Selesai aku dan bibi mengerjakan lampu labu dan beberapa dekorasi untuk Halloween. Aku menenteng kantong sampah berisi sisa-sisa potongan labu ke tong sampah belakang. Ketika aku berada di halaman belakang, aku tidak senggaja melihat seorang pria keluar dari gudang kecil di belakang rumahnya. Pria yang sama yang kutemui beberapa jam yang lalu. Tatapannya terlihat was-was, aku pun segera merunduk agar tidak terlihat olehnya. Tangannya mengelap sebuah kain lap berbecak merah.
"Merah? Apa dia terluka?"gumanku sambil memperhatikan gerak-geriknya.
Dia pun masuk ke rumahnya melalui pintu belakang. Rasa penasaran mulai mendominasi pikiran dan gerak tubuhku untuk mendekati gudang kecil tersebut. Tinggal beberapa langkah agar mencapai pintu gudang tersebut, hingga bau aneh menyerbab masuk ke indra pernafasanku. Aku sempat mengerutkan keningku karena aku berusaha mengingat bau tidak asing ini.
"Formalin?"gumanku tanpa sadar. Sontak aku membungkam mulutku agar pita suaraku untuk teriak tidak keluar yang nanti akan menciptakan masalah baru. Aku melangkah mundur hingga aku menabrak tubuh tegap tepat di belakangku.
Apa ini orangnya?! Apa aku ketahuan?! Bagaimana ini?! Pekikku dalam hati. Keringat dingin mulai mengucur di pelipisku seolah aku ketahuan melakukan sebuah kejahatan besar. Detak jantungku mendadak meninggikan performa seolah aku habis lari jarak jauh. Aku tidak bergeming sedikitpun dari posisiku, hingga kedua tangan pria itu menyentuh bahuku.
"Oi. Annabelle, kau sedang mengutip siapa hayo..." spontan aku berbalik dan menginjak kaki Zein dengan kesal. "Bodoh! Jangan buat aku mati ketakutan, dasar bodoh!"seruku
"Aduh... Aish. Aku tidak menakutimu Annabelle, kau saja tuh yang ketakutan sendiri. Dasar,"ucapnya dengan nada sebal.
"Siapa suru kau berdiri di belakangku?"ucapku sarkas
"Siapa suru kau berjalan mundur ? " ucapnya tidak mau kalah.
"Suka-suka aku mau jalan mundur, maju, miring, terserah aku. Kau mengerti."
"Oh... Kalau gitu suka-suka aku mau berdiri di belakangmu, di depanmu, di sampingmu, terserah aku. Kenapa kau sewot Annabelle," ucap Zein
"Aku bukan Annabelle! Dasar pantat wajan," ucapku sebal
" Wajah tampan begini kau bilang pantat wajan. Matamu bermasalah Annabelle."
"Otakmu yang bermasalah pantat wajan."ucapnya
"Ada apa ini? "ucap seseorang yang membuatku kembali bergidik ngeri. "Dia disini..."runtukku dalam hati.
"Kau gadis aneh tadi yang memberiku manisan bukan?"ucapnya
"Aneh? Aku ?"ucapku sambil menunjuk diriku sendiri. Zein malah tertawa dengan ucapan yang diucapkan pria datar di depanku ini.
"Ternyata bukan hanya aku yang menganggapmu aneh. Ternyata dia berpikiran sama denganku,"ucap Zein sambil cekikian sendiri. Sebal dengan tingkahnya aku pun memukul lengannya.
"Oi, sakit tau!"ucapnya sambil mengelus lengannya
"Bodo!"ucapku sambil memeletkan lidahku.
"Sedang apa kalian di sini?"ucapnya lagi.
" Aku...aku sedang mencari seekor kucing berbulu coklat. Apa kau melihatnya?" ucapku.
"Tidak,"ucapnya datar
"Oh...begitu yah. Hehehe...kalau gitu aku permisi dulu. Ayo, pantat wajan,"ucapku sambil merangkul lengan Zein dan menariknya menjauh dari sana.
"Hei, apa-apaan kau ini Annabelle?"ucap Zein
"Berisik! Nanti ku ceritain, yang penting kita kembali ke rumah,"ucapku setengah berbisik
Setelah sampai di dalam rumah tepatnya di dapur, aku menceritakan semua yang aku lihat termasuk bau formalin yang tercium oleh indra pernafasanku. Dan reaksinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Halloween
HumorPertengkaran konyol, misteri, keanehan dan kekonyolan lainnya di malam Halloween .