SENJA

148 16 10
                                    

Seperti biasa aku duduk di teras rumahku menikmati senja ditemani oleh teh hangatku. Langit berwarna jinggah sangat indah, aku suka senja karna saat senja aku bertemu dia. Ah, masa-masa itu sangatlah indah.

Awal aku bertemu dengannya di saat senja yang sedikit berawan, aku baru selesai kuliah, aku menuruni tangga karena badanku yang kecil aku hampir jatuh di tangga tapi ada tangan yang memegangku, saat aku berbalik ternyata dia. Pada saat itulah sinar matahari senja menyinari dari jendela kaca pertemuan pertamaku dengannya.

Dari awal pertemuan tersebut aku selalu memperhatikannya, dan setelah beberapa hari aku mengetahui ternyata dia seniorku Ikhwan namanya. Dia cukup terkenal di angkatannya, perilakunya baik dan dia juga ramah walaupun sedikit jahil. Aku selalu memperhatikannya, dia begitu menarik menurutku. Mungkin ini dinamakan cinta pada pandangan pertama.

Pertemuan kedua kita juga di saat senja di halte bus namun saat itu hujan turun dia berteduh. Aku hanya memandangnya dari samping. "Hai Tasya," sapanya mengagetkanku, "ha-hai kak," jawabku gugup. "Kenapa cara bicaramu begitu kamu kedinginan yah?" tanyanya. "Tidak kok, cuman kaget aja kenapa kakak bisa tahu namaku?" tanyaku kepadanya. "Siapa yang tidak tahu gadis yang badannya paling kecil dan disangka anak smp di kampus hahaha," ucapnya membuatku cemberut, "bercanda kok," lanjutnya.

Setelah itu kami berbincang-bincang dengan segala hal. Dari situ aku tau kalau dia sangat ramah, baik dan lucu. Leluconnya membuatku selalu tertawa. Hujan mulai reda dia menawarkanku untuk pulang bersamanya tapi aku tolak rumah kami tak searah.

Senja aku menyukainya karna senja membuatku bahagia, karna saat senja aku bertemu dengannya, berbincang-bincang dengannya dan bercanda dengannya. Dia bagaikan matahari di kala senja sangat menyejukkan.

"Hai Tasya ketemu lagi," sapanya sambil tersenyum.

Ah, manisnya. "Hai juga kak," balasku.

"Kuliah apa?" tanyanya lagi.

"Fisika dasar kak, kalau kakak?" tanyaku

"Farmakognosi, nanti kamu praktikun Botani kan?"

"Iya kak, kok tau?"

"Soalnya yang jadi asisten lab untuk kelas kamu itu aku" jawabnya.

"Jangan galak-galak jadi asisten ya kak." pintaku.

"Hmmm, untuk si gadis kecil. Ok nggak akan galak kok," ucapnya sambil tersenyum sekali lagi.

Ah, masa-masa itu merupakan kenangan terindahku. Pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta. Ahh, cinta satu kata yang memiliki beribu makna, satu kata yang membuat hidup berubah dan penuh warna, dan satu kata yang mampu menjungkir balikkan hidup manusia.

Si gadis kecil panggilan kesayangannya padaku, karna dia satu-satunya yang memanggilku seperti itu. Di saat aku berjalan di koridor kampus tiba-tiba, "Gadis kecil!!" teriak seseorang dan aku tahu siapa itu.

"Hai kak Ikhwan," sapaku.

"Nanti pulang jam berapa?" tanyanya.

"Jam setengah lima kak," jawabku.

"Jalan yuk." Ajaknya, kami memang sangat dekat dua bulan terakhir ini. "Oke kak," jawabku

Saat ini aku berada di pantai menikmati angin yang sejuk. Aku tidak tahu kalau dia mengajakku ke pantai. Ahh, indahnya, aku bermain ombak sehingga membuat dia mengejekku anak kecil. Satu senja lagi bersama dia. Sinar jingga matahari bagaikan api pada awan putih begitu indah apalagi bersama dirinya.

Kenangan beberapa tahun lalu sangat lah indah. Aku sangat suka mengenang masa-masa itu dengan secangkir teh hangat menemaniku mengenang perjalanan cintaku, cintaku bersamanya. "Mama kenapa suka minum teh di sore hari?" tanya anakku, yah saat ini aku telah mempunyai anak. "Karna mama kamu sangat menyukai senja nak," jawab suamiku. Aku menatapnya sambil tersenyum dia pun juga begitu.

Aku kembali teringat beberapa tahun yang lalu di saat aku telah diwisuda. Dia mengajakku ke pantai itu lagi dan di saat senja. Senja keduaku di pantai itu bersamanya. Aku tidak tahu di saat itu juga dia melamarku. "Gadis kecil kita memang tidak pacaran tapi aku tau kedekatan kita selama beberapa tahun ini. Aku nyaman denganmu kamu juga begitukan?? Aku sayang sama kamu, so will you be my wife?" Begitulah lamaran dia kepadaku. Di saat senja yang indah. Kenangan terfavoritku di saat senja.

Kini dia menjadi suamiku. Walaupun banyak penghalang di hubunganku bersamanya tapi kami tetap bersama. Senja mengawali kebahagiaanku. Dan kini aku ingin mengukir cerita di saat senja bersama keluarga kecilku

Tamat


Karya : RiskaBigail

Time - OctoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang