Mingyu × Wonwoo
[ Ingatkan Wonwoo untuk membelikan ice cream cokelat kesukaan Mingyu saat pulang nanti, ya! ]
.
.
.
.
.Latihan rutin sudah selesai tiga jam yang lalu, dan Seventeen segera meluncur pulang menuju dorm kesayangan mereka. Beberapa dari mereka cepat-cepat mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi, dan beberapa yang lainnya diam, tergeletak dilantai. Mingyu dan Wonwoo termasuk diantara beberapa yang tergeletak dilantai. Mingyu tidur terlentang—seakan memberitahu dunia bahwa dia mempunyai badan yang sangat indah, menutup kedua matanya. Dan Wonwoo betah dengan posisinya, dimana paha Mingyu menjadi bantalan kepalanya. Berbeda dengan lelaki yang labih muda, Wonwoo tetap membuka matanya, menatap langit-langit dorm dengan wajah tanpa ekspresi.
"Mingyu-ya." Wonwoo memanggil Mingyu, yang mana dijawab dengan dehaman pelan oleh yang lain.
"Ayo kembali ke ruang latihan." Wonwoo melanjutkan ucapannya, memainkan kukunya yang mulai memanjang.
"Apa? Ruang latihan?" Mingyu tertawa sarkatis, "Aku bosan, kita sudah berada di ruangan itu selama lebih dari lima belas jam." Lanjutnya.
Wonwoo menghela nafas, ia sedang tidak dalam mood yang baik saat ini, dan itu artinya tidak baik juga dia berada di sekitar member-membernya. Bahkan Minghao selalu bertanya apa dia baik-baik saja karena Wonwoo hanya diam sejak mereka latihan, dan Wonwoo hanya menganggukkan kepalanya, tidak menjawab pertanyaan anak China itu.
"Tapi aku ingin kembali kesana." Wonwoo berucap, membuat sang kekasih membuka kedua matanya.
"Tidak hyung, kita harus beristirahat." Mingyu bangkit dari posisinya tanpa menjatuhkan kepala Wonwoo yang masih setia berada di pahanya.
"Kita bisa beristirahat disana, lebih tenang." Mingyu terdiam, ia dapat mendengar bagaimana suara Chan yang berteriak-teriak di kamar mandi sana, memprotes bagaimana Seungkwan dengan bahagianya melihat mata sang maknae terkena shampoo. Dan ia pikir, keributan para maknae itu menganggu Wonwoo-nya.
Mingyu memindahkan kepala bersurai hitam milik Wonwoo dengan perlahan, berjalan menuju kamar mandi dan mengetuknya beberapa kali.
"Jangan berisik, maknaes!"
Wonwoo sama sekali tidak mengharapkan Mingyu berbicara seperti itu kepada para maknae yang sedang membersihkan tubuh mereka. Dan Wonwoo kesal setengah mati, seharusnya Mingyu mengalah dan mereka kembali menuju ruang latihan, bukannya memarahi para maknae yang sedang melepas penat (Terutama Seungkwan).
Dengan wajah stoicnya, Wonwoo berdiri dan berjalan menuju pintu utama dorm, membukanya dan berjalan keluar. Tentu saja kembali menuju ruang latihan.
Lelaki kelahiran tahun 1996 itu berjalan lunglai. Ia lelah, dan ia membutuhkan tempat yang sunyi. Kenapa Mingyu tidak mengerti, sih? Lagipula, jika mereka hanya berdua didalam ruang latihan, mereka bisa lebih bebas melakukan apapun tanpa gangguan member lain.
Bukan, bukan Wonwoo merasa terganggu dengan member lain. Hanya saja ketika moodnya sedang jelek, setiap teriakan yang Chan keluarkan, setiap kali Hansol bernyanyi, setiap kali Seungcheol flirting dengan Jihoon, dan setiap kali Minghao bertanya apa ia baik-baik saja, semua hal itu membuatnya menjadi tambah buruk. Ia selalu saja ingin memukul setiap orang yang ia rasa mengganggunya. (Dan tidak mungkin baginya untuk memukul Minghao)
"Hyung!" Wonwoo berhenti, mendengar teriakan Mingyu dan ia membalikkan badannya. Menemukan lelaki yang lebih muda sedang terengah-engah mengejarnya.
"Kenapa meninggalkanku?" Mingyu bertanya, ia menumpu kedua tangannya pada lutut.
"Kau kan mau beristirahat di dorm." Wonwoo mengangkat kedua bahunya, kembali berjalan menuju ruang latihan.
Mingyu mengikuti jejak hyung tersayangnya itu, sejak pertengahan latihan, ia sudah menyadari mood kekasihnya itu menurun—entah karena apa. Jadi ia memilih untuk diam dan mengikuti kemana Wonwoo pergi, walaupun ia tahu hyungnya itu pergi menuju ruang latihan.
Sesampainya di sebuah ruangan penuh kaca, Wonwoo berjalan menuju salah satu sudut, ia melepas sepatu olahraga dan beanie yang ia gunakan, lalu merebahkan tubuhnya. Menutup kedua matanya dan, sebisa mungkin mencoba untuk tidur.
Tetapi gagal. Tentu saja. Bagaimana ia bisa tidur dengan tenang jika Mingyu menepuk-nepuk pipinya?
Wonwoo mengerang pelan, menyingkirkan tangan kekasihnya secara kasar.
"Hyung, apa ada yang mengganggumu? Kau terlihat sangat buruk." Wonwoo menggeleng, memeluk Mingyu—yang sedang duduk disebelahnya, dengan sangat erat.
"Ayolah~ Aku siap mendengarkan ceritamu~" Mingyu mengangkat wajah lelaki yang lebih tua, memposisikan Wonwoo seperti saat mereka di dorm tadi. Well, for your information, Wonwoo sangat menyukai posisi ini.
Dan mulailah Wonwoo bercerita, bagaimana moodnya turun drastis karena Soonyoung terus mengomentari gerakan dancenya. Lelaki dengan marga Jeon itu merasa kesal saat sang performance leader menyuruhnya mengulang beberapa gerakan seorang diri, diruangan lain, dan hanya Soonyoung yang melihatnya. Mingyu mengangguk, ia ingat saat Soonyoung-hyung memanggil Wonwoo dan menyuruh yang lainnya untuk beristirahat. Mingyu saat itu sudah mengangkat tangannya—siap menggantikan hukuman Wonwoo, tetapi ia tidak bisa menolak saat seorang Kwon Soonyoung menatapnya dingin dan berkata Tidak.
"Tapi hasilnya bagus, kan? Hyung lebih menghafal hal-hal kecil dibandingkan yang lain. Itu tandanya Soonyoung hyung mau kau menjadi lebih baik." Mingyu menanggapi, ia mengusap surai Wonwoo yang sangat lembut—menurutnya. Wonwoo memajukan bibirnya beberapa senti, membuat Mingyu tertawa gemas.
"Tapi aku tidak suka bagaimana ekspresi galak Soonyoung saat ia memperhatikan gerakanku! Itu lebih menyeramkan dibandingkan saat Seungcheol-hyung memarahi kenakalan maknaes." Wonwoo berbicara dengan kaki yang ia hentak-hentakkan. Merasa bahwa hal tersebut bisa sedikit menghilangkan mood buruknya.
"Well, Minghao pikir bahwa wajah Soonyoung hyung saat mengamati gerakan sama menyeramkannya dengan wajahmu saat bad-mood." Dan tepat saat itu, Wonwoo melebarkan matanya.
"Benarkan? Tapi dia selalu berta—"
"Karena dia ingin memastikan keadanmu, Wonwoo-hyungieku sayang~ Semua member khawatir padamu sesaat kau keluar dari ruangan ini bersama Soonyoung hyung. Semuanya tahu apa yang akan Soonyoung-hyung lakukan. Dan kau kembali datang dengan wajah yang sangat menyeramkan."
"Apa sebegitu menyeramkannya?" Wonwoo bertanya, ia menatap Mingyu dengan ketakutan.
"Tidak juga, sih. Kau tetap imut dimataku, kok." Mingyu tersenyum genit, Wonwoo memukul dada lelaki itu dan tertawa keras.
"Hey! Kau tertawa!" Mingyu berteriak, Wonwoo bangkit dari posisinya dan duduk menghadap Mingyu.
"Dasar gombal!" Wonwoo membuat ekspresi aneh, Mingyu tertawa setelahnya. Ia memeluk Wonwoo dan mengajaknya berguling menuju sudut yang lain. Menghujani wajah kekasihnya itu dengan kecupan.
"Kau benar, tidak seharusnya aku memasang wajah menyeramkanku—cukup Soonyoung saja. Ayo pulang, aku merasa bersalah pada yang lain." Wonwoo berbicara sesaat mereka sampai di sudut yang lain.
"Hm-mh. Tapi kau bisa meminta maaf nanti." Mingyu mengecup bibirnya, membuat Wonwoo memukul kembali dada bidangnya sedikit lebih keras.
"Kenapa? Kau bilang kau bosan dengan tempat ini." Wonwoo bertanya penasaran.
"Nah, aku suka tempat ini. Kita bisa menghabiskan waktu berduaan lebih banyak. Lagipula, aku sudah bilang pada Seungcheol-hyung kalau kita akan berlatih beberapa gerakan." Wonwoo memeluk Mingyu setelahnya. Ia tahu hal ini, Mingyu adalah kekasih paling pengertian sejagat raya. Ingatkan ia untuk membelikan ice cream cokelat kesukaan Mingyu saat pulang nanti, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Moment
FanfictionSEVENTEEN and their little moment! [Seungcheol × Jihoon / Jisoo × Junghan / Jun × Minghao / Seokmin × Soonyoung / Mingyu × Wonwoo / Hansol × Seungkwan / everyone × Chan] [ff ini udh pernah aku publish di ffn eheh]