1

7.4K 229 19
                                    

Kriiiinggg kriiinggg kriiinggg

Suara alarm berbunyi, mengganggu aktivitas seorang gadis yang sedang tertidur. "Ehm... Berisik banget," ucap gadis itu setengah sadar sembari mencari suara yang berisik itu.

Praaangg

Alarm itu terjatuh, meninggalkan suara yang nyaring bersamaan dengan seorang wanita paruh baya yang meneriakinya. "ARAREINITA REMIVA PUTRI! BANGUUUN! INI UDAH JAM 06:05!" 

Wanita itu mencak-mencak melihat putrinya yang masih tertidur pulas  dengan posisi kurang enak dilihat untuk seukuran gadis SMA.

"Iya maah, sebentar lagi. Bangunin Renita sejam lagi yah maah," jawab Renita dengan setengah sadar kepada wanita yang dipanggil mama olehnya. 

Mamanya kembali berteriak. "ASTAGHFIRULLAH, RENITA! KAMU ITU PEREMPUAN! ITU MULUT COBA JANGAN MANGAP. KAMU PEREMPUAAN, CEPETAN BANGUN! APA MAU KAMU MAMA GUYUR?! " Teriak Carolina--ibu Renita memukul bokong Renita.

"Aaaaww MOM, It's hurt ! Ok, ok. Aku bangun."Ucap Renita jengkel, seirama dengan membangunkan badannya namun matanya masih saja tertutup.

"Cepat mandi!  Ini udah jam 6 lewat. Kamu tau sendiri Jakarta gimana, heh?! MACET! Udah ah mama siapkan sarapan dulu. Mama tunggu kamu dibawah. Jam 6:15 kamu harus udah selesai. Mengerti?!"Titah Carolina yang tidak bisa dibantah itu. 

"Hm..." gumam Renita.

"Cepetan Renita!"

"Iya mamaaa..."

Aargh, mimpiku yang indah bersama pria-pria tampan, telah menghilang karena teriakan mama! batin Renita yang tengah jengkel itu.

"Wait, mama said ini udah jam 06 lewat? Emang iya, yah?" Renita bertanya kepada dirinya sendiri, lalu mengecheck handphone-nya. 

"WHAT THE?! Holy CRAP! MOMMY, I'M TOO LATEEEE AAAAARRRRGGGHHH." Panik Renita.

Gubraaak. Karena terburu-buru, Renita dengan kecerobohannya terjatuh dengan kaki yang tersandung oleh jam yang sempat dirusaknya. Renita merintih kesakitan hingga terdengar sampai lantai bawah dimana ibunya sedang berada. Rintihan itu membuat ibunya kembali berteriak dengan nada khawatir.

"Renita kamu kenapa, nak?" Teriak Carolina dari lantai bawah karena khawatir.

"Gak papa, Ma." Balas Renita dengan teriak. Mendengar hal itu Carolina hanya menggelengkan kepala, dan mengusap dadanya karena harus bersabar mempunyai anak yang ngeselin bin ajaib.

Perasaan, waktu hamil dia nggak ngidam aneh-aneh deh. Tapi kok hasilnya begini yah? Batin Carolina terheran-heran.

****

20 menit kemudian

"RENITAA! Kamu lama banget?! Cepetaaan! Mama udah kesiangan , dan kamu juga. Hurry up Honeey!" Teriak Carolina mengingatkan Renita untuk bergerak lebih cepat.

"I know mom. Ini aku udah dibelakang mama," jawab Renita. 

"Nih," ucap Carolina memasukkan sebuah roti ke dalam mulut Renita.

"Kamu makannya di mobil saja. Ayo cepat!" Carolina menggiring Renita. 

Dengan pasrah, Renita digiring oleh Carolina ke dalam mobil, lalu Carolina masuk kedalam mobil dan langsung menancap gas meninggalkan pekarangan rumah.

"Renitaa, harus berapa kali sih mama bilang? Kamu jangan tidur larut malam. Kalau kamu tidurnya larut terus, otak kamu jadi error." "Kamu tau kan blablabla..." nasihat Carolina menghiasi suasana sepanjang perjalanan menuju sekolah 

K.A.VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang