Chapter 9

2.9K 350 59
                                    

Pinky menatap papan pengumuman dengan seksama.

Papan pengumuman yang berisi pembagian kelas untuk tahun ajaran baru, ia baca berulang-ulang. Dan ia sedang tak salah baca.

Ia satu kelas dengan Mingyu. Sungguh, tahun ini ia satu kelas dengannya.

Sementara Tzuyu, ia berada di kelas yang berbeda.

Kedua sahabat baiknya Eri dan Yuna berada di kelas lain, begitu pula dengan Hoshi dan Seokmin.

"Wow," Suara itu membuat Pinky menoleh. Dan tampak Mingyu berdiri di sisinya, menatap ke papan pengumuman.

"'Wow' untuk yang mana?" tanya Pinky.

"Untuk teman-temanmu,"

"Kenapa dengan teman-temanku?"

"Kalian 'kan biasanya kemana-mana selalu berlima. Coba lihat sekarang," Mingyu menunjuk ke deretan nama di papan pengumuman. "Kau berada di kelas yang berbeda dengan Eri, Yuna, Seokmin, dan juga Hoshi," lanjutnya.

"Kau juga berada di kelas yang berbeda dengan pacarmu," balas Pinky.

"Tak masalah,"

"Aku juga tak masalah berada di kelas yang berbeda dengan teman-temanku," jawab Pinky lagi.

Mingyu manggut-manggut. Sambil mengangkat bahu, ia berbalik lalu beranjak.

Pinky buru-buru mengekorinya.

"Masalahnya, kita yang berada di satu kelas," ujar Pinky sambil menyamakan langkahnya dengan pemuda itu.

"Lalu?" Mingyu balik bertanya.

"Kau 'kan tak menyukaiku,"

"Siapa bilang aku tak menyukaimu?" Mingyu menatap gadis di sampingnya, tanpa menghentikan langkah.

"Lalu apa itu artinya kau menyukaiku?"

"Err, anu, bukan begitu juga sih?" Mingyu menggaruk-garuk tengkuknya, salah tingkah.

"Kau tak menuduhku melakukannya 'kan?" tanya Pinky lagi.

"Menuduhmu ... apa?" Mingyu mengernyit bingung.

"Menuduhku sengaja mengatur agar kita satu kelas?"

"Pinky, kita sudah sepakat menjadi sahabat sejak kita tersesat. Aku takkan menuduhmu macam-macam lagi,"

"Sungguh?"

"Sungguh,"

"Kalau aku ingin duduk di sebelahmu, boleh?"

Mingyu mengangguk, "Boleh," jawabnya pendek.

"Whoa, kau jadi makin ya padaku?" Goda Pinky.

"Jangan ge-er," sergah Mingyu.

"Aku hanya merasa bahwa bersahabat denganmu ternyata tak buruk-buruk amat," lanjutnya.

Bibir Pinky berdecih. "Kau saja yang menolak mengenalku lebih jauh," ucapnya sewot.

Mingyu tertawa. Melihat ekspresi Pinky yang seperti itu, Ia benar-benar dibuat gemas. Dan ia tak tahan untuk tidak mengulurkan tangannya dan mencubit pipi gadis tersebut.

Yang dicubit segera protes dengan memukul bahu si pencubit.

Dan pemuda itu tergelak.

Keduanya terus berjalan beriringan menyusuri lorong kelas.

"Ngomong-ngomong, jatuh cinta pada sahabat sendiri tidak dilarang kok," ujar Pinky seraya menyeringai lucu.

"Pinkyyyy...," Mingyu mengerang, lalu memutar bola matanya jengkel.

KEJAR MINGYU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang