" Ohayo Sasuke-kun "
Aku menoleh ke arah suara. Cih.
Kupercepat langkahku agar dia tak sampai padaku.
" Ohayo Sasuke-kun "
Dan akhirnya dia menggapaiku.
" Berhenti menempel padaku " ucapku.
" Dousta no Sasuke-kun, aku kan tunanganmu "
Langsung kututup cepat mulutnya. Membawanya ke tempat yang lebih sepi.
" Berhenti mengatakan tentang tunangan, ini sekolah "
" Lalu kenapa? "
" Kau bisa membuat semua orang salah paham "
" Tapi kita memang bertunangan kan Sasuke-kun "
Cih. Dia masih bisa tersenyum dalam keadaan seperti ini. Sungguh menyebalkan.
" Sasuke-kun "
" Jangan panggil nama depanku " bentakku.
" Dana-sama? "
Arrrggg.. Aku menahan geram semaksimal mungkin. Darahku seolah naik sampai ubun-ubun tiap kali berhadapan dengannya.
Bagaimana tidak, dia tak pernah mendengarkanku.
" Dana-sama "
" Tsk.. jangan memanggilku seperti itu "
" Lalu aku harus memanggilmu apa? "
" Ai? "
" Iie "
" Love? "
" Iie "
" Amore? "
" Tsk.. jangan menambah kata-kata aneh lagi padaku "
" Lalu apa? "
" Nama keluargaku "
" Uchiha? "
" Hn "
" Iie.. iie.. itu tidak mungkin "
" Ha? "
" Itu sama saja aku memanggil namaku sendiri "
" Maksudmu? "
" Karna sebentar lagi aku juga akan menjadi Uchiha "
Aku tak habis pikir oleh gadis ini. Tingkat kepercayaan dirinya sudah level dewa.
Ku tinggalkan dia begitu saja, menuju kelas.
" Tadaima "
" Okaerinasai dana-sama "
Bruk
Ku tutup lagi pintu rumahku. Masih diluar menjernihkan mata dan pikiranku.
Cklek
Bruk
Cklek
Bruk
Ku ulangi membuka dan menutup pintu hanya untuk memastikan penglihatanku.
" Siapa yang bermain pintu? " suara Kaa-san dari dalam.
Kubuka lagi pintu itu.
" Ara Sasuke "
Mataku masih tak bergeming melihat pemandangan didepanku. Dia duduk bersujud di depan pintu.
Aku memberi isyarat pada Kaa-san, siapa dia?
" Ah ini Hinata "
Aku tau itu dia, maksudku apa yang dia lakukan disini?
" Masuklah dulu " ajak Kaa-san.
Kami berkumpul di meja makan. Aku, Kaa-san juga dia.
" Mulai hari ini dan seterusnya dia akan tinggal bersama kita " terang Kaa-san tersenyum.
" Ah Okaa-sama "
" Nani? " ucapku tak percaya.
Mereka lantas berhenti tersenyum melihat reaksiku.
" Jangan bercanda "
" Tidak "
" Apa-apaan ini? Dia tinggal disini "
" Ya , kenapa, kau keberatan? "
Aku bungkam seketika saat kudengar suara itu. Tou-san.
" Tsk.. "
Aku berlalu meninggalkan mereka, masuk kamar. Aku benci kalian semua.
~Skip~
YOU ARE READING
SasuHina - Jodohku itu kamu
FanfictionHal yang ingin kupastikan adalah perasaanku sendiri padanya. Dan saat akhirnya aku sadar akan perasaanku padanya, akupun mengerti yang dia rasakan padaku selama ini. Bahwa perasaannya padaku sangat besar dan tulus.