sick of love

1K 124 30
                                    

Jungkook menatap lamat gadis yang tertidur di ranjang rumah sakit itu. Bibirnya pucat, tatapannya kosong dan matanya sayu. Rambutnya awut - awutan dan kemeja putihnya sudah tak beraturan. Ditatapnya gadis itu dengan sayang. Sesekali diciumnya punggung tangan si gadis. Matanya sembab karena terus - terusan menangis karena gadis ini. Ya, karena gadis inilah si tampan Jeon Jungkook menangis.

Cklek

Jungkook menoleh ke sumber suara. Siapa lagi kalau bukan Jisoo? Gadis yang tiba - tiba menelponnya karena gregetan saat Yein pingsan di Apartementnya sendiri.

"Bagaimana keadaannya, Noona?" Tanya Jungkook. Jisoo tersenyum lembut lalu berjalan menuju ranjang Yein. Tempat dimana Yein tengah terlelap.

"Dia baik - baik saja. Hanya saja, ya, sudah dua hari gadis ini tidak makan jadi maag nya muncul." Jungkook menatap miris gadis bermarga Jeong ini. Ia lagi - lagi terisak sesekali mencium tangan si gadis.

Sedangkan Jisoo menatap Jungkook dengan tenang. Seperti dugaannya, Yein memang sedang ada masalah dengan pria yang mengaku suaminya dan bermarga Jeon tersebut. Sejak awal Jungkook datang, Jisoo tidak dapat berkata - kata lagi karena Jungkook sama kacaunya dengan adik sepupunya itu. Hanya saja, ia lebih sigap meraih tubuh kurus Yein dan nyaris menabrak orang karena ke khawatirannya itu.

"Kau ada masalah dengannya?" Tanya Jisoo lembut. Jungkook menatap Jisoo dengan mata memerah lalu menghela nafas kasar.

"Kau sudah berapa hari tidak makan?" Tanya Jisoo. Jungkook mendongak lalu tersenyum kecil.

"Aku... belum ada makan sejak kemarin."

"Pergilah makan siang di kantin. Aku akan menjaga gadis ini. Bisa - bisa kau pingsan seperti dia." Ujar Jisoo. Jungkook menggeleng gusar.

"Aku ingin menjaganya saja, Noona."

"Hei, itu tidak baik untuk kesehatanmu. Kau mau saat Yein terbangun ia melihatmu juga pingsan karena kelaparan seperti dia? Jangan konyol!"

"Tapi aku memang tidak ing--"

"Bagaimana kalau aku saja yang membelikanmu makanan? Aku keluar dan kau bisa makan disini sambil menjaganya." Paksanya. Jisoo agak kesal melihat suami dari gadis bermata teduh ini.

"Kurasa tidak perlu repot - repot, Noona. Soalnya aku memang tidak lapar."


"Sebenarnya masalah kalian apa sih?!"


Jungkook terdiam saat Jisoo menatapnya dengan jengah sambil berkacak pinggang. Sesekali ia menghela nafas kasar.

"Aku muak melihat Yein berkali - kali menyalahkan diri, menangis lagi, menganggap dirinya pengacau... aku tidak tahu harus melakukan apa untuk gadis ini. Ia terlalu baik. Kalau mungkin Ayah dan Ibu Yein bukan Paman dan Bibiku, mungkin aku akan membunuh mereka karena membuat Yein menangis terus - menerus."

"Dan kau? Apalagi yang kau lakukan pada gadis kecilku? Merusak kehidupannya? Apa? Aku bisa membunuhmu detik ini juga jika kau menyakiti gadis ini."

"Yein lebih pantas bahagia daripada harus menderita dengan orang - orang sepertimu, Eunha atau Paman dan Bibi."

"Hh, dulu Mingyu, sekarang kau. Sebenarnya mau kalian apa? Membunuh gadis ini secara perlahan? Tapi apa salah gadis ini? Dia sudah berusaha sendiri tanpa siapapun. Dan kau tahu? Hanya aku yang ada bersamanya disaat ia terpuruk."

Jisoo mengerjapkan matanya yang berair.

"Kalau kau tidak mencintainya, setidaknya jangan memulai dari awal."

If YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang