Seokmin's Embrace

2.5K 186 7
                                    

Seokmin × Soonyoung

[ Pelukan Seokmin lebih nyaman dibandingkan kasur di dorm mereka, if you want to know. ]
.
.
.
.
.

"Seoku..." Seokmin mengalihkan perhatian dari PSP baru miliknya, menemukan Soonyoung yang terbangun dari tidurnya.

"Kau baru tidur lima menit yang lalu, hyung." Menyimpan game favoritenya, ia menghampiri Soonyoung yang sedang menggeliat.

"Ayo kita ke sungai Han." Soonyoung berucap, memeluk Seokmin sesaat setelah lelaki yang lebih muda menghampirinya.

"Kau kan kelelahan, hyung." Seokmin mengusap-usap kepala berambut ash blue milik Soonyoung, dan mendapatkan respon gelengan setelahnya.

"Justru itu, aku butuh udara segar. Please~" Soonyoung memberikan suara termanis miliknya. Seokmin menghela nafas—tidak, bukannya ia malas menemani Soonyoung hyung-nya. Hanya saja, hyungnya itu sudah tidak tidur hampir tiga hari dan besok mereka tidak memiliki jadwal apapun, seharusnya Soonyoung beristirahat saja di dorm.

"Baiklah, tapi biar kupastikan kau memakai mantel tebal, ya." Dan dengan ucapan Seokmin itu, Soonyoung tersenyum lebar, membuat lelaki yang lebih muda mencubit ujung hidungnya gemas.

"Coups hyung! Aku dan Soonyoung hyung akan berjalan-jalan sebentar!" Seokmin berteriak, memberikan informasi pada si leader tentang apa yang akan ia lakukan dengan hyung kesayangannya.

"Jangan pulang lebih dari jam 10 malam, ingat itu!" Seungcheol, yang saat itu sedang mencuci piring (yang mana sebenarnya jadwal Jihoon untuk mencucui piring) membalas berteriak, dan mendapat protes dari Chan yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya.

Mendengan izin dari sang tetua, Seokmin segera menggandeng tangan Soonyoung dan berjalan menuju pintu dorm mereka. Mengganti sandal tidur Soonyoung dengan sepatu kets simpel, kedua lelaki berbeda unit itu memulai acara jalan-jalan mereka.

Dengan beberapa jokes yang dilontarkan, dan pick up line Seokmin di akhir (Soonyoung tidak tahu apakah ada cara untuk menyembunyikan wajah merahnya), mereka sampai di dekat sungai Han. Mencari tempat yang minim pengunjung, keduanya mulai mendudukkan diri.

"Lelah tidak, hyung?" Seokmin bertanya pada Soonyoung yang kini mulai merebahkan tubuhnya diatas rumput hijau.

"Tidak, aku kan bersamamu." Ujar Soonyoung, mengambil satu tangan Seokmin dan menggenggamnya erat, seakan-akan Seokmin akan pergi meninggalkannya.

Seokmin ikut merebahkan tubuhnya, menatap ribuan bintang diatas sana—yang mana sibuk memancarkan sinar.

"Hyung." Seokmin memanggil lelaki yang lebih tua, membuat beberapa lingkaran abstrak pada tangan Soonyoung yang ia genggam.

"Hm?" Soonyoung menoleh, memberikan senyuman yang dapat membuat jantung Seokmin berpacu sangat kencang.

"Sudah lama tidak membuka sesi SoonSeok Talk, ya?" Seokmin berucap, ia dapat merasakan bagaimana Soonyoung merapatkan tubuh mereka.

"Kau benar, kita terlalu sibuk." Soonyoung menggembungkan pipinya.

"Tapi tidak apa-apa," Seokmin menggantung ucapannya, ia menarik tangannya dari genggaman Soonyoung, membuat lelaki dengan mata sipit itu kebingungan, "Selama aku masih bisa memelukmu, tidak apa-apa tidak ada SoonSeok Talk." Lelaki dengan senyum menawan itu menjadikan lengannya bantalan untuk Soonyoung.

Leader dari performance team itu tidak mengeluarkan sepatah katapun, ia memilih untuk menghadap Seokmin dan memeluk lelaki yang lebih muda.

"Kau lelah, ya? Tidak biasanya diam seperti ini." Seokmin bertanya, memberi Soonyoung beberapa usapan pada punggungnya.

"Hm…" Soonyoung memberi anggukan dalam pelukannya, membuat Seokmin terkekeh.

"Tidurlah, akan kubangunkan jam setengah-sepuluh nanti. Coups hyung tidak akan marah, kok." Dengan begitu, Seokmin memberikan beberapa tepukan lembut pada punggung Soonyoung, membuat lelaki yang lebih tua segera merasakan berat pada matanya. Ia siap untuk mengarungi alam mimpi yang sempat tertunda.

Well, membuat koreografi untuk tiga lagu itu bukan hal yang mudah, tentu Soonyoung lelah. Dan mengajak Seokmin untuk pergi keluar dorm memanglah pilihan yang bagus. Ia bisa tidur dengan nyaman didalam pelukan kekasihnya itu tanpa ada satu memberpun yang menganggunya.

Pelukan Seokmin lebih nyaman dibandingkan kasur di dorm mereka, if you want to know.
.
.
.
.
.
[ Ada beberapa yang diedit, eheh. ]

Our Little MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang