Hari ini adalah hari terbaik dalam hidupku. Aku enggan membuka mataku. Bak Putri Salju yang hanya akan membuka mata ketika pangerannya datang. Yeah, mungkin aku juga berharap seperti itu.
"Flarissa, bangun. Di luar ada yang nyariin. Cowok. 2 pula." Teriak mama dari lantai bawah. 2 cowok? Siapa? Masa bodo ah.
"Flarissa ngantuk Mah. Usir aja mereka," teriakku tak kalah cempreng dengan suara mamahku. Kututup mukaku dengan bantal dan kembali ke alam bawah sadar.
Tokk tokk took.. tokk tokk tokk.. Tokk tokk took..
"Duuhh.. Siapa sih, ganggu gue tidur tau nggak." Dengan langkah gontai aku berjalan menuju pintu dan "Aaaarrgh" dengan sigap ku tutup kembali pintu kamar dan ku kunci.
Aku mematut diri di cermin. Oh tidak. Penampilanku sangat buruk.
"Bastian, Aldi mending kalian nunggu gue di ruang tengah aja ya." Kataku lalu menyiapkan pakaian dan masuk ke dalam kamar mandi.
20 menit akhirnya aku siap dengan celana jeans pendek dan kaos pink berlengan panjang. Satu per satu anak tangga ku langkahi.
"Ngapain mereka kesini, lagian juga Aldi kemaren kan cuek sama gue," batinku
"Sorry lama. Oh yaa kalian ada apa sampe bertamu ke sini." Kataku seraya mendaratkan pantatku di sofa.
"Gue mau ngajak lo jalan"
"Gue mau ngajak lo jalan"Entah angin dari mana, bahkan mereka mengatakan hal dengan kata yang sama dan juga di waktu yang sama.
"Uuu.. Kalian so sweet. Hehe. Emm.. Gimana kalo kita jalannya bertiga gimana?" kataku ragu.
'Enggak!" kata mereka kompak lagi.
"Ciyee.. Tau ga, gue iri sama kalian. Kalian udah kayak couple sejati. Hahaha" Kataku lalu tertawa terbahak-bahak.
"Idiii.. Amit-amit dah. Gua kan masih normal. Hi," kata Aldi lalu menaikkan pundaknya seolah jijik.
"Dan gue juga udah punya pacar. Yaitu Flarissa," kata Bastian diikuti dengan senyum lebar di bibirnya. Kulihat raut Aldi menegang seketika.
"Itu juga karna lo ya. Lo curang, bego!" omelku pada Bastian dengan tatapan maut.
"Udaahh.. Mending kita berangkat. Keburu siang." Aldi beranjak dari duduknya dan merapikan bajunya.
"Mah, kita mau pergi," teriakku dan Mama menghampiri kami.
"Tante, izin bawa jalan-jalan Flarissa ya?" kata Aldi seraya Mencium punggung tangan Mamaku.
"Iya Tante, Bastian bakal jaga Flarissa kok." Bastian pun melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Aldi ke Mamaku. Aku berpamitan pada mamaku lalu mengekori mereka dari belakang menuju halaman.
"Kita mau jalan-jalan kemana?" tanyaku yang dijawab dengan wajah datar Aldi.
"Kemana aja asal lo bisa jatuh hati ke gue. Aduh," kata bastian lalu mengaduh karena kujitak kepalanya. "Ngarep lo!" jawabku ketus.
Di dalam mobil suasana hening, bahkan horror dengan raut muka Aldi dan Bastian yang tak bisa kuartikan.
Kalau seperti ini gue kayak lagi nonton film horror di bioskop tau ga, batinku. :(
Hampir 1 jam perjalanan namun belum ada tanda-tanda akan sampai tujuan. Virus kantuk sudah menyerang lalu kupejamkan mataku untuk tidur. Tak peduli lagi kita akan kemana.
***
"Fla, banun. Udah sampai. Lo mau tidur terus disini?" Suara lelaki yang kuyakini itu milik Aldi membangunkanku dan kurasakan tepukan lembut di pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kelabu
Teen FictionDetik demi detik telah berlalu. Fajar bergantikan senja, mentari muncul lalu bersembunyi lagi. Burung-burung berkicauan seolah saling bercengkrama satu sama lain. Aku hanyalah seorang gadis yang haus akan kasih sayang. Ketika seorang ibu adalah mala...