Hansol × Seungkwan
[ In case Hansol can't take a focus to his favorite TV show because of Seungkwan's voice. Seungkwan's beautiful voice. ]
.
.
.
.
."Jamong mong mong mong mong mong mong mong mong~" Seungkwan bernyanyi sembari menuangkan susu berperisa pisang favoritnya, setelah mug cokelatnya terisi, ia menyimpan kembali botol susu berwarna kuning itu kedalam lemari pendingin.
"Mong mong mong mong mong mong mong mong~" Bibir lelaki itu tidak berhenti bernyanyi, begitupun saat ia menyimpan bokongnya pada sofa di ruang tengah, disamping Hansol.
"Want some?" Ucapnya dalam bahasa Inggris, Hansol yang saat itu sedang menonton ulang acara Show Me The Money menolehkan kepalanya.
"Nah, thanks." Ucapnya sembari tersenyum, kembali memperhatikan bagaimana Black Nut rapping dengan skill yang luar biasa.
"Baiklah~" Seungkwan menyesap susunya dan menyimpan mug di nakas sebelah sofa, setelahnya.
"Jamong mong mong mong mong mong mong mong mong~" bibirnya kembali bersenandung, mengambil majalah ELLE edisi bulan lalu dan membukannya. Hansol, disebelahnya, berusaha untuk fokus pada tontonannya dan tidak menghiraukan suara Seungkwan.
"Mong mong mong mong mong mong mong mong~" Lembar demi lembar majalah itu Seungkwan buka, tentu saja ditemani lantunan Jamong Song dari bibir kecilnya.
"Kwannie." Hansol mengerang, mengambil majalah ELLE secara paksa dan melemparnya asal keatas meja.
"Eh?!" Seungkwan terkesiap, ada apa dengan lelaki itu?
Belum sempat melayangkan protes, tubuh Seungkwan sudah berada didalam pelukan rapper blasteran itu. Membuka matanya lebih lebar, Seungkwan menatap Hansol dengan alis bertautan.
"Ya Chwe Hansol, apa yang kau lakukan?" Seungkwan bertanya, membuat teman seangkatannya itu menolehkan wajahnya.
"Diam dan berhenti menyanyi. Aku tidak bisa fokus." Hansol menjawab dengan mode dinginnya, membuat perempatan merah muncul diatas kepala Seungkwan.
"Maaf ya, aku tidak bisa berhenti bernyanyi, suaraku in— "
"Ya, suaramu terlalu indah, aku jadi tidak bisa fokus!" Hansol mengeratkan pelukannya, membuat Seungkwan mengerang pelan."Apa yang kau bicarakan, huh?!" Seungkwan melepaskan relungan tangan lelaki 4D itu, beranjak dari duduknya dan mulai menyerang Hansol dengan berberapa pukulan.
"Hey hey! Kenapa memukulku?!" Hansol tertawa dan mencoba menghindar, ia tahu, lelaki yang lebih tua darinya itu sedang tersipu malu dan mencoba menutupinya dengan memberikan pukulan.
"Stop it right now, Kwannie." Hansol memberinya peringatan, hanya untuk mendapatkan beberapa pukulan yang lebih keras dari Seungkwan.
"Ya, Boo Seungkwan!" Dan hap! Hansol berhasil mengambil kedua tangan vokalis itu, membuat Seungkwan terdiam dengan menundukkan kepalanya dalam.
"Kau menyebalkan!" Seungkwan kembali duduk disisi Hansol, memajukan bibirnya beberapa senti berharap Hansol melepaskan genggamannya.
"Aku kan hanya berbicara kebenaran, apanya yang salah, hm?" Hansol bertanya, memegang tangan Seungkwan dengan lebih gentle.
"Aku kan jadi tersipu! Ugh, aku membencimu!" Seungkwan menubrukkan wajahnya pada dada Hansol setelah itu, menyembunyikan wajah semerah tomat miliknya. Hansol terkekeh, memeluk Seungkwan dan mengambil salah satu tangan main vocal tersebut.
"Aku juga mencintaimu," Pelantun Lizzie Velasquez itu berucap mantap, lalu mencium tangan lelaki yang lebih tua setelahnya. Seungkwan mengerang pelan, kekasihnya ini sangat menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Moment
FanfictionSEVENTEEN and their little moment! [Seungcheol × Jihoon / Jisoo × Junghan / Jun × Minghao / Seokmin × Soonyoung / Mingyu × Wonwoo / Hansol × Seungkwan / everyone × Chan] [ff ini udh pernah aku publish di ffn eheh]