EPS 10

18.5K 565 0
                                    

Matahari bangkit dari peristirahatannya menggantikan bulan. Senyuman hangat menyambut gadis itu. Senyuman dari orang yang membuatnya mendapatkan first kiss. Ya, Randy. Randy kekamar tamu yang ditempati Asya, membangunkannya untuk sarapan.

"Entar aja kak, Asya masih ngantuk"

"Asya, bangun atau kau mau kena hujan, hah?"

Asya mengabaikan ancaman Randy. Asya berfikir Randy hanya bercanda. Dia membalikkan tubuhnya dan membelakangi Randy. Menutup mata lalu ingin kembali ke mimpi indahnya.
Tiba-tiba, tetesan tetesan air jatuh kewajahnya yang sontak membuatnya terbangun. Dengan wajah kesalnya Asya mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Apaan sih kak, ngga perlu pake disiram juga kali"

"Ya itu resikonya kalau kamu malas bangun pagi. Ayo, buruan, cuci muka trus sarapan bareng mama sama papa" Asya menganggukkan kepalanya. Randy meninggalkan kamar itu dan menuju ruang makan.

****

"Morning om, tante"

"Morning Asya" balas papa Randy sambil tersenyum ramah.

"Asya, jangan manggil tante sama om dong, panggil mama sama papa aja. Lagian kalian kan udah tunangan dan tak lama lagi menikah, jadi tante juga akan jadi mama kamu" kata mama Randy sambil melirik kearahnya.

"Hehehe, baiklah tan-- eh, mama"

"Ayo, sini, kita sarapan dulu"

***
Setelah sarapan, Asya kembali kekamar dan mengemasi barang-barangnya. Ia akan kembali kerumahnya.

Tok tok tok

"Ya? Masuk" Asya yg tengah sibuk merapikan barangnya disebuah tas kecil tidak melihat siapa yang telah mengetuk pintu, ia langsung saja memperbolehkan orang itu masuk.

Segera pelukan hangat seseorang dari belakang. Dadanya yang kotak mendarat dipunggung Asya.

"Udah mau pulang ya, my Bear" kata Randy.

"Bear? Ish, kakak pikir aku beruang apa, aku tuh gak gendut, dan lagi pula beruang itu kan ganas"

"Hahaha, kamu pikir kamu gak gendut ya, ini pipi udah kayak bakpau masih ajaa dibilang gak gendut" Randy terus mencubit pipi kiri Asya.

"Ssshhh aah, sakit tau, coba kakak yang dicubit, ha" Asya yang kesal berbalik mencubit Randy.

"Aaww, iya-iya, kakak minta maaf" Randy mengelus-elus pipinya yang nampak merah.

Asya tersenyum sambil tertawa kecil melihat Randy yang kesakitan. Setelah itu, ia berbalik menutup tasnya lalu berjalan keluar kamar. Randy mengekori Asya.

"Sya, kakak antar kamu pulang ya"

"Ngga usah kak, Dion bilang dia mau jemput aku, sekalian bantuin aku buat ngerjain tugas yang ketinggalan"

"Hmm, baiklah, tapi kamu hati-hati ya"

Suara klakson mobil terdengar dari luar gerbang. Nampaklah sebuah mobil sport berwarna merah milik Dion.

"Kak, kayaknya Dion udah nyampe, aku pulang dulu ya" sambil menggendong tas yang berisikan baju-bajunya, Asya keluar dari kamar yang ia tempati tidur semalam itu.

Didepan pintu rumah Randy telah berdiri Dion yang memakai celana jeans sebatas lutut dengan baju kaos biru tuanya itu. Asya berpamitan dengan orang tua Randy dan pulang kerumahnya dengan Dion. Setelah itu, Asya kembali bersiap-siap untuk ke kedai teh Dion dengan beberapa buku ditasnya.

"Dion, emang sehari gue gak dateng tugasnya udah numpuk gitu?" kata Asya yang sedang dalam perjalanan ke kedai teh bersama Dion.

"Emang kamu pikir mapel sehari tuh berapa? Ada 4 mapel kemarin, dan pr yang dikasih sama Mam itu harus dikumpul besok"

Doctor (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang