" Kotowaru " ucapku tegas.
" Sasuke, jaga sikapmu " bentak Tou-san.
" Sampai kapanpun aku menolak pernikahan ini "
" Sasuke "
Aku pergi meninggalkan ruangan itu. Seperti yang kau lihat, aku dijodohkan. Aku bahkan masih sekolah menengah, bagaimana bisa mereka merencanakan hal ini.
Aku masih ingin sekolah dan meraih mimpiku, menjadi pria sukses. Juga, aku sudah memiliki kekasih. Sakura.
Apa mereka tak memikirkan perasaanku?
Aku menunggu acara mereka usai dimobil. Aku sudah malas kembali kedalam.
" Kau sungguh keterlaluan Sasuke, aku kecewa padamu " ucap Tou-san saat kembali.
Aku membuang muka. Aku sendiri kecewa pada kalian, Tou-san.. Kaa-san.
Sepanjang jalan suasana dimobil sunyi senyap.
" Sasuke "
" ... "
" Tou-san memintaku memberikan ini padamu "
Nii-san memberikan sebuah amplop padaku sebelum aku masuk kamar.
Ku ambil amplop itu dan meletakkannya di meja belajar. Lalu bergegas tidur.
Ini adalah kisah paling menyebalkan sepanjang hidupku.
Pagi ini suasana masih terasa canggung. Kami malas berdebat masalah semalam. Usai sarapan aku berangkat ke sekolah.
" Mungkin ini tiba-tiba, ada satu murid pindahan yang akan masuk kelas ini " ucap wali kelas.
Semua saling berbisik.
" Masuklah "
" Hinata Hyuuga, Yoroshiku " ucapnya.
" Kau bisa duduk disana "
Sensei menunjuk bangku disamping kananku.
" Ohayo Sasuke-kun "
Deg
Dia tau namaku? Kami bahkan belum berkenalan.
Sepanjang pelajaran dia terus tersenyum dan memandangku. Seolah sangat mengenalku. Siapa gadis ini?
Sikapnya membuatku sedikit risih.
Teng.. Teng..
Jam istirahat, beberapa mulai berhamburan keluar kelas.
" Sasuke kau mau ke kantin? " ajak salah satu temanku.
" Hn "
" Sasuke-kun "
Gadis itu mendekat padaku begitu saja dengan membawa sekotak bento. Aku mengernyitkan dahi, apa sih.
" Sasuke kau jadi ke kantin? "
" Ya "
" Tidak, Sasuke-kun akan makan bersamaku " ucapnya begitu saja.
Sukses membuat semua mata tertuju padaku.
" Oi apa maksudmu? "
" Kalian sudah saling kenal? " tanya yang lain.
" Ha-i.. aku adalah tunangannya "
Aku mendelik mendengarnya. Yang lain bahkan hampir membuka mulut karna tak percaya.
" Oi jangan mengada-ada, kita bahkan baru bertemu hari ini " ucapku.
" Iie..aku mengatakan yang sesungguhnya "
" Masaka.. " gumamku.
Aku mengingat kejadian semalam. Saat pertemuan itu aku tidak melihat gadis yang akan dijodohkan denganku. Amplop, itu pasti foto nya.
" Sasuke "
Aku menoleh ke arah suara.
" Sakura "
Dia berdiri dipintu kelas melihat keramaian yang dibuat gadis itu.
" Matte Sakura "
Aku berlari mengejarnya yang sudah lebih dulu pergi.
" Sasuke-kun "
Dan gadis itu pun ikut mengejarku. Sial.
" Ah.. "
Aku berhasil meraih Sakura. Kubawa dia ke sebuah ruang klub yang masih kosong. Dan mulai menjelaskan apa yang terjadi padanya.
" Tapi aku belum bertemu dengannya " ucapku.
" Tapi dia mengakui bahwa kau tunangannya "
" Dengar, sampai aku melihat foto di amplop itu.. kita anggap saja dia gila "
" Tapi Sasuke.. "
" Lupakan masalah ini dan percayalah padaku "
Dia diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk mengerti. Hah.. lega.
Hubunganku dengan Sakura berawal dari dua bulan lalu saat aku melihatnya bermain tenis di klub. Dia begitu cantik, energik, juga mandiri.
Itu kriteria yang kucari selama ini. Dan akhirnya kamipun pacaran.
" Sasuke-kun "
" Berhenti memanggil namaku "
" Douste? "
" Karna aku tak mengenalmu "
" Aku Hinata, tunanganmu "
" Berhenti mengatakan itu "
" Demo.. "
" Dan jangan dekati aku sampai aku tau kebenarannya "
Itu yang kukatakan padanya tapi nyatanya dia terus menempel padaku sepanjang hari. Cih.
" Tadaima "
" Okaerinasai "
Aku berlari ke kamarku mencari amplop yang diberikan Nii-san semalam. Saat kubuka ternyata benar. Gadis itu yang dijodohkan denganku.
Sial.. sial.. sial..
Bukankah aku sudah menolaknya. Mereka benar-benar tidak mendengarkanku. Jangan salahkan aku jika dia terus terluka karna ku nanti.
~Skip~
YOU ARE READING
SasuHina - Jodohku itu kamu
FanfictionHal yang ingin kupastikan adalah perasaanku sendiri padanya. Dan saat akhirnya aku sadar akan perasaanku padanya, akupun mengerti yang dia rasakan padaku selama ini. Bahwa perasaannya padaku sangat besar dan tulus.