Nata POV
Ga terasa, bulan ini kandungan Alana memasuki bulan ke lima. Seneng? Pastinya. Itu artinya sampe sekarang keadaan Alana sangatlah baik untuk kembali mengandung setelah kandungannya yang pertama mengalami keguguran.
Sekarang aku lagi kembali disibukkan oleh aktivitas kantor yang tidak ada habisnya. Entah mengapa semakin kesini semakin jenuh aja bawaannya.
Ku tutup semua file-file yang menyangkut masalah pekerjaan yang ada di atas meja dan memutuskan untuk memejamkan mata sesaat.
Tok tok tok
Seketika mataku yang terpejam langsung terbuka mendengar suara ketukan pintu.
“Masuk.” Perintahku.
“Maaf Pak, ada seseorang yang ingin menemui anda. Katanya penting.” Ujar sekretarisku.
“Oh siapa? Persilakan beliau masuk.” Ucapku selanjutnya sambil merapikan dasi dan jas yang kupakai.
“Baik Pak.”
Tak lama datang lah orang yang dimaksud oleh sekretarisku. Aku sedikit terkejut melihatnya.
“Selamat siang Nata.” Sapa pria itu ramah.
“Astaga, selamat siang Captain Rasyad. Silakan duduk Capt. Ya ampun saya ga nyangka Captain akan mengunjungi saya seperti ini.” Ujarku senang sekaligus terkejut melihat seniorku di tempat kerjaku dahulu semasa menjadi pilot.
“Terima kasih Nata. Saya juga senang bisa bertemu kembali dengan kamu. Apa kabar?” Tanyanya ramah.
“Saya baik Capt. Alhamdulillah sedang senang-senangnya hehe.”
“Oh ya? Saya dengar dari Bima kalo istri kamu sedang mengandung lagi? Apa itu benar?”
“Iya Capt alhamdulillah kami dikasih kepercayaan kembali oleh Allah untuk mempunyai seorang anak setelah yang pertama sempat gagal.” Ujarku sambil menuangkan kopi pada cangkir.
“Bagus kalo begitu. Um Nat, saya ada penawaran untuk kamu. Maaf kalo saya melenceng, tapi saya kira hanya kamu yang bisa saya percaya.”
“Ada apa ya Capt?” Tanyaku bingung.
Captain Rasyad terlihat bingung dengan apa yang akan diucapkannya. Dan akhirnya dengan sedikit ragu beliau mengatakannya.
“Kalo saya minta kamu kembali pada pekerjaan awal kamu bagaimana Nat?” Tanya Captain Rasyad selanjutnya.
“Maksud Captain apa ya?” Tanyaku binung dengan permintaan Captain Rasyad.
“Um begini Nat, maskapai kita ingin menambah jadwal penerbangan lagi. Dan kemarin Captain Ibnu baru saja pensiun, terlebih kami semua sudah mempunyai jadwal terbang kami masing-masing yang cukup padat.” Ucapnya.
“Kenapa Captain memilih saya lagi?” Tanyaku pada akhirnya.
“Karena Bima bilang kamu tidak kerasan bekerja disini Nat.”
“What? Bima bilang gitu? Bener-bener ya. Capt, maaf sebelumnya. Jujur saya sebenernya juga masih sangat mau kembali bekerja bareng Captain dan yang lainnya. Tapi Captain bisa lihat sendiri, sekarang saya ada tanggung jawab baru sebagai CEO di perusahaan ini. maafkan saya Capt.” Ujarku lirih.
“Tidak apa-apa Nat, saya mengerti. Tapi cobalah kamu pikirkan lagi. saya sangat berharap sama kamu Nat.” Ujar Captain Rasyad.
“Baiklah Capt, nanti saya pikirkan kembali penawarannya. Dan saya akan merundingkannya dengan istri dan kedua orang tua saya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Captain (COMPLETED)
RomansWARNING!!! BEBERAPA BAGIAN PADA CERITA INI DI PRIVATE SECARA ACAK KARENA ADA ALASAN TERTENTU. Silahkan FOLLOW aku terlebih dahulu untuk mendapat part lengkapnya. Maaf untuk ketidak nyamanannya hehehe. Cerita masih acak-acakan (maklum pertama kali)...