4

3.6K 123 6
                                    

Sudah lebih dari dua jam,  Renita melaksanakan hukumannya menghormati tiang bendera dengan keringat yang sudah membanjiri tubuh dan wajahnya yang cantik itu.

Tiang bendera aja dihormatin, dingertiin. Kamu kapan, Ren? Otak Renita berbicara.

Menunggu si doi, kata hati Renita.

Tapi doinya kagak mau sama kamu, Ren. Nasib-nasib, Renita berdecak tidak suka dengan pemikirannya yang terbilang pesimis.

"Hai Renita," sapa seorang laki-laki yang tidak Renita kenal. Renita membalasnya dengan memutarkan kedua bola mata karena bosan digodain begitu.

"Hai juga," jawab Renita dengan manis padahal dalam hatinya... pengen muntah.

Ah elah, udah nggak mempan main sapa begitu. Ini mah bukannya menghibur malah nambah bosen. Mending kalo si Van atau nggak Kyle. Lah ini? Tipe cowok yang Playboy semua. Jadi makin gerah! keluh batin Renita.

"Renita keringetan?" 

masih nanya lagi, punya mata kagak? Renita ingin menjawab seperti itu, tetapi dia tidak jadi, karena kesannya dia jahat banget. dan akhirnya Renita hanya membalas dengan tersenyum dan mengangguk saja.

"Renita mau aku lap-in nggak?" "Renita mau aku beliin minuman dingin nggak?" "Renita mau aku beli makanan nggak?" "Renita mau aku... blablabla" dan masih banyak lagi tawaran oleh banyak laki-laki yang berlalu lalang. Akan tetapi Renita hanya menjawab ala sekedarnya saja, "Hm" "Ya" "Ah nggak usah kak," "Ah kak jangan begitu, akunya gak enak," dan masih banyak lagi jawaban singkat Renita untuk cowok-cowok yang sedang menggodanya.

Ya allah, jauhkanlah hambamu ini dari upil-upil yang minta dimakan Ya allaaaah, batin Renita sambil berdoa.

Teng Teng Teng

"Alhamdulillah Ya Allaaah. Akhirnya Istiraahaaat. Hayati sudah lelaaah." Renita tersenyum lega."Selesai lah penyiksaan... Selesailah hukumannyaaaa.. Aku terbebas siksaan.. Aku jadi bergembiraa...Aku senaaang...Aku gembiraaa...Wahai semuaaa ... Aku MERDEKAAA.. Aku adalah perempuan setrong.." Ujar Renita sambil menyanyikan lirik lagu yang aneh tetapi nada lagunya dari India yang berjudul Humko Humise Chura Lo.

"Heh!" Seru seorang laki-laki menepuk pundak Renita dengan sangat kencang.

"ADAW! Apaan sih, Vira?! Ganggu gue aja!" kesal Renita sewot, karena laki-laki tersebut mengganggunya. Mendengar nama laki-laki tersebut diganti, laki-laki yang dipanggil Vira itu hanya cemberut.

"Heh, Renita yang cantik tapi idiotnya gak ketulungan. Nama dia Vicky Andara kalii," ucap seorang perempuan manis sambil memutar bola mata.

"Ish, itu kan panggilan sayang gue buat dia. Iya kan Vicky Andara? Atau biasa gue panggil Viraa?" Tanya Renita dengan mengedipkan sebelah mata.

"Apaan sih lu, gue gak kenal lu." Balas cowok tersebut yang bernama Vicky dengan nada merajuk.

"Tuh kan Ren, lu sih! Vicky nya merajukkan, pengen gue peluk deh ah." Ucap perempuan tersebut.

"Ih, gak boleh ambil Pila akuh! Pila hanya milik akuh, You know?! Vasa gak boleh ambil punya akuuuu," kata Renita dengan manja seraya melingkarkan kedua tangannya ke tangan Vicky. Vicky menyeringit jijik dan melepaskan tangan Renita dari tangannya.

"Ish! Nama gue Vania Asya. Dipanggil Vaniaa Renitaa!" kesal perempuan yang bernama Vania itu.

"Whateveh," ujar Renita dengan malas-malasan dan lagi-lagi merangkul tangan Vicky.

"Maap-maap aja, saya mah bukan jomblo ngenes kaya anda. Saya mah masih suci." Ucap Vicky sambil melepaskan tangan Renita.

Renita menghentakkan kakinya kesal, bibirnya dimajukan. Terlihat seperti anak kecil yang sangat menggemaskan. Vania mendelik melihat sikap Renita, lalu berkata "Najis sok-sok imut-imut bangke."

"Makaseh," jutek Renita.

"Yok ah ke kantin, jangan ngerebutin gue mulu," kata Vicky merangkul leher keduanya--Vania dan Renita--Keduanya sontak berekspresi aneh. Vania berekspresi seakan-akan dia mau muntah. Sedangkan, Renita berekspresi seperti orang mau mati tapi harus melalui proses pencabutan nyawa dulu. 

****

Saat sudah di depan kantin, Renita mengedarkan pandangan ke penjualan makanan.

"Lu mau makan apa, Sa?" Tanya Vicky.

"Gue ikut aja lah Ra." Jawab Vania.

"Gue mau makan apa yah? Baso? Ish, nanti gendut pipinya kayak tuh baso. Kalau nasi uduk? Bosen. Kalau.. mie goreng? Ew, enak tapi usus gue wal'afiat. Wahai perut kau mau makan apa, heh?" Renita sedang berbicara dengan perutnya, seakan-akan perutnya itu manusia sambil menepuk perutnya.

"Gue gak nanya Sep, gak nanya!" Seru Vicky.

"Gue gak ngomong sama lu ngek," kesal Renita.

"Terus? Lu ngomong ama siapa?" Tanya Vicky.

"Sama perut yang sekseh ini lah," jawab Renita dengan bangga.

"Si Asep mah suka bego itu," gerutu Vania.

"Apa lu bilang?!" Tanya Renita.

"Si Asep mah bukan bego aja Sa, tapi congek iya," tambah Vicky memanas-manasi Renita.

"Ah kalian berdua, manusia terkampret yang pernah gue kenal. Aah nyesel gue." kesal Renita.

"Kampret tapi sayang, HAHAHAHAHHA." Balas mereka--Vania dan Vicky--dengan tawa yang menggelegar, dan Renita hanya bisa cemberut lagi.

"Hhhh.. Aku mah apa atuh, selalu salah di mata kalian. Udah ah gue mesen minuman aja, gue gak mau makan," ucap Renita merajuk.

"Lah? Kenapa lu?!" Tanya Vicky. Renita melihat ekspresi Vira sekilas ada kekhawatiran, tetapi ia ubah menjadi biasa lagi.

"LU SAKIT REN?" Tanya Vania dengan khawatir. 

Renita hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya itu khawatir lalu berkata "Gue gak papa, gue cuman males makan aja.".

"Tumben." Balas Vicky menaikkan sebelah alis, namun ekspresinya seakan-akan serius.

"Tumben? Tumben gimana maksud lu?" Tanya Renita dengan wajah serius mengikuti ekspresi Vira.

"Tumben aja, biasanyakan lu makan 2 porsi atau nggak 2 setengah porsi. Tapi sekarang? Lu nggak makan? Lu diet Sep?" tanya Vicky.

"KAMBING, OGAH GUE DIET. Gue udah kurus, montok, dan tubuh yang cemiwiw begini harus diet? Apa kata malaikat maut, heh?" Vania hanya memutar bola mata melihat reaksi Renita yang terlalu berlebihan.

"Ah kalian...

"KALAU ADU DEBAT BEGINI, KAPAN SELESAI ? PERUT GUE UDAH MENGGONGGONG INI!" Teriak Vania.

"Menggonggong? Emang perut lu bisa bunyi Sa?" tanya Vicky balik.

"Bisa!" Jawab Vania

"Ah, Ngibul!" Seru Renita tidak percaya.

"Dih?! Nih gue buktiin. 1...2..tig.." Saat ingin menghitung ke tiga suara perut Vania menggonggong.

kruk kruuukk kruuukk kruuyukk kruuuk kruuuk rrrrr kruukkk guk guk guk *lah ?

"BUAHAHAHAHAHHAHAHA, udah ah capek. Sono lu berdua beli makanan, gue yang cari tempat." Perintah Renita setelah tertawa langsung berekspresi datar. Vania dan Vicky melihat peruhaban Renita hanya bisa menatap Renita datar dan langsung pergi.

****

HY ! GUYS ! MAAFKAN AUTHOR YANG SEKSEH INI BARU NGEUPDATE, AUTHOR BARU AJA SELESAI UTS YEAY !

Renita : "Gak nanya thor gak nanya" BICIK KAMU AH.

DEMI APAPUN MAAPIN AUTHOR YEEE.

VINO : "GAK ADA KATA MAAP UNTUK MU MAK"

GUE KUTUK LU JADI KAMBING KETIMPA SEMAK RUMPUT.

XOXO FROM ME :* SALAM HANGAT

K.A.VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang