Hamil

326 2 0
                                    

Leta mengerjapkan mata berusaha memfokuskan pandangan melihat nuansa kamarnya yang berwarna gold. Dia berusaha mengingat kembali apa yang telah terjadi. Di sebelahnya sudah ada arlena beserta tuan dan nyonya arlangga.
Sang kakak langsung memeluknya dan leta merasakan bahu kakaknya bergetar. Leta tau kakaknya sedang menangis karena bahunya yang telanjang merasakan cairan hangat yang menetes. Leta mengusap rambut halus kakaknya dan bertanya-tanya apa yang membuat sang kakak sangat sedih.

"Kak... kakak udah janji ma leta buat belajar ngga akan nangis lagi apapun yang terjadi. Kakak harus ingat bahwa setiap kakak nangis leta juga akan ikut nangis untuk kaka"

"Kamu hamil dek... usia kehamilan kamu baru 1 minggu. Tapi kata dokter itu berakibat buruk bagi tubuh kamu"

Tanggan leta yang semula sedang mengelus rambut kakaknya membeku, arleta syok karena kejadian malam itu... kejadian yang tidak ia harapkan telah membuahkan seorang bayi.

"Leta lena... tante mohon tetaplah tinggal disini, dengan begini tante juga akan berusaha ikut menjaga leta. Siapa lelaki itu leta, tante dan om akan minta pertanggung jawaban atas tindakan yang sudah dia lakukan sama kamu"

Leta bingung atas pertanyaan nyonya arlangga, leta tidak tega jika harus mengatakan yang sebenarnya. Bahwa bayi ini bayi erland, cucu keluarga arlangga.

Arleta diam dan tidak mau menjawabnya lalu terdengar suara erland dari arah pintu yang terbuka.

"Biarkan arleta menikah dengan erland pa, itu untuk menghindari gosip yang nantinya akan beredar. Karena dari semula erland memang telah bertunangan dengan lena, tetapi lena berubah fikiran. Toh papa sama mama juga akan mendapatkan seorang menantu yang kalian harapkan"

Ayahnya kaget mendengar perkataan erland tapi tidak cepat-cepat mengambil keputusan untuk permasalahan ini. Ayahnya mempertimbangkan arleta, apakah nantinya atleta akan bahagia bersanding dengan erland yang sangat dingin.

"Papa dan mama akan mempertimbangkanya erland, tapi untuk sementara waktu kita tidak bisa mengambil keputusan"

Kamar leta lalu hening, tuan dan nyonya arlangga meninggalkan kamar, kakaknya meremas tangan leta berusaha tetap berada di sampingnya sampai erland menatap tajam padanya meminta privasi untuknya dan leta.

Arlena lalu menghela nafas lelah "hanya sebentar, jika kau membuatnya sedih akan ku pastikan nanti kau akan menyesal erland"
Kata arlena sambil menutup pintu dengan keras meninggalkan arleta dengan erland di kamar yang penuh aura permusuhan itu.

Cinta ArletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang