Junhao × Chan
[ Chan yang tidak mau cerita dan Jun dengan jurus eskrimnya. ]
.
.
.
.
."Okay! Cukup!" sebuah teriakan dari seorang pelatih tari menggema, dan musik pun terhenti dimatikan, "Lumayan. Cukup memuaskan."
Chan langsung terlentang tapi pandangannya yang sedikit buram beredar untuk mencari dimana botol minum yang tadi mereka simpan.
Ah, dipojok ruangan. Baru saja ia hendak berdiri, suara sang pelatih kembali terdengar membuatnya urung mengambil botol-botol minum itu.
"Minghao, Soonyoung. Kalian spektakuler hari ini. Aku suka enerji dan ekspresi kalian."
Yang disebutkan mengangguk dan bergumam terimakasih. Lelaki bermarga Lee itu masih duduk, menunggu pelatihnya melanjutkan ucapan.
"Jun, ekspresimu sempurna, seperti biasa. Tapi gerakan kakimu sedikit canggung." Chan segera melirik Jun.
Dalam hati ia setuju, gerakan kaki Jun sedikit canggung tadiㅡmalah ada beberapa yang terlewat. Apa gara-gara sepatu Jun yang sudah rusak?
"Kusarankan kau membeli sepatu yang baru, Junhui. Carilah yang nyaman dan aman untuk kakimu." Kan, benar dugaannya. Ia harus menyuruh Minghao hyung menyeret Jun ke toko sepatu besok, saat mereka mendapat jatah libur.
"Dan, Chan?" Yang dipanggil langsung menghadap si pelatih dengan gugup.
"Kau tahu aku selalu jujur kan?" Chan mengangguk, dan entah kenapa perasaannya merasa bahwa ia akan mendapat banyak kritikan hari ini.
"Sangat disayangkan. Enerjimu menghilang. Kau selalu saja tertinggal tempo, bahkan pada bagian termudah. Dan ekspresimu, nol. Kau benar-benar nol hari ini." Benar lagi dugaannya.
Suasana asing langsung menyelimuti mereka.
Dan setelah menunduk agak lama, Chan akhirnya meminta maaf dengan suara terkecilnya.
"Hm. Kau harus latihan bersamaku besok. Pukul sembilan pagi, disini." Chan hanya mengangguk patuh, seakan-akan hal itu bisa mengurangi rasa bersalahnya.
"Baiklah, cukup untuk hari ini. Besok hanya Chan yang berlatih disini, dia harus fokus. Yang lain silahkan beristirahat." Lalu wanita berambut pirang itu berjalan keluar dari ruangan.
Mereka bernafas lega. Setidaknya sekarang sudah bebas melakukan apapun. Melupakan botol minumnya, Chan hanya duduk diam sambil terus menatap lantai ruang latihan.
"Chan-" Soonyoung memanggil sang maknae saat Minghao sedang membagikan minum. Yang dipanggil hanya berdeham.
"Kau tahu, aku setuju dengㅡ"
"Hoshi? Sudah selesai berlatih?" Soonyoung menoleh pada pintu latihan dan menemukan Seungcheol menyembulkan kepalanya disana.
Memberi anggukan sebagai jawaban, akhirnya Seungcheol kembali berucap.
"Daepyo-nim memanggil ketua tim. Ayo kesana sekarang." Karena tidak ada pilihan lain, Soonyoung pun berdiri dan mengusak pelan rambut Chan.
"Kita berbicara lagi di dorm, oke?" Chan hanya mengangguk diam, dan para hyungnya merasa hal ini tidak benar.
Tidak benar karena Chan yang biasanya cerewet tiba-tiba jadi sehening ini.
"Dino-ya." Minghao meringsut mendekati Chan.
"Kau kenapa hm? Kelihatannya benar-benar tidak fokus hari ini." Minghao sekarang sudah tepat berada disamping Chan.
"Tidak ada apa-apa hyung. Hanya, maafㅡ" Kalimatnya tergantung dan itu membuat Minghao serta Jun menatap yang termuda penasaran.
"Maaf... Menghancurkan perfoma hari ini. Aku- aku janji hal ini tidak akan terulang." Kepalanya semakin tertunduk dan suaranya bergetar. Minghao yang tidak tega segera memeluk Chan.
"Ssh. Tidak apa-apa. Penampilan kita memang tidak bisa selalu sempurna, Chan. Yang penting kau mau terus berusaha, itu lebih dari cukup." Minghao berkata sembari mengusap-usap punggung Chan. Di pinggirnya, Jun mengangguk setuju.
"Tapi- tetap saja hyung. Soonyoung hyung... Dia hyung pasti kecewa padaku." Chan kini mendongkak menatap Minghao yang saat itu langsung panik karena baru sadar kalau lelaki dihadapannya menangis.
"Bagaimana kalau pelatih melaporkan hasilku pada daepyo-nim- lalu... Lalu Soonyoung hyung yang dimarahi- hyung... Bagaimana..." Air mata yang keluar semakin deras dan Minghao tidak tahan lagi. Jadilah ia memeluk maknae kesayangan mereka erat.
"Hey, tak usah pikirkan yang itu. Pikirkan kenapa kau sampai kehilangan banyak fokus tadi." Jun membuka suara membuat tangisan Chan mereda.
"Hm.. Jun ge ada benarnya, Chan. Mau berbagi cerita pada kami, mungkin?" Minghao melanjutkan, jemarinya yang panjang mengusap jejak-jejak air mata di pipi Chan.
Hm. Cerita tidak ya.
"Aku... Tidak apa-apa hyung." Jun tertawa mendengarnya, ia menepuk pundak yang termuda.
"Yakin? Apa sepatumu juga sudah tidak nyaman dipakai?"
Chan menggeleng. Hari ini ia memakai sepatu pemberian sang ayah, yang mana mustahil untuk membutnya tidak nyaman.
Dan, tidak. Chan tidak yakin ia baik-baik saja karena pikirannya terus berkelana tadi.
"Hm? Baju atau celanamu tidak nyaman? Atau suhu ruangan? Apa tugas sekolah?"
Lagi, Chan menggeleng pada semua perkiraan Jun membuat kedua hyungnya memutar otak.
"Ah, apa karena Jun ge bau?" Minghao kali ini yang bertanya, ekor matanya menatap Jun sekilas.
"Yah- apaan yang itu?!" Jun protes, ia sudah memakai deodoran dan ia yakin keringatnya tidak bau-bau amat.
"Ahahaha. Bukan itu, Minghao hyung." Chan memukul pahanya setelah tertawa.
"Kalau begitu apa? Tidak mungkin kau kehilangan fokus tanpa alasan, Chan." Si lelaki Xu itu kini mengerutkan alisnya.
Chan menatap kedua hyungnya bergantian, ia bingung apakah harus menceritakan kegundahan hatinya pada mereka atau tidak.
Tapi- kalau bercerita, bagaimana kalau mereka memberitahu member yang lain?
Tapi-lagi, kalau tidak bercerita, Chan pasti akan memikirkan hal ini terus. Ia tidak akan mendapat solusi dan I
Itu artinya ia tidak akan mendapatkan fokusnya kembali dengan segera."Chan? Hey? Kau tak apa?" Minghao mengguncang tubuh Chan yang mana si maknae sedang melamun.
"Oh- ya- aku tak apa hyung." Minghao berdecak pelan.
"Benar?" Chan mengangguk menjawab, dan Minghao juga Jun tahu, itu anggukan yang sangat canggung.
"Yasudah. Kalau bohong tidak akan aku belikan eskrim saat pulang nanti." menjulurkan lidahnya, Jun berdiri dan berjalan menuju tas miliknya. Berniat untuk pulang ke dorm.
Eh! Apa tadi- eskrim?!
"H-hyung!" Chan tiba-tiba berteriak, membuat kedua hyungnya kembali memfokuskan perhatian mereka padanya.
Dasar, pakai eskrim saja baru mau berbicara.
"Uh... Sebenarnya... Itu... Uh- aku... Sedang jatuh cinta..." Si maknae akhirnya berucap, membuat kedua lelaki lain terdiam selama beberapa detik.
"APA?!"
.
.
.
.
.[ Apa-apaan ini, berantakan banget😂 judulnya juga unfaeda sekali wkwk. ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Moment
FanfictionSEVENTEEN and their little moment! [Seungcheol × Jihoon / Jisoo × Junghan / Jun × Minghao / Seokmin × Soonyoung / Mingyu × Wonwoo / Hansol × Seungkwan / everyone × Chan] [ff ini udh pernah aku publish di ffn eheh]