Nata POV.
Sore ini aku baru sampai di depan pintu apartment-ku saat kudengar ada dua orang wanita sedang berbicara. Aku mengenali suara itu, itu adalah Suara Alana yang entah mengapa terdengar semakin lama semakin meninggi dan lebih terdengar seperti teriakkan seperti sedang mencaci.
Aku menahan diri untuk menerobos masuk ke dalam, lebih memilih mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan.
"Percuma lo teriak-teriak kaya gitu ke gue. Gue ga akan pernah takut sama lo apalagi sama cacian kacangan lo itu." Astaga itu seperti suara... Ah tidak mungkin wanita itu berani menampakkan diri di hadapan Alana lagi.
"Gue minta lo keluar sekarang juga dari apartment gue dan jangan pernah lo nampakin diri lo lagi dih adapan gue dan suami gue." Kali ini Alana yang berbicara dengan nada tingginya.
"Apa? Ga salah? Ini tuh apartment Nata. Lo disini Cuma numpang, jangan mentang-mentang lo udah sah jadi istrinya lo jadi mengakui apapun yang dimili Nata. Gue ga rela!" Teriak wanita itu tak kalah meningginya.
Rosa? Untuk apa dia disini? Ternyata benar, Rosa yang sedari tadi beradu mulut dengan Alana.
"Emang gue udah jadi istrinya dan gue berhak atas semua yang berhubungan dengan Nata dan begitupun sebaliknya. Dan asal lo tau, lo ga akan pernah dapetin Nata dengan segala cara licik lo itu. karena apa? Karena sekarang gue sedang mengandung anak Nata. Buah cinta kita berdua!" Alana kembali meninggikan suaranya.
"What? Jadi lo lagi hamil? Oh ga nyangka ternyata lo bisa selicik itu untuk mengikat Nata." Terdengar suara Rosa merendah.
"Jangan setuh-sentuh anak gue! Gue ga sudi anak gue disentuh sama ular kaya lo!" Apa? Beraninya Rosa menyentuh anakku. Tidak akan aku biarkan.
"Lo lemah. Lo ga pantes dapetin ini semua. Harusnya ini semua punya gue. Harusnya Nata punya gue dan harusnya anak ini juga punya gue!" Teriakkan Rosa terdengar sangat histeris.
Brug. Suara apa itu? seperti ada yang terjatuh.
"AWW! AAAHHHHHH!!" Astaga itu teriakkan Alana. dengan cepat aku langsung membuka pintu yang daritadi menjadi tempat persembunyianku. Dan betapa terkejutnya saat aku menemukan Alana jatuh terjerembab di lantai. Dan DARAH?! Yah aku yakin itu adalah darah.
Aku langusung menghampirinya yan terlihat sedang menangis dan kesakitan.
"LO?!! BRENGSEK! APA YANG LO PERBUAT KE ISTRI DAN CALON ANAK GUE??!!" Teriakku frustasi pada wanita berbisa ini.
Dan ia hanya menatapku dengan tatapan datarnya. Dasar gila, dia masih bisa terlihat tenang saat semua yang dia lakuin ke Alana.
"Aku Cuma ga mau dia manfaatin kamu dan mengikat kamu dengan embel-embel anak. Siapa tau aja itu anak dari pria lain. Bukan anak kamu Nat." Sahut Rosa dengan suara yang dibuat-buat manja, dan menggelayuti lenganku.
Sementara Alana masih menangis dan kesakitan dengan darah yang terus keluar dari balik roknya.
"Brengsek! Kenapa lo bisa ngomong kaya gitu. Jelas-jelas itu adalah anak gue karena gue yang ngelakuinnya bersama Alana. Dan Alana bukan perempuan murahan kaya lo yang bisa sembarangan tidur dengan orang lain! Gue udah kehabisan kesabaran sekarang. Dan gue mau LO KELUAR SEKARANG DARI RUMAH GUE!!" Bentakku akhirnya pada wanita itu sambil menghentakkan genggaman tangannya membuat dia tersungkur di lantai dan sepertinya ia kaget dengan perlakuanku padanya.
"Nat ini belum selesai!" Teriaknya dan akhirnya ia keluar dari apartmentku.
"IN YOUR DREAM!" Balasku saat ia pergi.
"Al, Al kita ke dokter sekarang ya sayang. Darah kamu ga berenti-berenti." Ujarku langsung menggendong Alana dan membawanya pergi.
"Nat, Nata... Sakit" Lirihnya saat kami sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Captain (COMPLETED)
RomanceWARNING!!! BEBERAPA BAGIAN PADA CERITA INI DI PRIVATE SECARA ACAK KARENA ADA ALASAN TERTENTU. Silahkan FOLLOW aku terlebih dahulu untuk mendapat part lengkapnya. Maaf untuk ketidak nyamanannya hehehe. Cerita masih acak-acakan (maklum pertama kali)...