Chapter 4

3.1K 378 124
                                    

Pinky mendelik.

Biasanya, setiap pagi, dialah yang akan berdiri di dekat pintu gerbang menunggu kedatangan Mingyu, sambil membawakannya kotak bekal.
Tapi sekarang? Dua makhluk absurd itu yang sekarang berada di sana, berdiri di samping pintu gerbang, bersebelahan, sambil sama-sama menenteng kotak bekal.
Mereka menatap Pinky dengan senyum cengengesan.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Pinky.
"Menunggumu," Seokmin dan Hoshi menjawab bersamaan. Senyum geje tak berhenti mereka tebarkan.

"Kenapa kalian harus menungguku?" Pinky bertanya ketus.
"Kami memperhatikanmu, bahwa setiap pagi kau selalu menunggu Mingyu di sini sambil membawakannya kotak bekal. Jadi, kami ingin melakukan cara yang sama, untuk menarik perhatianmu," si hidung perosotan yang menjawab panjang lebar.
Pinky melongo. "What?" Ia mendesis. "Kan aku sudah bilang, aku hanya akan mengejar Mingyu. Jadi jangan buang-buang waktu untukku," gadis itu menjerit.
"Dan kami juga sudah bilang bahwa kami hanya akan mengejar dirimu," jawab Hoshi.

Pinky menggigit bibir sebal.
"Tunggu, kenapa kalian bisa akur begini? Bukankah seharusnya kalian saling bersaing? Seperti yang ada di drama-drama. Ketika ada dua orang laki-laki mencintai gadis yang sama, bukankah biasanya mereka akan berkelahi untuk mendapatkan hati si gadis?" Mata bening Pinky mengerjap.

Hoshi dan Seokmin berpandangan.
"Karena berkelahi sudah terlalu mainstream, maka kami sepakat untuk bersaing secara sehat." Jawab mereka.
Pinky menghentakkan kakinya dengan sebal.
"Pokoknya mulai besok kalian dilarang berdiri di sini! Jika kalian tetap saja seperti ini, aku akan menyuruh pamanku untuk memindah pintu gerbangnya!"

Seokmin dan Hoshi melongo.
Memindah pintu gerbang? Memang pintu gerbangnya mau dipindah kemana?

Adu argumen di antara mereka terhenti ketika sosok jangkung melenggang memasuki area sekolah.
Muka Pinky yang tadinya masam berubah cerah.
"Mingyuuuu...," teriaknya girang.

Mingyu mematung. Alih-alih menjawab, pemuda itu mundur beberapa langkah, lalu memilih melesat, berlari arah kelas.
"Mingyuuu...," Pinky tak tinggal diam. Ia ikut melesat, dan mengejar sosok itu.

Melihat adegan itu, Seokmin dan Hoshi berpandangan. Dan sekian detik kemudian mereka ikut melesat, mengejar gadis yang menjadi pujaan hati mereka.

"Pinkyyyyy....,"

And ... they're running!

***

Pinky menatap Tzuyu dengan miris. Gadis manis itu tengah menikmati makan siangnya di kantin, sendirian. Yang ada di piringnya hanya ada nasi, acar, dan juga tumis sayuran.

Pinky sempat bertanya dalam hati, apa gadis ini benar-benar semiskin ini hingga ia tak mampu membeli makan siang yang lebih dari sekedar acar dan sayuran?
Oh, kasihan sekali. Desisnya miris.
Bukannya ia tak sengaja datang ke kantin ini. Ia memang sengaja mengikuti Tzuyu ke sini karena mengira Mingyu bersamanya. Nyatanya, entah kemana pemuda itu.

Dengan ditemani Eri dan Yuna, Pinky memilih tempat duduk yang tak begitu jauh dari tempat Tzuyu. Sesekali ia mengawasi dirinya, mengawasi sekeliling juga, berharap bahwa Mingyu akan muncul, entah darimana.

Tzuyu sendiri tampak asyik menikmati makan siangnya tanpa merasa terganggu meski beberapa pasang mata menatap ke arahnya dengan tatapan miris, kadang sinis.
Gadis itu memang populer karena kecantikannya. Tapi bukan berarti bahwa semua orang akan menyukainya. Faktanya, ia miskin. Dan seperti apa yang terjadi di drama, gadis miskin yang bersekolah di sekolah elit, pasti punya kesempatan lebih besar untuk dibully, dikucilkan. Dan memang itulah yang terjadi padanya.

Ia belum sempat menyelesaikan makan siangnya ketika Sohye dan juga beberapa rekannya menghampiri dirinya dengan sikap angkuh.
Sohye termasuk murid paling populer di sekolah. Ia memang tidak terlalu pintar, tapi orang tuanya kaya raya. Ia masuk dalam jajaran siswi elit bersama Pinky, dan juga siswi kaya lainnya. Hanya saja, ia angkuh.
Tipikal gadis sok bossy dan bitchy yang hanya mengandalkan harta orang tuanya. Begitulah.
By the way, ia tak pernah akur dengan Pinky. Entah apa masalahnya.

KEJAR MINGYU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang