"Kami dijodohkan"
Joy menoleh pada Wendy lalu menatapnya,
"Kenapa kau menerimanya?"
Wendy memandang kosong tanah yang dipijaknya,
"Aku memiliki alasan pribadi untuk itu. Kalau kau mengira aku menikahi Oppa-mu hanya karena harta, kau salah" jawab Wendy lalu tersenyum.
Joy terkejut, tak menyangka pikirannya bisa terbaca oleh wanita itu.
"Anggap saja ini sebagai balas budi pada bibi yang sudah merawatku dari kecil. Ia yang menjodohkanku dengan Chanyeol" jawab Wendy.
Joy memutar bola matanya, hanya itukah alasannya? Ia masih tak percaya mengapa Oppa nya tak berusaha menolak wanita ini untuk menjadi istrinya. Apa kelebihan Wendy yang dilihat orangtua dan kakak perempuannya sehingga mereka bangga sudah mendapatkan wanita itu sebagai menantu mereka.
"Nona Wendy"
Wendy dan Joy menoleh pada pengurus kebun yang berdiri didekat kolam renang.
"Ne, Jang Ahjussi?" jawab Wendy sambil menghampiri pria payuh baya yang membawa bingkisan ditangannya.
"Ini ada titipan untukmu" jawab Jang Ahjussi sambil menyerahkan bingkisan itu pada Wendy.
"Untukku? Dari siapa?" tanya Wendy sambil menerima bingkisan itu dengan ragu-ragu.
"Tadi ada temanmu yang menitipkan ini padaku. Namanya kalau tidak salah Kang Sul...Kang sel..." jawab Jang Ahjussi sambil mengingat-ingat nama perempuan tadi.
"Kang Seulgi?" tebak Wendy dengan wajah terkejut.
"Aaa~ itu dia! Tadi dia sepertinya terburu-buru sehingga tak sempat mengantarkan ini padamu. Sudah ya, pekerjaanku masih banyak. Permisi" pamit Jang Ahjussi lalu kembali ke kebun depan.
Joy menatap percakapan mereka berdua dengan tak berminat lalu memilih untuk kembali kedalam. Wendy memperhatikan tingkah Joy yang menurutnya sedikit janggal. Sepertinya gadis itu tak suka dengannya, namun entahlah. Wendy kembali duduk dikursinya dan membuka bingkisan itu.
"Wah! Sup kerang ala Seulgi!" seru Wendy lalu mencium bau sup kesayangannya itu.
"Baunya saja sudah lezat. Aku harus menelfon Seulgi untuk mengucapkan terimakasih" ucap Wendy girang lalu segera masuk kedalam.
==
"Oppa! Kau harus segera menjelaskan semua ini pada Jinah Eonnie!" seru Joy pada Chanyeol yang sedang duduk termenung di kursi santai di balkon.
Chanyeol diam saja, masih tetap berdiam diri dengan pikirannya.
"Oppa! Kau dengar aku tidak?!" seru Joy lalu memukul kepala Chanyeol.
"Jangan ikut campur!" gertak Chanyeol lalu bangkit dari posisinya.
"Mendengar semua ocehanmu justru membuatku semakin pening dan bimbang! Di satu sisi aku mencintai Im Jinah dan tak ingin melepasnya, namun di sisi yang lainnya, wanita pilihan Eomma telah menikah denganku dan aku tak ingin membuat Eomma sedih dengan menceraikan wanita itu! Tolong jangan campuri dulu urusanku sampai aku dapat mencari jalan keluar dari kerumitan ini!" seru Chanyeol emosi lalu meninggalkan adiknya.
Joy menatap tajam Oppanya.
"Apa-apaan ini! Kau harus bisa memilih satu diantara mereka berdua! Kau jahat sekali kalau tetap mempertahankan keduanya! Gila kau!" sembur Joy blak-blakan.
Langkah Chanyeol terhenti. Ia berbalik badan dan raut wajahnya sudah 100% menyeramkan.
Glek...

KAMU SEDANG MEMBACA
THIS DESTINY | WENYEOL
FanfictionDulu, disaat aku mulai menerima paksaan ini, kau menolakku, membenciku, bahkan sampai melakukan hal-hal kasar padaku. Sekarang, disaat diriku sadar kau tidak menginginkanku dan aku mulai menjauhi mu, kau langsung menyadari bahwa keberadaanku begitu...