Pertemuan

477 6 0
                                    

Arleta memasuki mobil hitam yang terparkir di depan rumah sakit, arleta menatap sendu jalanan yang ia lewati. Nyonya arlangga yang sedang mengelus rambut leta tiba-tiba memeluknya dan menangis. Nyonya arlangga menyesal dengan semua kejadian yang dialami leta, kebahagiaan leta yang masih dini terengut oleh takdir. Tapi dia berjanji akan selalu ada untuk leta dan kakaknya, dia teringat kakak leta yang terbaring di rumah sakit,  kemungkinan dia untuk hidup hanya 10 % itulah kata dokter tadi, semoga tuhan tidak memgambil satu-satunya keluarga yang dimilikinya, doanya dalam hati.
___
Leta terbangun ketika nyonya arlangga menepuk pipinya lembut, selama perjalanan leta tertidur, dia lelah akan semua kejadian yang terjadi tiba-tiba dan menguras seluruh emosi yang di rasakannya. Dengan mengerjapkan mata leta mulai melihat sebuah gerbang besar yang dia masuki, sebuah taman yang temaram di hiasi lampu-lampu yang sangat cantik, taman itu sangat luas, dan di tengahnya mulai kelihatan rumah keluarga arlangga yang sangat besar. Rumah itu lebih terlihat seperti istana dari pada sebuah rumah, gumam leta. Rumah itu merupakan salah satu rumah impiannya di masa depan, rumah itu di bingkai sedemikian rupa, berwarna campuran antara warna emas dan gading, warna yang sangat di sukai leta. Leta turun dari mobil, lalu mengamati hunian yang elok itu, arleta merasa sedang di pandangi, arleta menyapukan pandangan di sekitarnya dan saat menengok ke atas balkon lantai dua arleta melihat seorang lelaki, arleta menatap lelaki yang sedikit tertutup bayang-bayang, dia bersandar pada pagar, lalu arleta melihat senyum sinis lelaki itu, arleta bingung kenapa lelaki itu terlihat membencinya. Padahal dia tidak mengenal lelaki tersebut.
Tuan arlangga mengikuti arah pandangan leta dan bertatapan dengan erland dalam sekejap, erland lalu menghilang ke dalam rumah.
"aku tidak mau gadis itu dan kakaknya ada di dalam rumah ini pa, mereka bukan siapa-siapa bagi kita, apa perduli papa terhadap keluarganya, ayahnya hanya salah satu  karyawan kepercayaan papa tidak lebih,  sebenarnya cukup hanya memberi pesangon yang besar untuk anak itu pa".
"Keputusan papa sudah final erland, dan tidak bisa kamu rubah".
Perkataan ayahnya yang tegas membuat erland muak, dia tahu bahwa ayahnya sama keras kepala seperti dirinya. Dia lalu meninggalkan ayahnya dari ruangan itu.

____
E

rland turun untuk makan malam dengan kedua orang tuanya, saat dia tengah duduk arleta datang ke ruangan itu dalam gandengan ibunya, erland menilai arleta penuh selidik menatap pakaian arleta yang sederhana dan rambutnya hanya di ikat kebelakang. Sungguh wanita yang biasa-biasa saja dan tidak menarik, gadis itu pasti berpura-pura sangat sedih untuk menarik perhatian kedua orang tuaku, dia hanya seorang anak angkat, dia takkan bisa mengganti posisi ku ataupun merebut kasih sayangku karena memang tidak ada kasih sayang dalam keluarga ini. Kedua orangtuanya kerap pergi ke luar kota mengurus bisnis mereka masing-masing, bahkan sejak sd pun raport nilai erland hanya di ambilkan oleh tukang kebun rumah, sungguh ironis memiliki segalanya tapi sebenarnya sangat miskin akan kasih sayang. Mata sendu dan pipi yang sedikit tembam, erland menilai bahwa selama ini pasti dia sangat di manja oleh kedua orang tuanya, erland terbangun dari lamunanya ketika gadis itu tersenyum cerah ke arahnya, arleta tersenyum seperti tidak pernah mengalami kesedihan sama sekali, dia berjalan ke arah erland dan mengulurkan tangannya "kak erland, nama ku arleta, aku kelas satu sma kak, umurku 15 tahun, aku harap aku tidak merepotkan kak erland karena kata tante mulai sekarang aku akan tinggal bersama kak erland di rumah ini"  erland mengalihkan pandangannya dan berjalan keluar dari ruang makan, arleta diam membeku karena niat baiknya di abaikan oleh erland.
"Jangan di pikirkan arleta, erland memang seperti itu" tuan arlangga berusaha menghibur arleta yang di abaikan, "tidak papa om, mungkin kak erland sedang sibuk" tuan arlangga tersenyum lalu mempersilahkan arleta makan, dan selama makan malam itu berlangsung terdengar canda tawa dari tuan arlangga dan isterinya yang menanyakan apa saja yang di sukai atau yang tidak di sukai arleta.

Cinta ArletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang