Dan aku memilih...

1.7K 114 13
                                    

Hari ini adalah penentuannya. Aku benar-benar harus memilih diantara mereka. Aku bahkan sampai tidur telat karna memikirkan hal ini.

" Kau sudah siap? "

" Hn "

" Kau bisa mulai "

Aku terus memutar otak, mencari jawaban atas pertanyaan ini. Siapa yang harus kupilih?

'Tak perlu mengelak, cukup ikuti saja'

Tiba-tiba suara Nii-san terngiang di kepalaku. Kamisama, semoga ini bukan kesalahan kedua yang kuambil.

" Gomen Sa- "

" Cukup " potongnya tiba-tiba.

Aku menatapnya.

" Aku- "

" Ku bilang cukup Sasuke "

Aku bahkan belum melanjutkan ucapanku.

" Aku tau pilihanmu "

Hening. Kami terdiam.

" Pergilah Sasuke "

Air mata itu tampak menitik di pipinya meski dia coba sembunyikan.

" Sakura- "

" Pergi "

Diruang klub tenis ini, tempat aku menyatakan cinta untuk pertama kalinya pada Sakura. Dan di tempat ini juga, aku mengakhirinya.

Teng.. teng..

Dua pelajaran terlewat. Aku tak masuk kelas sejak pernyataan itu. Menyendiri di atap gedung sekolah. Membiarkan angin menghempas seluruh tubuhku.

Apa ini sudah benar.... Kamisama?

Bep..bep..

'Aku di bawah'

Ku lihat dari atap, tampak Nii-san dengan mobil Tou-san. Apa yang dia lakukan disini?

Ku simpan ponselku usai membaca pesan darinya dan meluncur menghampirinya.

" Apa yang kau- "

" Masuk "

" Ha? "

" Semua barangmu sudah ku bawa "

" Kita mau kemana? "

" Memberi pelajaran padamu "

" Ha? "

Dia membawaku pergi entah kemana. Lagi-lagi Nii-san muncul entah darimana. Dan selalu memberi kejutan tak terduga padaku.

" Tunggu disini, jangan keluar sampai ku beri aba-aba " ucapnya berlalu.

Dia meninggalkanku di pinggir jalan. Di depan sebuah gedung. Seperti tempat bimbingan belajar, pikirku.

Deg

Onyx ku membulat saat ku lihat Nii-san bicara dengan seorang gadis. Itu dia!

Tak berapa lama Nii-san memberi aba-aba padaku untuk keluar. Aku keluar dari mobil namun tak melangkah sedikitpun.

Aku ragu tuk menghampiri mereka. Terutama dia, setelah apa yang terjadi.

Entah apa yang mereka berdua bicarakan. Yang jelas, tiba-tiba dia menunduk lalu kemudian pergi. Aku tak bergeming dari tempatku meski ada perasaan ingin mengejarnya.

" Gawat " ucap Nii-san saat kembali.

" Apa maksudmu? "

" Dia tak ingin melihatmu lagi "

Deg

Aku tertegun dengan kata-kata itu. Dia tak ingin melihatmu lagi. Suara Nii-san terus terngiang di kepalaku. Dan entah kenapa hatiku terasa.. sakit.

" Kita pergi sekarang "

" Kemana? "

" Mencari cara agar dia mau berbaikan lagi denganmu "

" Ha? "

" Bukankah kau ingin memastikan sesuatu padanya? "

" Hn "

" Kalau dia tak ingin melihatmu, bagaimana caramu memastikan hal itu? "

Dia benar juga. Aku hanya mengangguk mengikuti aturannya. Aku tampak seperti seekor anjing kecil yang menuruti pemiliknya sekarang. Dan itu memalukan.

~Skip

SasuHina - Jodohku itu kamuWhere stories live. Discover now