Ellina with Kenzie.
=========================Satu minggu berlalu. Ellina menatap datar pada pandangan di depan matanya. Semua terlihat indah dan bersahabat. Harusnya Ellina senang, namun entah kenapa semua tak dapat membuat Ellina ingin menetap disini lebih lama.
Meninggalkan sekolah dan ketinggalan pelajaran. Hanya itu yang ada di pikiran Ellina. Kenzie sama sekali belum mengijinkan Ellina untuk pulang ke dunia manusia. Kenzie bilang, tubuh Ellina belum terlalu sehat untuk menerima semua hal yang tengah Kenzie khawatirkan.
Ellina keluar ruangan dan berjalan menikmati pemandangan. Terus berjalan hingga tak sadar bahwa ia telah jauh dari ruangan terlarang yang Kenzie tetapkan. Menikmati harumnya bunga yang telah mekar. Melihat kupu-kupu indah terbang dan burung yang bersahutan. Tak lupa danau buatan yang terlihat sangat segar. Semua sempurna. Layaknya sebuah mimpi seperti di negeri dongeng.
Ellina terus berjalan tanpa menoleh kebelakang. Matanya menatap pohon-pohon indah yang tengah berbunga. Rasa kagum terlihat jelas di wajah Ellina. Ellina tersenyum menyadari bahwa semua ini hanya ada di Hyroniemus. Hanya ada di kerajaan milik Kenzie.
Ellina terus melangkah dan melangkah. Hingga tiba-tiba tubuhnya oleng karena menginjak baju yang ia kenakan sendiri. Dan tiba-tiba pula Kenzie dengan cepat menangkap tubuh Ellina. Ellina menatap Kenzie dan senyum di wajah Kenzie.
"Queen, kau pergi terlalu jauh. Kau tak apa?"
Ellina masih menatap wajah Kenzie yang begitu dekat dengan wajahnya. Rona merah hadir di kedua pipi Ellina. Dan diiringi dengan detak jantung yang kian berpacu lebih cepat.
"Queen," Kenzie mulai menatap khawatir.
"Ah, i-iya. Aku baik, tuan."
"Wajahmu merah. Apa kau demam?" Kenzie baru saja hendak meletakkan tangannya di kening Ellina, namun dengan cepat Ellina menahan tangan Kenzie.
"A-aku baik, tuan. Aku hanya sedang bosan dan butuh jalan-jalan."
"Kenapa tak mengajakku?"
"I-itu, karena tuan terlihat sibuk."
Kenzie tersenyum dan menggenggam tangan Ellina. Mengajak Ellina menyusuri jalan dengan bunga-bunga indah yang sedang mekar. Ellina memperhatikan Kenzie lebih teliti. Baju yang Kenzie kenakan, sama persis dengan bajunya. Dan, rambut. Ya, Kenzie merubah lagi warna rambutnya dan terlihat mirip dengan rambut yang Ellina miliki.
Tampan. Hanya satu kata itu yang ada di pikiran Ellina saat menatap wajah Kenzie. Kenzie memiliki fisik dan wajah yang sangat sempurna. Tapi siapa yang menyangka, bahwa Kenzie bukanlah seorang manusia. Kenzie seorang iblis dengan semua darah yang berbeda mengalir di tubuhnya.
Ellina terus mengikuti langkah Kenzie dengan satu tangan yang masih di genggam erat oleh Kenzie. Sesekali Kenzie tersenyum karena cerita panjang yang telah keluar dari mulutnya. Namun Ellina tak mendengarkan itu semua. Semua lewat begitu saja seperti angin yang berhembus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Lord Devil
Fantasy#1 in Fantasy #Tersedia Di Gramedia. Hidupku yang rumit semakin rumit saat aku bertemu dengannya. Dengan seorang pria tampan bak Dewa Yunani dengan sejuta pesona yang memabukkan namun sedikit gila. Dia mengaku seorang Raja dari segala raja dan aku...