8

1.2K 82 8
                                    

"Maaf menunggu lama, Choi Seungcheol."

Seungcheol membalas dengan senyum termanisnya sambil tangannya menepuk-nepuk kursi di sebelahnya mengisyaratkan pada wanita itu untuk duduk di sampingnya.

"Wow... Tak ada yang berubah ya, Jisoo." Wanita bernama lengkap Hong Jisoo itu menyungging senyumnya.

"Kau sangat pintar merawat diri." Puji Seungcheol lagi, Jisoo hanya bisa tersipu malu sambil menyeruput kopi hangatnya yang sudah dipesankan Seungcheol.

"Kapan kau tiba? Kenapa tak mengabariku lebih dulu?" Jisoo merubah topik pembicaraan, ia menaikkan kaki kanannya, bertumpu pada kaki satunya.

"Maafkan aku. Belum lama aku di Jepang. Ada sesuatu yang harus ku urus di sini."

"Apa kau lama di sini? Aku sangat merindukanmu, kau tahu itu!" Jisoo mempoutkan bibirnya lucu dan tangannya memukul lengan berotot Seungcheol dengan gemas, membuat lelaki di hadapannya itu terkekeh dengan tingkah Jisoo yang hanya pada Seungcheol ia bersikap seperti ini.

"Aigooo aku pun juga merindukanmu Jisoo-ya. Tenang saja. Aku lama di sini, mungkin untuk 3 tahun, 5 tahun, atau lebih." Jelas Seungcheol diiringi senyum yang terpahat indah diwajah tampannya. Tangannya merangkul pundak Jisoo, membiarkan wanita itu menyenderkan kepalanya di bahu Seungcheol.

Sampai beberapa jam ke depan mereka mengobrol dengan asik mengenai berbagai macam topik tentang kehidupan mereka selama tak bertemu. Selama itu pula Seungcheol melupakan fakta bahwa ia bersama Jeonghan di Jepang, bahkan telah menjadi calon ayah untuk bayi yang tengah dikandung Jeonghan.

*

Isi lemari dapur begitu berantakan. Ya, Jeonghan membongkarnya, ia mencari bahan makanan namun ternyata tak ada yang tersisa, semuanya habis!

Mereka baru tiba di Jepang kemarin, mana sempat mereka berbelanja bahan makanan. Mana kondisi Jeonghan yamg memang sedang tidak baik. Ingat, Jeonghan sedang mengandung!

Jeonghan menutup pintu lemari-lemari itu lemah, sambil tangannya satu memegangi perutnya. Ia kelaparan!

Seungcheol benar-benar! Dari semalam ia pergi meninggalkan Jeonghan saat Jeonghan tertidur pulas dan tak memberinya pesan sama sekali atau meninggalkan makanan untuk Jeonghan.

Ia malangkah ke arah kulkas yang isinya juga sudah kadaluwarsa. Entah sudah berapa lama Seungcheol tak menempati apartementnya ini.

Ia menarik sebuah kertas yang berisi iklan yang menempel dikulkas. Ah, dia bisa delivery ayam goreng atau pizza dari kertas itu.

Jeonghan membawa kertas dan tubuhnya yang lunglai itu ke kamar untuk mengambil ponsel. Sebelumnya Seungcheol telah memberitahu bahwa telepon rumah di apartementnya sudah tak berfungsi lagi.

Kriieett

Pintu kamar terbuka, Jeonghan setengah mati menahan sakit di perutnya. Ini bukan hanya sekedar lapar, tapi perutnya benar-benar sangat sakit!

Ia pun mendudukkan dirinya di atas kasur, meraih ponsel yang ada di bawah bantalnya. Cepat-cepat ia menekan tombol di ponselnya.

Ah sial! Teleponnya tidak diangkat. Jeonghan mengeluh lagi-lagi perutnya terasa sakit sekali. Ia mencoba lagi untuk menelpon. Hasilnya sama, tidak ada jawaban.

Jeonghan melempar ponselnya kesal ke kasur. Tubuhnya terasa lemah sekali, dan kini kepalanya yang ikut sakit. Cocok sudah!

Jeonghan meraih lagi ponselnya mencoba menghubungi Seungcheol.

Tut tut tut

Tak ada jawaban. Setengah mati Jeonghan menahan sakit perutnya. Ia pun mencoba berdiri sambil berpegangan di dinding, kali ini penglihatannya mulai kabur.

SENSUOUS DELIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang