The Plan

107K 4.8K 30
                                    

Nata POV.

Satu minggu berlalu, aku baru pulang dinas dari Singapura, sangat melelahkan mengingat disana aku asik berlibur dengan Bima karena kami merasa suntuk untuk cepat-cepat kembali ke Jakarta. Untung saja atasan kami mengerti dan memberikan kami libur beberapa hari.

Sesampainya di rumah aku langsung disambut mom dan dad. Haah entahlah aku mencium hal yang tidak mengenakan sekarang.

"Welcome home darling, are you tired?" sapa mom ramah sembari memelukku.

"Um, just a little bit mom, I'm okay" Jawabku sekenanya.

"Nat besok kamu pergi ke rumah om Frans ya, ajak Alana pergi untuk membeli cincin tunangan kalian, dan besok juga kalian harus fitting pakaian untuk dipakai di acara tunangan kalian minggu depan" Ujar dad secara langsung tanpa melihat kearahku dan berlalu meninggalkan aku dan mom yang masih kaget dengan pernyataan dad.

"Mom, seriously?? But I am not ready for this, menurutku ini terlalu cepat mom." Lirihku

"I'm sorry darl, I can't push your dad about that." Jawab mom lirih sambil memelukku, merasa prihatin dengan keadaanku.

"It's ok mom, it's ok." Ok di ucapan belum berarti ok di hati kan?

Alana POV.

aku tidak mengerti dengan sikap papi, dia yang dari awal menyuruhku untuk bekerja di perusahaannya, tapi setelah aku pulang liburan kemarin papi menyuruhku untuk tidak bekerja hari ini. Padahal aku yakin pekerjaanku sudah menumpuk di kantor, ayolah pi apa papi tega melihan aku mati tertimbun oleh pekerjaanku sendiri yang sudah menumpuk?

"Al kamu ga usah berangkat ke kantor hari ini, kamu libur aja" ujar papi seraya menesap teh madunya saat sarapan.

"Loh kenapa pi? Al kan baru pulang liburan dan pasti banyak banget kerjaan Al yang tertunda pi" Jawabku sedikit merengek.

"Ga usah sweetheart, nanti Nata akan datang menjemput kamu. Kalian harus pergi mencari cicin tunangan dan fitting baju yang akan kalian kenakan untuk acara pertunangan kalian" Jawab mami santai sambil mengolesi roti gantumnya dengan selai.

"Apa?" Mulutku menganga dan mataku melolot nyaris keluar mendengar pernyataan dari mami.

"Cieee yang sebentar lagi jadi isteri orang." Ledek kak Daniel padaku, tapi lebih terdengar seperti sebuah penghinaan untukku.

Aku pun pergi meninggalkan meja makan tidak percaya dengan apa yang baru mami katakan, dan aku izin untuk masuk ke kamar lagi dengan alasan 'bersiap' jika nanti Nata datang.

***

Jam menunjukkan pukul 11 siang, dan mobil Nata sudah terparkir di depan rumah keluarga Hutama. Ia langsung masuk ke halaman rumah dan memencet bel, dan pintu pun segera dibuka oleh pembantu sang pemilik rumah.

"Alananya ada bi?" Tanya Nata sopan pada bi Inah.

"Ada den, tunggu sebentar ya bibi panggilkan dulu non Alananya" Sahut wanita paruh baya itu seraya menyuruh Nata untuk duduk di ruang tamu dan meninggalkannya sendiri.

"Eh ada Nata, sejak kapan dateng?" Sapa Elina pada Nata.

"Baru aja kok tante, aku hari ini mau ajak Alana pergi mencari cincin dan sekalian fitting buat pertunangan kita tante, boleh kan?" Pinta Nata sangat sopan.

"Jangan panggil tante, panggil mami aja yaaa. Gini-gini kan nanti kamu juga akan menikah sama Alana dan otomatis kamu akan jadi anak Mami juga. Oiya mami udah dikasih tau sama mom kamu kalo hari ini kamu akan datang, mami senang sekali Nat, tunggu aja ya Alana sebentar lagi juga turun" Ujar Elina riang kepada Nata.

I Love You, Captain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang