6th

12 1 0
                                    

Pandangan Luka terpaku pada sebuah kotak hitam persegi panjang besar yang berjarak lima meter dari tempat duduknya. Ia menekan tombol remot berkali-kali untuk mencari siaran yang ia inginkan, Luka lupa di nomor berapa siaran itu berada.

"Akang? Jusnya teh sudah siap, sudah bisa diminum." Tiba-tiba suara seorang perempuan menginterupsi.

"Nggak lucu." Balas Luka tanpa menoleh ke samping, masih sibuk dengan remot televisi.

"Yang ngelucu siapa?" Kara meletakan gelas putih berisi jus wortel di atas meja, tepat di hadapan Luka.

Luka menyeringai tipis, "Si bego."

"Cepetan diminum gih!"

Luka tidak mengindahkan ucapan Kara.

"Lo mau nonton apaan, sih?"

Beberapa detik kemudian, Luka meletakan remot di atas meja dan mengambil gelas putih yang sudah menunggu manis sedari tadi. Ia meneguk jus itu dengan rakus. Demi matanya, Luka rajin minum jus wortel.

"Lo ngefans banget sama Jesica?" Ledek Kara saat melihat tulisan 'Sidang Kopi Bersianida' di layar televisi.

Luka mengangguk dengan senyum tipis hingga menampakan satu-satunya lesung yang ada di pipi kanannya.

"Geblek. Kamu teh anaknya saha, sih?" Celetuk Kara sambil merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang terletak di samping sofa Luka.

"Anjuu! Semua bukti dibilang bohong!"

"Si Otong diem aja! Kagak nyambung semua elah!"

"Lempar juga pake gayung tu hakim!"

"Kenapa gue yang emosi?"

"HAH! PANAS!"

Kara asyik berkomentar, sedangkan Luka hanya berdiam diri menonton dengan serius proses persidangan itu.

"Jam berapa ini ya? Ngantuk gue." Kara menarik-narik ujung celana pendek cokelat Luka.

Luka memutar leher dan mendongak memandang jam dinding yang ada di belakangnya, "Jam 7-- Jangan tidur."

"Kenapa emang?" Kara mulai memejamkan mata.

"Temenin gue."

"Ngapain?"

"Cari pokemon."

Setelah itu, Kara mengeluarkan cacian apa saja yang ia tahu. Tetapi tetap saja perempuan itu bersedia menemani Luka, dengan syarat maksimal menangkap lima ekor saja.

Caci maki Kara tidak berhenti sampai disitu saja, malah berlanjut di halaman asri rumah Luka.

"Si bego! Masa gue yang bonceng lo? Berat babon!"

"Gue 'kan mau nangkap pokemon. Ngapain gue ngajakin lo kalau nggak ada guna?"

Perdebatan panjang mengenai siapa yang mengendarai sepeda dan siapa yang dibonceng itu akhirnya dimenangkan oleh Luka yang berakhir dengan teriakan maut Kara, "HAH! PANAS!"

***

04.11.16

VISIBILITY (Unseen Guard)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang