8th

15 0 0
                                    

Kara melirik Luka yang duduk di salah satu meja merah dari kejauhan tempatnya mengantri. Laki-laki itu sedang asyik dengan ponselnya.

Masih ada empat orang lagi di barisan depan, artinya Kara harus berdiri agak lama lagi. Salah satu franchise ayam goreng ini memang selalu ramai di malam minggu, namun ayam goreng disini adalah salah satu makanan favorit Luka. Bahkan laki-laki itu tidak menanyakan Kara ingin makan dimana. Setibanya Luka dirumah Kara tadi, ia langsung menyuruh Kara bergegas dan menuju ke restoran ini.

Tak terasa, sudah tiba giliran Kara.

"Ayamnya tiga, nasi dua, kentang 1, burger 1, es krim 1, mocha floatnya 2-- em-- sama pepsinya 1 deh, mbak."

Setelah melakukan pembayaran, Kara menunggu di bagian pengambilan makanan. Semua makanan yang sudah bisa disajikan akan diberikan langsung saat itu juga di atas sebuah platter persegi panjang.

Kara melirik lagi ke arah Luka, laki-laki itu benar-benar bergeming. Sesekali Luka mengarahkan ponselnya kemana-mana, sudah bisa ditebak apa yang sedang ia lakukan, pasti mencari Pokemon.

"Mbak, burger dan kentangnya mohon ditunggu di meja ya, terima kasih."

Kara mengangguk dan tersenyum. Pesanannya sangat banyak dan pasti berat, bagaimana kalau nantinya akan tumpah berceceran di lantai.

"Ngelamun aja, udah giliran orang lain, cepetan."

Sejak kapan Luka ada disini?

Laki-laki itu mengambil platter merah yang penuh itu dan berlalu ke meja mereka. Kara langsung mengambil nomor meja yang diberikan pelayan lalu menyusul Luka.

Kara duduk di kursi lalu membenarkan cepolan rambutnya. Setelah itu ia bergegas ke tempat khusus untuk mencuci tangan yang ada di sudut ruangan. Sepersekian menit kemudian Kara kembali lalu mulai menyusun makanan yang ada.

Dua ayam, satu nasi, dan satu mocha untuk Luka. Sisanya ia taruh di meja bagiannya.

"Udahan cari pokemon kenapa? Gue orang bukan pokemon, gue tau gue lucu tapi nggak sampai gitu juga kali nggak bisa ngebedain gue sama pokemon." Protes Kara saat Luka mengarahkan ponselnya ke wajah Kara.

"Panjang bener, kayak kereta." Laki-laki itu memasukan ponselnya ke dalam saku hoddie merahnya lalu beranjak untuk mencuci tangan.

Tidak ada pembicaraan lagi setelah Luka kembali, Kara sibuk memakan semua yang ada di meja bagiannya sedangkan Luka juga menikmati makanan yang ada di meja bagiannya. Sesekali laki-laki itu akan mencomot kentang goreng serta mencoel sedikit es krim dan meminum pepsi milik Kara.

Kara terus memikirkan apa yang terjadi pada Sera, ia takut Sera akan jadi seperti yang lainnya.

Berbanding terbalik dengan Luka yang sepertinya sangat menikmati makanannya.

Namun, tanpa sepengetahuan Kara. Luka diam-diam memperhatikan Kara yang melamun, ia tahu perempuan itu akan memesan banyak makanan agar ia tampak sibuk memakan ini  dan itu, ia tahu Kara tidak suka jika ia ketahuan sedang melamun.

Kara menyeruput pepsi dengan malas, lalu ia melayangkan pandangannya ke meja yang agak jauh dari mereka. Disana ada pasangan remaja yang meminum satu gelas pepsi dengan dua buah sedotan, mereka tersenyum satu sama lain.

"So sweet ya, Ka."

Luka mengikuti arah pandangan Kara lalu terkekeh, "Si bego, itu namanya kere."

"Terserah! Susah ngomong sama robot!" Rajuk Kara sambil melempar gumpalan tissue pada Luka.

***

09.11.16

VISIBILITY (Unseen Guard)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang