1

3.7K 156 32
                                    

Langit mulai gelap dan sebagian pegawai kantor sedang berkemas, bersiap-siap untuk pulang. Bahkan ada yang sudah pulang dari tadi. Kantor mulai sepi dan tersisalah salah satu ruang kantor di lantai dua yang masih terang benderang.

Kamis yang menyebalkan! Begitulah pikir seorang pemuda tampan dengan kemeja putih dan celana kain abu-abu gelap. Mondar-mandir di depan meja kerjanya. Itulah yang dari tadi dilakukannya.

Ia masih tak habis pikir, bagaimana bisa sekretarisnya melakukan kesalahan yang sangat fatal!
Pemuda itu masih belum bisa mencari pengganti seorang Yoon Jeonghan, sekretaris kepercayaannya yang karena suatu hal mengundurkan diri dari perusahaannya dan menghilang begitu saja tanpa kabar yang jelas sejak lima tahun yang lalu. Karena itu dalam lima tahun terakhir Jun sudah berulang kali mengganti sekretarisnya, namun tak ada yang seperti Yoon Jeonghan.

Pikirannya bercampur-aduk. Beberapa anak perusahaannya juga sedang mengalami masa sulit. Pemuda itu berusaha menenangkan dirinya. Menghela napas panjang entah yang ke berapa kalinya.

DRRTT DRRTT

Ponselnya berbunyi memecah suasana diruangan itu. Terpampang sebuah kontak 'Little Hao-ie'. Pemuda itu cepat-cepat meraih ponselnya dan mengangkat telepon dari 'Little Hao-ie' nya itu.

"Yeobseo? Ada apa Hao-ie?" tanya pemuda itu sambil memasukkan salah satu tangannya ke saku celana.

"Ge, kau masih sibuk? Apa kau lembur lagi malam ini?" Tanya si penelpon dengan suara imutnya.

"Anio. Aku tidak lembur. Aku akan pulang, tapi mungkin agak telat. Masih ada beberapa hal yang harus ku urus Hao-ie." Jelas pemuda itu.

"Awas saja jika kau tidak pulang! Kau tidak lupakan ini hari apa?" Tanyanya lagi, kini dengan nada menuntut.

"Tidak Hao-ie. Mana mungkin aku lupa hari spesial ini. Kau tunggu saja, satu jam lagi aku akan pulang." Jawab si pemuda menenangkan 'Little Hao-ie' nya yang tak lain adalah kekasihnya.

"Baiklah. Aku akan menunggumu, Ge." Lalu telepon itu terputus begitu saja.

Lagi-lagi si pemuda menghela napas panjang setelah menutup telepon itu.
Ya, hari ini memang banyak sekali masalah yang membuatnya kesal dan frustasi. Namun, selalu ada Xu Minghao yang tak lain adalah Little Hao-ie nya yang akan membuat mood-nya menjadi lebih baik atau bahkan bergairah.

Ia berjalan ke arah kursi di belakang meja kerjanya dan meraih jas abu-abu gelapnya yang bertenggerkan nama Wen Junhui.

Ia melangkah keluar dari kantor dan dengan cepat menancap gas mobilnya menuju sebuah toko cokelat.

Tiba di toko cokelat, Jun, panggilan akrab pemuda itu langsung memilih beberapa cokelat kesukaan Little Hao-nya. Ia membeli tiga kotak besar cokelat yang berbeda rasa. Setelah selesai membayar ia langsung pergi menuju apartement-nya yang di dalamnya sudah ada seseorang yang sedang menunggu.
.
.
.
TIT TIT TIT

Jun menekan kode pintu apartement-nya. Salah satu tangannya bersembunyi di belakang sambil menggenggam sebuah kotak berisi cokelat. Perlahan namun pasti Jun melangkahkan kakinya ke arah pintu kamar. Ia jalan mengendap-ngendap layaknya seorang pencuri di rumah sendiri.

CEKREEKK

Pintu kamarnya terbuka. Kosong. Tak ada siapa-siapa, namun lamat-lamat ia mendengar suara gemercik air dari kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Samar-samar Jun mendengar ada suara seorang melantunkan beberapa bait lagu dengan lembut. Jun sudah tau pasti siapa pemilik suara yang selalu membuatnya bersusah payah menahan gairahnya itu. Jun menyeringai. Gairahnya mulai naik.

Di letakkannya kotak berisi cokelat tadi di atas ranjang berukuran king size miliknya. Perlahan Jun melepas setelan jas dan kemejanya. Kini hanya tersisa tubuh setengah naked milik Jun dengan celana kain yang masih menutupi bagian tubuh bawahnya.

SENSUOUS DELIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang