Eps 08 : Dion

18.2K 607 1
                                    

Asya HILANG!!!

'Apa yang harus aku lakukan? Sebentar lagi kita akan bertunangan, tapi kenapa hal ini harus terjadi? Momen penting ini sedang terancam batal karena Vanya' pikir Randy sambil mengutuk Vanya.

Randy memutar balikkan otaknya Mencari Asya yang keberadaannya entah dimana. Sudah hampir pukul 3 sore dan dia masih belum menemukan Asya. Dia hampir putus asa. Dia pun kembali pulang menuju rumahnya. Rasa bersalah, sedih, dan marah memenuhi hatinya.

Setelah sampai dirumahnya, betapa terkejutnya Randy ketika melihat Asya yang telah kembali. Asya sedang duduk disofa sambil memainkan handphone miliknya. Asya berada diruang keluarganya. Diruangan itu hanya ada mereka berdua. Randy mendekati Asya.

"Kamu kemana aja sih Sya, kakak tuh khawatir sama kamu. Coba kalau terjadi sesuatu sama kamu? Apa kamu tidak memikirkan perasaan kakak?" Randy berdiri dihadapan Asya. Memegang bahu Asya dengan erat, dan mecoba membuat Asya menatap matanya.

Asya bangkit dari duduknya. Melepasakan pegangan Randy dari bahunya, lalu berjalan melewatinya tanpa sepatah kata pun. Asya bahkan tidak menatap Randy. Randy sangat kesal melihat kelakuan Asya.

"Hei Asya!!! Perhatikan jika seseorang berbicara padamu!!!" Randy meninggikan nada suaranya.

"Kak, biarkan aku sendiri dulu" kata-kata Asya terdengar sangat tertekan. Ia seperti sedang mengalami stres.

"Asya, aku bisa jelaskan semuanya. Vanya itu hanya..."

"Udahlah kak, tidak ada yang perlu kakak jelasin, apa yang kulihat tadi, semuanya sudah jelas. Dan mungkin pertunangan ini hanyalah sebuah perjanjian antara kita." Asya menengok sedikit kearah Randy tapi masih tidak menatapnya.

Randy ingin berteriak menjelaskan semuanya pada Asya. Tapi ia tidak ingin jika keluarga mereka tau mereka sedang bertengkar. Randy memendam semua itu, memendam pernyataan sebenarnya. Rasa bersalahnya semakin bertambah saat punggung Asya hilang dari hadapannya memasuki kamar mamanya, tante Desi.

Asya POV

Aku memasuki kamar tante Desi. Kamar tante digunakan untuk kamar riasku. Ku duduk di tempat tidur tante yang berukuran lumayan besar sambil memikirkan apa yang telah terjadi.

'Apa kak Randy menerima pertunangan ini karena paksaan orang tuanya? Atau karena dia hanya mengasihani kondisi ku yang menderita penyakit kardiomiopati hipertrofik*? Tapi untuk apa dia menyembunyikan pacarnya?' batinku semakin tersiksa memikirkan itu semua. Air mata ini tak dapat ditahan lagi. Menangis sambil memeluk guling yang ada disebelahku.

'Tidak Asya! Jangan menangis! Kau harus segera bersiap-siap. Walau kau membenci kak Randy, kau harus melakukan pertunangan ini untuk menyenangkan orang tua mu. Ya! Ini hanya untuk Mami dan papi!' menguatkan diri, hanya itu pilihan kedua selain pasrah dan berdiam diri.

Flashback

Setelah meninggalkan kak Randy di pantai tadi bersama pacarnya, aku naik taksi. Dengan tujuan entah kemana. Rasa bimbang meliputi diriku. Aku ingin kerumah sakit menemui Cahyani, tapi aku takut mengganggunya. Untung aku tau suatu tempat dimana orang orang terdekatku tidak akan tau aku disana. Saat itu, aku mengarahkan supir ke sebuah kedai teh yang letaknya agak jauh dari pantai. Setelah sampai dikedai yang kutuju, kuturun dari taksi, untungnya saat itu aku membawa tas kecil berwarna pink kesukaanku dengan beberapa lembar uang seratus ribu didalamnya. Setelah membayar taksi, aku masuk kedalam kedai.

"Ah, hai Asya!" sapaan itu terdengar saat aku ingin duduk. Seorang pria dengan berpakaian rapi mendekatiku.
Wajahnya sudah familiar bagiku. Dia teman sekelasku, Dion. Dikelas dia adalah anak yang baik, dia juga ketua kelasku. Pada usia mudanya, dia sudah membuka kedai sendiri dan ingin menghasilkan uang dengan usahanya sendiri.Tampan? Hmm, ia memang tampan. Tapi tetap dia hanya sebatas teman biasa bagiku.

Doctor (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang