Hari Pernikahan

203 2 0
                                    

Leta bangun dengan sakit kepala yang berdentam-dentam. Lalu melihat senyum sang kakak di sampingnya, lena menyentuh lembut dahi leta. "Gimana dek? Masih sakit ngga. Kamu kemarin kenapa? Kita ke dokter yuk?

Lena lalu menggelengkan kepala dan tersadar bahwa ada perban di keningnya.
"Ngga mau, leta ngga papa kak. Kak kenapa dahi leta di plester? Leta bertanya dengan polos kepada kakaknya.

"Lho... emang kamu ngga inget dek? Erland nemuin kamu pingsan di tangga darurat"

Leta mencoba mengingat dan nihil, tapi dia berpura-pura ingat.
"Ehhh... iya kak, kemarin leta mau olahraga lewat tangga. Itung-itung olahraga biar ngga ndut tapi leta malah kepleset"  jawab leta sambil cengigisan.

"Ya udah lain kali ati-ati dek"

"Sip kaka..."

___
Leta memandang dirinya di cermin. Merasa bahwa yang terjadi saat ini hanyalah mimpi belaka. Dia lalu mencubit sedikit pipinya.

"Aww... sakit"

Ternyata bukan mimpi, leta lalu tersenyum mengingat sikap erland saat leta berterimakasih padanya dan dia menasehati agar lain kali leta hati-hati.

Leta tidak perduli saat nasehat itu di ucapkan erland dengan ketus.
Itu adalah kali pertama erland memberi perhatian padanya.
Pipi leta bersemu merah lalu pergi menuju toilet di gedung tersebut.

Leta menghentikan langkahnya dan melihat erland yang sedang mencekal tangan rosa.
Buru-buru leta bersembunyi menekan dirinya ke tembok.

"Aku ngga bisa ngelanjutin semua ini. Aku hanya cinta sama kamu ros, kumohon beri aku kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki hubungan kita dan memulai lagi dari awal"

"Maaf land. Hubungan kita hanya masa lalu yang sangat indah. Hubungan kita tidak bisa di bangun dari awal lagi, orang tuaku tak pernah menyetujui hubungan kita" rosa mencoba menenangkan erland yang terlihat gelisah.

Rosa memeluk erland "terimalah arleta menjadi pandampingmu, dia wanita yang baik erland"

Erland terlihat mematung dan gusar.

Leta tidak tahan mendengar semua ini. Laki-laki yang akan bersanding dengannya mencintai wanita lain,  Leta tidak memiliki harapan lagi untuk memiliki hati erland.

"Kak erland kak ros... "

Erland dan rosa kaget melihat arleta yang ternyata berada di ruang itu.

"Kalian jangan putus asa, kalian harus berjuang kak" leta lalu pergi entah kemana dan kembali lagi membawa kebaya pernikahan.

"Menikahlah dengan kak erland kak, dia sangat mencintaimu" pinta arleta pada rosa. 

"Kak pakai baju ini"

Rosa memandang takjub kebaya pernikahan putih yang diberikan leta padanya.

"Tadi tante mbawain dua baju buatku. Pasti cocok kak"

Erland dan rosa saling menatap dan mengerti niat arleta dan rosa akhirnya menerima baju itu dan pergi keruang ganti.

"Leta... aku ngga tau mesti ngomong apa ke kamu" erland menatap arleta dan dia mulai menyadari bahwa arleta wanita yang cantik. Tatapan mata sayup bidadari dan mulut yang melengkung manis, kemana saja dirinya hingga tak mampu melihat kecantikan yang dapat memghipnotis itu.

Leta menatap erland dengan mata yang berkaca-kaca "pergilah kak... raih kebahagiaanmu"

Erland teringat kata cinta dari arleta saat arleta mengigau. Arleta berkorban besar untuknya dan erland tiba-tiba merasa bingung dengan hatinya.

"Kak sana jemput kak ros, dia pasti udah siap"  leta berusaha memberikan senyum untuk erland walaupun hatinya menangis.

Erland langsung menuju ruang ganti dan menunggu, semua terasa aneh bahkan ketika erland mengetuk pintu tidak ada sahutan dari dalam. 

Erland lalu membuka pintu yang ternyata tidak dikunci, erland melihat baju pengantin beserta sebuah surat.

"Erland... masihkah kau meragukan kebaikan hatinya? Masihkah kau menganggap bahwa dia wanita biasa? Percayalah padaku bahwa arleta adalah wanita yang luar biasa. Suatu saat kebaikannya akan mampu membuatmu jatuh cinta, berikan waktu untuknya... setiap wanita dapat melihat dengan jelas binar cintanya untukmu. Percayailah cintanya.... "

By: rosa

Erland lalu merenung mengusap wajah,
Leta yang ternyata sudah ada di pintu menghampirinya.

"Kak kenapa... " leta memandang erland yang terlihat sedih.

Secara spontan erland memeluk leta. Leta yang dipeluk seperti tersedot dalam kesedihan yang erland rasakan, arleta mengusap bahunya menenangkan.

Arleta hanya mampu diam, membiarkan erland tenang lebih dulu.

Lama suasana menjadi sunyi dan mereka tersadar ketika ibu erland memasuki ruangan itu.

"Kalian udah siap, penghulu sudah menunggu"

Nyonya arlangga melihat erland dan arleta yang sedang saling menatap, dalam sesaat nyonya arlangga ikut terserap dalam ruangan yang penuh cinta itu.

Nyonya arlangga tau bahwa arleta mencintai erland, dan nyonya arlangga bersyukur karena erland akan menikah dengan wanita yang benar-benar mencintainya.

Cinta ArletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang