7th

11 0 0
                                    

"Kayaknya anak baik sih, Ser."

Kara mengubah posisi telentangnya menjadi tengkurap. Ia tengah men-stalk akun instagram laki-laki yang hendak Sera kenalkan padanya. Tidak dipungkiri lagi, laki-laki yang -katanya- bernama Alex ini memang mendekati tipe yang diinginkan Kara.

Sera menjentikan jari jempol dan telunjuk kanannya, "Plus pinter, dia juara olimpiade sains gitu," timpalnya semangat sambil memasukan satu potong kentang goreng ke dalam mulutnya.

Kara turun dari kasurnya dan menimbrungi Sera yang sedang membaca novel sambil tengkurap di karpet bulu hijaunya. "Temen SMP lo 'kan? Kenapa nggak lo babat aja, Ser? 'Kan jomblo."

"Jomblo terirak jomblo!"

"Teriak."

"Iya, itulah--" Sera membalikan selembar novelnya lalu berkata, "Bukan tipe gue, lagian lo yang lagi butuh sekarang. Kalau masalah cowok mah gue nggak urus, gue pacaran sama novel aja."

"Ye! Geb--"

Belum sempat Kara melanjutkan cerocosnya, ponsel Sera tiba-tiba berdering. Kebetulan ponsel itu berada dekat dengannya, Kara berniat mengambil ponsel itu dan memberikannya kepada Sera. Baru saja sepersekian detik ponsel itu ada di tangan Kara, Sera sudah merebutnya. Raut wajah perempuan itu menggambarkan bahwa ia tak mau Kara tahu siapa yang meneleponnya.

Kara mengamit tangannya sendiri, terlalu kaget akan gerakan kasar Sera barusan.

Sera menatap layar ponsel sebentar lalu memilih untuk membiarkan deringan lagu 'Problem' dari Ariana Grande terus mengalun. Ia melipat lembaran novel yang dibacanya lalu membereskan semua barang-barangnya.

"Gu-- gue pulang dulu ya, udah kemaleman. Bye, Kara." Pamit Sera sebari berdiri dan terburu-buru menuju pintu kamar.

Kara membeku memandang Sera, "Ti-ati, Sera," cicitnya setelah Sera menghilang dari ambang pintu.

Kara mengambil ponselnya dan kembali ke atas kasur. Ia berbaring dan mengangkat ponsel setinggi-tingginya, mengutak-atik apa saja yang bisa mengusir kesendiriannya, termasuk aplikasi Line.

Kara : babon?

Kara : kingkong?

Kara : jan read doang elah!

Kara : Luka?

Luka : ?

Kara : makan yoks!

Luka : mles

Kara : gue laper banget padahal

Luka : laper banget?

Kara : iya, lom mamam dari tadi siang, noh udah jam 7 aja :(

Kara : read doang? JAHAT LU MAH, SATAN

Kara : si bego

Luka : berisik

Kara melemparkan ponselnya sembarang sambil mendengus kesal. Ia menatap langit-langit kamar agak lama, membebaskan imajinasinya.

"Sera kenapa ya? Lagi dapet?"

Ia memegang tangannya, merasakan lagi tarikan kasar dari Sera, mengingat lagi tatapan yang tidak pernah Kara lihat sebelumnya dari perempuan itu. Apakah diam-diam Sera mempunyai masalah serius yang tidak mau ia bagi dengan siapa pun? Apakah Sera baik-baik saja sekarang?

Kara menggelengkan kepalanya. Ia bangkit dari kasur dan celingak-celinguk mencari ponsel yang tadi ia lempar asal. Tak lama, ujung mata Kara menangkap benda persegi panjang kecil berwarna hijau yang tergeletak di karpet bulu. Ia langsung melompat dan menyambet ponselnya. Seketika niatnya untuk menanyakan kabar Sera musnah, karena satu notifikasi pesan masuk dari Line yang mampu membuat senyumnya mengembang.

Luka : otw

***

07.11.16

VISIBILITY (Unseen Guard)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang