Pic : Kenzie Alexis Reegan.
=========================
"Aaaahhhkkkkk,"
Teriakan Ellina terdengar keras di seluruh penjuru jurang. Lembah pekat yang berkabut tebal seakan ikut merasakan kesakitan Ellina. Beberapa kali tubuh Ellina menabrak batu tebing yang curam dan terpelanting jauh. Baju Ellina tersangkut di sebuah batu runcing, sobek dan detik berikutnya Ellina kembali terjatuh dan menatap batu yang keras.
Batu-batu mulai bergerak ringan karena beratnya tubuh Ellina. Hingga untuk kesekian kalinya tubuh Ellina kembali terjatuh dalam lembah curam berkabut tebal. Batu-batu kecil yang remuk menyambut tubuh Ellina dan memberikan luka memar yang terlihat kontras pada kulit putih Ellina. Posisi tubuh Ellina yang miring, membuat tubuh Ellina berguling dan menabrak sebuah kayu kecil hingga akhirnya Ellina sampai di bibir sungai.
Derasnya air sungai perlahan membawa tubuh Ellina hingga Ellina sampai ke dasar sungai kemudian kembali mengambang dan mengikuti arus sungai. Terbawa arus hingga Ellina sampai pada sebuah arus besar yang begitu cepat dan menurun menuju sebuah air terjun dari ketinggian tujuh belas meter dari bawah. Ellina ikut terjatuh bersama air dan kembali tenggelam dalam sebelum akhirnya kembali terapung.
Perlahan tubuh Ellina menepi tak jauh dari air terjun tinggi yang telah membuatnya tenggelam dan akhirnya dapat menepi. Sunyi, sepi dan asri. Burung-burung terbang dan hinggap ditubuh Ellina. Mematuk luka Ellina dan membuat luka semakin parah. Bunga-bunga gugur diiringi angin berhembus pelan. Hingga sebuah suara ringan memecahkan kesunyian dan mendekati tubuh Ellina.
"Hei, lihat ... ada yang terluka." Ucap peri kecil mungil dengan sayap bening di tubuhnya.
Peri-peri kecil lainnya keluar, terbang dan melihat apa yang diucapkan temannya. Mereka terbang dan hinggap di sebuah rumput yang tak jauh dari Ellina. Salah satu peri kecil lainnya hinggap ditangan Ellina, meneliti wajah Ellina dan menutup mulutnya tak percaya. Peri-peri lainnya mendekat dan ikut memperhatikan Ellina. Mereka semua menutup mulutnya tak percaya.
"Dia ... manusia?" Ucap seorang peri yang pertama kali menemukan Ellina.
"Ya - tidak," jawab dua peri berbeda yang juga meneliti wajah Ellina.
Semua peri terdiam dan memperhatikan Ellina.
"Dari bau tubuhnya dia adalah manusia tapi juga bukan," ucap peri bersayap pelangi.
"Kita harus menolongnya," timpal peri bersayap bening dan mencoba menarik tangan Ellina. Namun badan Ellina tetap diam di tempat.
"Aku akan memanggil Siofra Banshee," peri bersayap biru laut terbang dan meninggalkan teman-temannya.
Setengah jam berlalu hingga peri kecil bersayap biru laut itu sampai pada sebuah rumah kecil. Peri kecil berteriak dan memukul pintu dengan menggunakan kayu kecil agar sang punya rumah membuka pintu dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Lord Devil
Fantasy#1 in Fantasy #Tersedia Di Gramedia. Hidupku yang rumit semakin rumit saat aku bertemu dengannya. Dengan seorang pria tampan bak Dewa Yunani dengan sejuta pesona yang memabukkan namun sedikit gila. Dia mengaku seorang Raja dari segala raja dan aku...