"Selamat Hari Minggu!"
Seorang gadis tersenyum sambil membalas jabatan tangan orang disebelahnya,
"Selamat Hari Minggu juga, Tuhan memberkati."
Selesai menyalami orang-orang yang mengikuti kegiatan ibadah minggu tersebut, Wendy -nama gadis itu- berjalan kearah altar gereja. Ia berlutut dan mulai berdoa pribadi di altar tersebut, meminta berkat dan perlindungan selalu kepada Tuhan. Begitu selesai, ia membereskan tas nya dan bersiap keluar dari gereja.
"Rutinitas minggu, Wendy?"
Wendy menoleh pada wanita yang menyapanya,
"Ah, Kang ahjumma, selamat hari Minggu" salam Wendy sambil membungkukkan tubuhnya 90 derajat. Wanita paruh baya itu tersenyum, memuji dalam hati betapa sopan gadis di hadapannya ini.
"Sendiri saja, Wen?" tanya Nyonya Kang begitu melihat Wendy hanya sendirian di altar. Gadis berperawakan mungil itu mengangguk,
"Nde, adikku sedang ada acara camping dari sekolahnya. Oh ya, dimana Seulgi, ahjumma?" tanya Wendy, menanyakan keberadaan putri Nyonya Kang, Seulgi, temannya dari kecil.
"Seulgi tadi pagi izin untuk menemui rekan kerjannya. Tapi sepertinya ia sudah kembali, mau mampir kerumah?".
Sebagai jawabannya Wendy tersenyum riang dan mengangguk.
***
"Heung, sudah jam berapa ini..." lirih seorang namja yang baru saja membuka mata dari aktifitas tidur nyenyaknya.
Tangan kekarnya mengaduk-aduk atas nakas samping tempat tidurnya untuk mencari jam weker, atau benda apapun yang memiliki jam. Begitu mendapatkan ponselnya, ia segera melihat jam dan mata besarnya membelalak,
"MWO?! JAM 2 SIANG?!" serunya sambil buru-buru bangkit dari kasurnya.
"Sepertinya jam di ponselku salah, dasar sesat. Coba kulihat jam weker ku" ucapnya lalu buru-buru mengambil jam wekernya yang ternyata sudah tergeletak manis dilantai.
Dan benar sudah jam 2.
"Tidaaak! Mengapa akhir-akhir ini aku sering bangun kesiangan seperti ini? Untung hari Minggu!" gerutunya lalu bergegas ke kamar mandi yang ada didalam kamar. Begitu selesai membasuh wajahnya, tiba-tiba terdengar ketukan keras, bahkan sangat keras seperti hantaman bom, pada pintu kamarnya.
"YAK! PARK CHANYEOL! BANGUN! KAUPIKIR JAM BERAPA INI HAH?! TIDUR SELAMANYA SAJA SEKALIAN!"
Laki-laki bernama Chanyeol itu segera menyelamatkan kedua telinganya. Ia segera menghampiri pintu dan membukanya,
"Bisakah lebih lembut lagi, Noona?" tanya Chanyeol datar.
Park Yoora, Noona Chanyeol yang hanya selisih 3 tahun darinya itu tersenyum sinis,
"Itu sudah sangat lembut, penuh cinta dan kasih sayang wahai adikku yang tampan"
Chanyeol hanya mengedikkan bahu tak peduli dan melewati kakaknya begitu saja.
"Hih! Dasar adik kurang ajar!"
Park Chanyeol, pewaris tahta tunggal Park Byungchan, seorang pemilik perusahaan kontraktor terbesar di Korea Selatan. Selain mapan sejak masih muda, ia sangat tampan, bertubuh atletis, berperawakan tinggi dan memiliki kemampuan di berbagai bidang musik dan olahraga. Bisa dibilang ia mendekati kategori pria sempurna. Namun dibalik ke-perfect-annya itu, Ia memiliki sifat tidak peduli pada lingkungan, dingin dan keras kepala. Banyak wanita diluar sana yang berusaha meraih hatinya, namun banyak juga yang memilih mundur karena sifat 'jahat' nya. Namun selain sifatnya itu, para wanita juga memilih mundur karena Park Chanyeol sudah memiliki seorang kekasih. Im Jinah, model top Korea Selatan, wanita beruntung dan satu-satunya yang dapat memenangkan hati seorang Chanyeol sejauh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS DESTINY | WENYEOL
FanfictionDulu, disaat aku mulai menerima paksaan ini, kau menolakku, membenciku, bahkan sampai melakukan hal-hal kasar padaku. Sekarang, disaat diriku sadar kau tidak menginginkanku dan aku mulai menjauhi mu, kau langsung menyadari bahwa keberadaanku begitu...