9

3.1K 336 65
                                    

Chanyeol termenung di depan makan siangnya. Ia senyum-senyum sendiri mengingat perdebatan ia dan Wendy tadi pagi.

"Kenapa pak bos senyum-senyum seperti itu?" tanya bawahan Chanyeol kepada temannya.

"Entah mungkin jatuh cinta" jawab temannya asal.

Hari ini Chanyeol ada jadwal makan siang bersama klien di restaurant depan kantornya. Sepanjang pertemuan tadi ia merasa tidak fokus karena masih merasa sebal diremehkan wanita macam Wendy Son.

'Awas saja gadis itu. Akan kutantang dia sesuatu tapi apa ya' batin Chanyeol sambil memakan makanannya dengan gemas.

--
Chanyeol berjalan kearah ruangannya dengan senang. Entah kenapa hari ini terasa menyenangkan baginya. Mengingat nama Wendy saja sudah membuatnya berdebar.

'Haish, masa aku menyukai anak ingusan itu' batinnya sambil membuka pintu ruangannya. Ia terkejut ketika melihat seorang perempuan sudah duduk manis di kursi kerjanya, dan ketika menyadari siapa wanita itu ia mematung.

"Im Jinah" ucap Chanyeol menyadarkan Jinah yang sedang asyik dengan ponselnya.

Wanita itu tersenyum dan berjalan kearah Chanyeol.

Senyum pria itu mengembang,
"Kapan kau sam..."

PLAK.

Tangan indah Jinah sudah terlanjur mendarat di pipi Chanyeol. Pria itu terkejut,

"A-Apa ini..."

"Jelaskan padaku!" desis Jinah sambil memberikan ponselnya pada Chanyeol.

Chanyeol menerima ponsel Jinah. Membaca beritanya singkat lalu mendesah.

"Ini tidak seperti yang kau kira sayang.."

"Apa maksudmu tidak seperti yang kukira?! Aku sibuk mengumpulkan uang dan kau malah menikah dengan wanita lain?!" seru Jinah emosi sambil menunjuk-nunjuk wajah Chanyeol.

"Aku ingin menjelaskan semuanya kepadamu tapi kau terlanjur pergi ke Amerika!" kata Chanyeol berusaha menenangkan kekasihnya.

Jinah menatap tajam pria itu, "Apa yang mau kau jelaskan hah?!"

"Ibuku sedang sakit, ia meminta aku menikah secepatnya dan ia sudah menyiapkan calon untukku. Aku bahkan tidak mengenal wanita yang dijodohkan untukku itu" jelas Chanyeol dengan wajah pasrah.

"Kenapa harus menikah dengannya? Kenapa tidak denganku?!"

Chanyeol memijat pelipisnya. Apa ia harus bilang kalau keluarganya tidak menyukai Jinah?

"Kau diam? Oke, kalau itu maumu. Kita putus. Berbahagialah dengan wanita itu" ujar Jinah sinis lalu beranjak dari posisinya.

"Tunggu!" seru Chanyeol lalu memeluk Jinah dari belakang.

"Aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku. Berikan aku waktu dan aku akan menceraikan dia" ujar Chanyeol sambil mencium kepala belakang Jinah.

Gadis itu tak bergeming dan hanya diam saja.

"Oke kutunggu" jawab Jinah lalu meninggalkan ruangan Chanyeol.

"Ini semua gara-gara wanita itu" gumam Chanyeol geram.

--
Wendy sibuk membersihkan kamarnya sambil bersenandung. Mood nya sedang bagus siang ini. Ia jadi tak sabar menunggu Chanyeol pulang.

'Semoga saja ia masih bersikap baik padaku' batin Wendy sambil melipat selimutnya.

Setelah itu ia keluar kamar untuk mengembalikan vacuum cleaner ke ruang alat kebersihan. Begitu membuka pintu kamarnya, ia memandang kamar Chanyeol dan menimbang-nimbang.

THIS DESTINY | WENYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang