busy.

871 140 22
                                    

   Sibuk. Itu yang sedang mengganggu pikiran Jungkook. Kapan seorang Jeon Jungkook tidak sibuk? Sayangnya, jika sibuk, Jungkook akan kesal jika ada yang mengganggu atau pekerjaannya tak sesuai dengan apa yang diinginkan.

  Taehyung tahu itu. Mereka sama - sama sibuk. Tapi setidaknya ia tak sesibuk Jungkook yang selalu saja mengutamakan pekerjaan yang akan datang. Ada baiknya juga memang. Tapi tetap saja. Bahkan Jungkook mungkin tidak akan pergi kencan pada akhir pekan itu jika Taehyung yang menyuruhnya.

  Jungkook sudah lama begini. Memproritaskan pekerjaannya. Sejak kejadian Eunha yang meninggalkannya. Jungkook sudah terlanjur depresi.

  Taehyung bahkan tak tahu bagaimana harus menghentikan ke egoisan Jungkook mengenai pekerjaannya.

  Ah, sudah jam makan siang tapi tetap saja. Ruangan Jungkook dikuncinya.

  Pasti Jungkook lupa makan siang. Bagaimana jika ia sakit nanti? Yang repot Taehyung juga 'kan? Sayangnya Taehyung bukan tipekal yang pandai merawat. Terakhir kali ia merawat Jungkook sakit karena putus dengan Eunha, berakhir dengan apartement mereka yang hampir terbakar. Dan yang jelas tambah membuat Jungkook sakit.

   Lalu, sekarang siapa yang bisa diandalkan jika Jungkook sakit?

   Taehyung mendesah frustasi. Lalu ia melihat Sujeong yang tengah tersenyum, terburu - buru membawa kopinya menuju tempat kerjanya.

   "Hei, hei! Nona Ryu!" Gadis berpipi bulat itu menoleh lalu menunduk saat Taehyung mendekatinya.

   "Apa yang kau beli?" Tanyanya. Sujeong memajukan bibirnya tak suka.

   "Mocca latte." Jawabnya. Taehyung berdecak lalu mengambil kopi itu dari tangan Sujeong.

   "Sajangnim! Jangan! Aku membelinya dengan uang sakuku sisa kemarin!" Taehyung menggeleng. "Ikut aku dulu baru kuberi ini." Sujeong menghela nafas.

   "Sajangnimmm" ia menghentakkan kakinya lucu. Membuat Taehyung gemas. "Ikut saja."

   Dan Sujeong berakhir di ruangan Taehyung. Ia menopang dagunya malas.

   "Tidak sopan begitu di ruangan GM mu!" Sujeong merubah posisinya menjadi tegak.

   "Beri aku saran." Ujarnya. Sujeong memiringkan kepalanya. "Saran apa?"

   "Jungkook mengunci ruangannya lagi. Aku yakin dia melewatkan makan siangnya. Dia tak pernah begini saat bersama Eunha. Walaupun Eunha tak mengingatkan, tapi ia masih peduli pada dirinya. Lalu bagaimana sekarang?" Tanya Taehyung. Sujeong nampak tak merespon.

   "Hei, aku bertanya." Sujeong justru berdecak.

   "Sajangnim lupa? Jungkook sajangnim 'kan sudah mempunyai tunangan. Dan kudengar tunangannya itu lembut sekali. Pasti ia akan perhatian pada Jungkook sajangnim. Coba saja hubungi tunangannya Jungkook sajangnim." Jawab Sujeong yang terlihat tenang.

  Ah, iya. Dia melupakan Yein. "Kau benar juga." Ia langsung mengeluarkan ponselnya.

   "Kau keluarlah Ryu," ujarnya. Sujeong menatapnya datar. "Kopiku." Taehyung meletakkan kopinya lalu mengeluarkan beberapa lembar won.

  "Ini apa sajangnim?" Tanyanya. "Upah karena kau sudah membantu." wajah Sujeong berubah menjadi cerah.

   "Terima kasih, Tuan!!!"

_______

   Jungkook menghela nafas kasar. "Kenapa data keuangannya begini?!" Teriaknya marah. Jungkook mengabaikan ponselnya yang berdering lumayan lama.

If YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang