman sekolah sudah menunggu.

Two People - Nerd and InnocentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang