8

2.6K 301 17
                                    

"APA?"

Seruan Chanyeol membuat Joy menutup telinganya.

"Tak bisakah kau halus sedikit?" cibir Joy.

Chanyeol baru saja kembali dari kantor tetapi sudah menerima kabar seperti ini.

Chanyeol menatap nanar adiknya, "Kau tahu darimana kalau besok lusa Jinah sudah kembali?"

"Sepupu Jinah Eonnie adalah temanku. Namanya Lee Taeyong. Aku tadi bertemu dengannya di restaurant" jelas Joy. Kenapa dia ikut heboh sih? Yang punya masalah kan Oppanya.

"Mampus aku. Aku harus apa sekarang? Aku bahkan tak bisa berfikir..." ujar Chanyeol lirih lalu jatuh terduduk di kasurnya.

Joy menatap Chanyeol iba. Ia ingin sekali membantu, tapi rasanya tak sopan ikut campur urusan mereka. Lagipula ia juga malas menangani masalah-masalah seperti ini.

"Hm, aku tidak tahu Oppa. Aku tak mau ikut campur, maaf" jawab Joy jujur. Chanyeol menatap Joy sebentar, lalu mengalihkan pandangannya,

"Yasudah lebih baik kau keluar dari kamarku. Kepalaku rasanya minta ditembak meriam saja" ujar Chanyeol lalu menjatuhkan diri ke kasurnya.

Joy mengedikkan bahunya lalu keluar dari kamar Chanyeol. Begitu keluar, ia menghela nafas panjang. Biar saja Chanyeol yang mengurus ini semua. Ini kan salahnya. Sudah tau mau dijodohkan bukannya memutuskan hubungan dengan Jinah malah dilanjutkan. Tiba-tiba ia bimbang. Jika suatu saat ia terpaksa masuk ke masalah ini, ia akan ada di pihak siapa ya? Wendy atau Jinah?

--

--

"Haah, selesai"

Wendy menatap puas hasil masakannya. Ia baru saja membuat kue cheesecake kesukaan Keluarga Park. Ia mengetahui ini dari Ahra. Dia bilang, keluarga ini sangat menyukai kue keju manis tersebut.

"Woah, sepertinya lezat!"

Wendy tersenyum melihat Joy yang sedang berjalan mendekatinya.

"Waah, cake ini wangi sekali. Aku tak sabar untuk memakannya! Makan malam, cepatlah tibaa~" ucap Joy sambil bersenandung.

Wendy tertawa melihat Joy senang. Kebahagiaan keluarga ini adalah kebahagiaannya sekarang. Ia benar-benar bersyukur bisa ditakdirkan bersama keluarga ini. Yah, kalau masalah Chanyeol itu beda pembahasan.

"SOOYOUNG-AA!"

Teriakan Yoora menggema di penjuru rumah membuat siapapun akan mengalami gagal jantung.

Joy menatap Wendy, "Kenapasih dia harus teriak seperti itu? sudah sepuluh tahun aku tinggal kebiasaannya tetap tak bisa hilang"

"Oh disini kau rupanya. Cepat mandi sekarang! Keluarga calon suamiku akan tiba dua jam lagi dan kau masih kumal?" seru Yoora ketika melihat Joy malah asyik didapur.

"Yak Eonnie kau cerewet sekali! Baiklah, baiklah! Wendy Eonnie ayo kita berpakain cantik~~" seru Joy lalu menggeret Wendy keluar dapur.

"Nah, Ahra sekarang bantu aku untuk menyiapkan makan malam" ujar Yoora lalu sibuk dengan kegiatan dapur.

--
"Eonnie, apa gaun ini cocok padaku?"

Wendy menoleh kearah Joy yang sedang mencocokkan gaun berwarna hitam di tubuhnya. Gaun itu benar-benar cocok untuk tubuhnya yang tinggi. Wendy tersenyum puas,

"Cocok sekali! Pakailah gaun itu" saran Wendy yang diterima Joy dengan senang hati.

Wendy kembali melihat-lihat gaun yang ia bawa. Sebenarnya ia tidak memiliki gaun bagus, karena itulah ia sedikit lama. Ia bingung sendiri karena memang tidak ada gaun yang cocok untuknya.

THIS DESTINY | WENYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang