Double trouble

805 95 42
                                    

Jungkook berkutat pada laptopnya sekarang. Ia di kantor hari ini untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya lagi. Dan Yein sendiri sedang di rumah mengerjakan deadline yang ditentukan penerbit untuknya. Iya. Gadis itu disuruh menulis sesuatu lagi. Dan Jungkook cukup lega mengingat mereka berdua yang akan tidur nyenyak malam ini. Karena biasanya kalau sama - sama lelah, mereka akan menikmati momen berdua dengan hal - hal romantis yang tak terlewatkan.

Pintu ruangannya di buka oleh Taehyung dan pria itu tersenyum kecil sambil melempar beberapa kertas pada Jungkook.

"Kau urus hotel yang di Daegu ya."

"Kenapa? Bukannya kau yang--"

"Sebentar saja. Hanya dua minggu."

"Memangnya hyung mau kemana?" Tanya Jungkook.

"Menemui Ong yang sedang bermasalah dengan polisi di Jeju." Jawabnya. Jungkook yang baru - baru ini mendengar hal itu mengangguk setuju.

   "Jadi kau tidak akan membiarkanku berlibur sebentar, wahai GM Tae?" Ujar Jungkook. Taehyung mengerutkan keningnya.

   "Memangnya kau mau kemana? Sejak kapan kau suka liburan? Kau 'kan suka lembur." balas Taehyung sengit. Jungkook mendesah malas lalu berdecak.

   "Ke Bali. Sejak bersama Yein." Jawabnya sekena mungkin. Taehyung mengangkat kedua alisnya dengan raut wajah aneh.

    "Jadi sudah baikan?" Godanya yang disambut tawa Jungkook.

    "Sudah..." jawabnya malu. Taehyung berdesis kesal karena tingkah Jungkook yang aneh itu.

"Yasudah, urus itu sampai seminggu saja. Soalnya akan ada diadakan rapat disana."

"Rapat apa?"

"Kepala dinas dengan karyawannya. Katanya mereka mengadakan rapat sekaligus menginap di hotel selama dua hari. Aku tidak tahu terlalu jelas sih." Jungkook hanya menganggu kecil lalu beralih berkutat pada laptopnya.

"Kapan hyung akan berangkat?" Taehyung yang baru saja ingin pergi menoleh ke arahnya.

"Besok." Jawabnya singkat lalu menutup pintu dengan pelan.

Jungkook menatap lamat kertas - kertas itu. "Hmm.. tidak buruk juga."

-

Jangjun baru saja mengajak Ryu Sujeong ke kedai Ibunya. Omong - omong bibi Lee ini sangat ceria dan senang sekali saat Sujeong datang. Mengingat dari dulu ia ingin sekali mempunyai anak perempuan, Sujeong selalu memaklumi itu. Bahkan Bibinya pernah bilang kalau Sujeong sudah besar, bibinya akan membuatkan baju yang bagus untuk pernikahannya. Sujeong selalu terkekeh atas pernyataan bibinya itu.

"Lebih baik kau bekerja di kedsi Jangjun saja! Disini sudah banyak pegawainya, Ryu!" Ujar Bibi Lee saat mereka sudah berbincang lama. Sujeong hanya menatap Jangjun yang sibuk bermain ponsel.

"Hm? Aku tidak terlalu yakin kalau Ryu akan mau bekerja di tempatku." Ujar Jangjun tak peduli. Sujeong mendengus lalu meliriknya dengan sinis.

"Kau mau menerimanya atau tidak?" Tanya Bibi Lee dengan nada datar. Jangjun bangkit dari posisinya lalu tersenyum jahil ke arah Sujeong.

"Memangnya dia mau? Tempatku hanya ada aku dan Eunseo. Kalau dia mau repot silahkan,"

"Tidak masalah." Balas Sujeong sekenanya. Gadis itu menatap Jangjun datar.

"Daridulu aku selalu sibuk kok untu masalah bekerja. Jadi kurasa tidak masalah," Jangjun tertawa keras.

"Heh Nona Ryu, masalahnya kedaiku itu berbeda." Sujeong mengerutkan keningnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang