Flarissa's POV
I took it from granded
that you loved me the same
But i gotta keep on talking
Listen to my heartbeat-beat-beat
saying do you love me-me-me
but i'm laying here alone so i put you
In a song beside my
heartbeat-beat-beat
(Marcus Martinus-Heartbeat)
Begitulah samar-samar lirik lagu yang kudengar. Namun Raja Siang belum siap menampakkan dirinya. Sama sepertiku yang belum siap untuk bangun. Suasana juga masih remang-remang. Tentu saja, karena aku memasang alarm tepat pukul 04.00.
"Hoaamm... Oh God, ganggu princess mimpi pergi ke bulan sama pangeran ae," gerutuku.
"Tapi kalo dipikir-pikir gue kan masih pengen tidur lebih lama, lah kenapa gue pasang alarm jam segitu. Dasar emang. Ck," decakku.
Aku enggan membuka mata dan masih terbaring di atas kasur empukku. Sedangkan tangan kananku bergerak ke sana ke mari mencari di mana letak ponselku di nakas dan segera kumatikan alarmnya, sebelum kubanting teknologi canggih itu karena kesal.
Rasa kantuk sudah mencapai level 7. Terpaksa kulanjutkan aktivitas nan nikmat ini, alias tidur.
Aku melihat dua anak kecil di taman. Mungkin berumur sekitar 5-6 tahun. "Aku punya sesuatu untukmu. Ini dia." Anak laki-laki itu memberikan sebuah cokelat pada anak perempuan itu.
"Waaah.. Cokelat. Terima kasih," ucap anak perempuan itu, tersenyum manis dan tangannya menerima cokelat darinya. Seolah tak nyata. Siapa dia? Masa kecilku? Bukan! aku phobia cokelat.
Tiba-tiba saja ada segerombolan pria dewasa yang membawa anak laki laki itu pergi masuk ke dalam mobilnya dengan membungkam mulutnya.
"Jangan bawa dia pergi! Mama Papa!" Anak perempuan itu berteriak sambil menangis kencang. Ia pun membuang sembarang cokelat tadi. Aku berdiri tak jauh di belakang anak perempuan itu. Aku ingin menolong tapi mendadak kakiku lemas seakan aku orang lumpuh, sekujur tubuhku kaku dan aku tidak bisa berteriak.
"AAAAAA! Huhh haah.. Ternyata cuma mimpi, syukurlah." Kuusap keringat yang membanjiri keningku.
Jarum jam menunjukkan pukul 06.15. Sontak mataku langsung terbelalak."Anjir.. Gue kesiangan," teriakku.
Kusibakkan selimut tebal bermotif flower itu. Cepat-cepat kulangkahkan kakiku masuk ke kamar mandi.
Tok tok tok. Kudengar suara ketukan pintu dari luar kamarku.
"Non Flarissa, bangun non. Hari ini kan hari pertama non masuk sekolah lagi," ujar bibi Tina.
"Telaaatt bik! bibiikk telat ngebangunin akuuu!" teriakku dari dalam kamar mandi.
"Maaf non, bibik beneran lupa, yaudah sarapan sudah siap di meja makan, permisi non," jawabnya lalu pergi.
Setelah 20 menit aku berkutat di dalam kamar, akhirnya aku siap dengan seragam putih dan rok abu-abu selutut yang lama tak kupakai serta tas di punggungku. Lalu aku lari menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kelabu
Teen FictionDetik demi detik telah berlalu. Fajar bergantikan senja, mentari muncul lalu bersembunyi lagi. Burung-burung berkicauan seolah saling bercengkrama satu sama lain. Aku hanyalah seorang gadis yang haus akan kasih sayang. Ketika seorang ibu adalah mala...