Mingyu duduk membisu di kursi yang berada di depan ruang operasi, tanpa mempedulikan baju dan tubuhnya yang dipenuhi noda darah.
Darah Pinky.Sementara Eri dan Yuna duduk di kursi yang satunya, sesenggukkan. Sedangkan Hoshi dan Seokmin mondar-mandir dengan gusar.
Setelah mengalami kecelakaan ketika latihan drama, Pinky segera dilarikan ke Rumah Sakit. Mingyu yang membawanya langsung, Ia bahkan yang menggendongnya sendiri. Kepala gadis itu membentur kursi, dan dokter mengatakan ia harus dioperasi. Teman-temannya yang lain juga sempat ikut mengantarkan ke Rumah Sakit, namun mereka sudah kembali ke sekolah. Pak guru Yoon yang sempat mendampingi tengah menyelesaikan beberapa administrasi.
Orang tua Pinky juga sudah diberitahu tentang insiden ini, dan mungkin mereka sedang dalam perjalanan kemari.
"Lama sekali operasinya. Sebenarnya apa saja yang dilakukan dokter-dokter itu di dalam sana," Hoshi mengomel.
"Apa luka di kepalanya separah itu hingga operasinya harus selama ini? Bagaimana kalau ia mengalami amnesia? Bagaimana kalau ...?" Kalimat Seokmin terhenti ketika Eri dan Yuna kembali meraung, memperbesar volume tangis mereka."Tadi kepala Pinky sudah langsung di CT Scan, benturan itu tidak parah. Dia takkan amnesia. Dia hanya akan menerima beberapa jahitan," akhirnya Mingyu ikut menjawab dengan suaranya yang serak. Sejujurnya ia hanya mencoba menghibur dirinya sendiri karena ia juga tak yakin dengan apa yang dikatakannya.
Ia juga takut kalau sesuatu yang buruk akan menimpa gadis itu. Jangan-jangan lukanya parah?
Bagaimana kalau ia amnesia?
Bagaimana kalau ..."Mingyu, apa tidak sebaiknya kau pulang dulu? Kau harus ganti bajumu. Lihatlah, bajumu kena banyak darah," ucap Seokmin lagi. Mingyu menatap dirinya sendiri, lalu menggeleng.
"Aku akan tetap di sini," jawabnya.
"Ngomong-ngomong, apa kau tak berniat melihat keadaan Tzuyu?"
Pertanyaan Eri membuat Mingyu terhenyak. Pemuda itu menoleh ke arahnya.
"Memangnya Tzuyu kenapa? Apa dia juga terluka?" Ia bertanya bingung. Sungguh, untuk beberapa saat, ia benar-benar lupa pada gadis itu.
Karena Pinky.
Karena ia terlalu cemas padanya.
Karena ia terlalu takut melihatnya terluka."Jadi kau tak tahu? Tzuyu juga dibawa ke Rumah Sakit. Ia dirawat di lantai atas. Kami belum tahu keadaannya," Yuna menimpali.
"Pacar macam apa kau ini? Bagaimana mungkin kau tak tahu kalau pacarmu sendiri juga terluka? Dasar bedebah!" Hoshi berteriak dengan emosi.
Mingyu mengerang. Ia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan lalu menyandarkan punggungnya dengan lunglai.
Betapa ia merasa menjadi pemuda paling brengsek di dunia, umpatnya, pada diri sendiri."Kau ini pacar Tzuyu! Bukan pacar Pinky! Sebaiknya urusi saja pacarmu!" Hoshi nyaris menghambur dan menarik kerah Mingyu dengan amarah jika saja Seokmin tak segera menghalanginya. Keadaan itu tak ayal menciptakan keributan kecil di antara mereka.
"Tingkahmu seperti ini tak adil buat mereka, Mingyu. Kami semua ada di sana ketika insiden itu terjadi, ketika Pinky berdarah-darah, ketika Tzuyu juga terjatuh dan terluka. Pacarmu Tzuyu, bukan Pinky. Tapi apa yang kau lakukan? Kau malah mengabaikan Tzuyu dan menangisi Pinky. Ada apa denganmu?" Hoshi kembali berteriak kesal.Aku mencintai Pinky!
Nyaris.
Mingyu nyaris meneriakkan kalimat itu. Memberitahukan perasaannya pada mereka, namun ia berusaha menahan diri dan memilih menerima amukan Hoshi dengan lapang dada."Hoshi, jangan ribut. Tenangkan dirimu, ini di Rumah Sakit," Seokmin berusaha menenangkan Hoshi, sementara Eri dan Yuna terus saja menangis.
"Tapi aku kesal, Seokmin. Ini tidak adil untuk Pinky. Dia tak pantas menerima kondisi tarik ulur seperti ini!" Jawab Hoshi. Ia menatap Mingyu dengan tajam.
"Jika kau tak mencintai, Pinky, jauhi dia! Sikapmu seolah kau hanya memberi harapan palsu padanya." Lanjutnya."Aku mencintainya." Ucapan Mingyu lirih. "Aku mencintai Pinky," ulangnya.
Dan akhirnya ia tak mampu lagi untuk menahan diri.Eri dan Yuna seketika berhenti menangis. Sementara Seokmin dan Hoshi tercengang. Empat pasang mata itu menatap Mingyu bersamaan.
Hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAR MINGYU!
FanfictionSudah bukan rahasia lagi kalau Pinky jatuh cinta setengah mati dengan Kim Mingyu, pemuda tampan paling populer di sekolahnya. Jungkir balik dan jatuh bangun mengejar cintanya sedari SMP, yang ia dapat adalah penolakan. Lagi, lagi dan lagi. Pantang...