Hampa

190 2 0
                                    

Arleta memandang kosong ke jendela rumah sakit, setelah menyadari bahwa karena dirinya tuan arlangga memutuskan mengirim erland sekolah di luar negeri. Saat arleta berusaha memejamkan mata tapi tak pernah benar-benar bisa tidur,  arleta mendengar nyonya dan tuan arlangga yang sedang mengobrol "tidakkah keterlaluan kau mengirim erland ke luar negeri sayang, dia terlihat menyesal dengan apa yang dia lakukan pada leta. Kita bahkan tidak mengantarkannya ke bandara tadi, bagaimana jika kau merubah kepustusanmu dan meminta erland kembali". Bujuk nyonya arlangga kepada suaminya "tidak, keputusan kita sudah  benar. Erland harus belajar untuk menerima arleta karena suatu saat leta akan menjadi bagian dari keluarga kita. Dia akan akan menikah dengan arlena, dan menjadi kakak ipar bagi leta. kita harus membiarkannya belajar mandiri karena dia lah yang nantinya akan mewarisi seluruh perusahaan arlangga" arleta semakin teriris mendengar ucapan tuan arlangga, tuan arlangga akan menjodohkan arlena dengan erland "segeralah bangun kak, ajak kak erland kembali. Aku rela jika orang yang ku cintai akhirnya bersama dengan orang yang paling kusayangi".
___
"Brengsek, gadis itu benar-benar telah merebut hati orang tuaku. Orang tua ku lebih memilih mengasingkan ku agar aku tidak lagi berbuat kasar pada gadis itu. Liat saja suatu saat kau akan merasakan sakit seperti apa yang aku rasakan saat ini wanita jalang"

___
Arleta hendak memakan makanan rumah sakit itu, tapi kemudian pintu itu terbuka dan nyonya arlangga masuk. "Arleta, arlena sudah sadar". Arleta lalu turun dari ranjang dan terburu-buru karena ingin melihat kakaknya lagi.
Arleta memegang tangan kakaknya itu, kenyataan berbeda jauh dengan harapan. Arleta berharap kakaknya sembuh dan kembali bisa tersenyum bersamanya, tapi yang arleta lihat tak lebih dan tak ubah kakaknya berubah seperti patung. Bernafas dan hidup dengan tatapan kosong seolah tidak ada lagi kehidupan untuknya. "Kaka, leta mohon sadarlah kak. Kakak jangan buat leta takut. Kaka..." arleta menangis tapi tetap tersenyum kepada kakaknya. Kakaknya berkedip dan setetes air mata jatuh, leta menghapus air mata dan terus menerus berdoa.
___

Cinta ArletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang