Author pov
Sekarang rinai dan jevan sedang berada diruang tv berdua, ditambah lagi dengan tv yang tidak menyala membuat atmosfer disekitar mereka sunyi senyap dan canggung
Khatalina-bunda rinai- mungkin sudah kembali kekamar setelah menyelesaikan urusannya di dapur
Dan devan entah pergi kemana, sampai sekarang hubungan mereka belum membaik
Jevan yang risih dengan keheningan yang melanda mereka akhirnya angkat bicara
"Naaayy" yang dipanggil hanya acuh dan asik memainkan ponselnya
"Lo sebenernya suk.." belum sempat jevan menyelesaikan kata katanya, ia sudah mendapatkan tatapan tajam dari mata coklat rinai, seketika itupun jevan bungkam, tak ingin membangunkan monster kelinci disampingnya
Keheningan kembali terjadi
"Lo nggak pulang?" Rinai yang sedaritadi sibuk dengan ponselnya akhirnya bersuara
"Lo ngusir gue?" Jevan malah balik bertanya dengan tampang yang dilebih lebihkan
"Lo ngerasa gue usir?"
"Lo ngusir gue secara halus itu namanya" kata jevan
"Gue cuma nanya""Yauda gue pulang" rinai menatap jevan tidak percaya, sebenarnya dia tak ingin jevan pulang tapi ia takut mengatakannya
"Gue becanda" rinai mengutuk kebodohannya karena mempercayai kata kata jevan, seharusnya dia tahu jevan tidak akan semudah itu meninggalkan rumahnya
"Aishhh" rinai mencibir
"Lo emang pengen banget ya gue pulang?"
"Ehh bukan gitu""Ohh jadi lo pengennya gue disini aja?" rinai tidak tahu harus bagaimana menghadapi makhluk menyebalkan dihadapannya ini, jevan mempunyai banyak cara untuk membuat rinai tidak mampu berkata kata lagi, kalau rinai salah menjawab, bisa malu!
"Pede amat lo!"
"Tuhh pipi lo merah lagi" refleks rinai memegang pipinya
"Yaampun rinai gue bercanda!Polos amat sihh!" Dan jevan tertawa cukup keras karena berhasil mengerjai rinai"Kak J berhenti ngerjain rinai!" Pipi nya benar benar merah sekarang, ia malu
"Pipi lo beneran merah" tanpa rinai duga, jevan memajukan badannya menghadap rinai
"Gue suka"
sekarang rinai bisa merasakan lagi hembusan nafas mint milik jevan, wajah mereka hanya tinggal beberapa senti saja sekarang, dan entah kenapa dia hanya diam mematung menunggu apa yang dilakukan jevan selanjutnya.Jevan kemudian memiringkan kepalanya kekanan dan refleks rinai malah memejamkan matanya, jantung rinai seperti mau lepas dari tempatnya berada, pipinya sudah memerah, ditambah lagi perbuatan jevan yang menurutnya terlalu blak blakan, mungkin pipinya sudah merah padam sekarang.
"Lo pengen banget gue cium?" Seketika itu rinai langsung membuka matanya menatap jevan tidak percaya.
Dia mengerjap, tapi tidak berselang lama, Rinai tersenyum miring, terlintas satu fikiran jahil untuk mengerjai jevan balik, sekarang dia malah mengalungkan tangan nya keleher jevan kemudian mempersempit jarak diantara mereka
"So kiss me now!" Tantang Rinai yang dibalas dengan keterkejutan jevan, rinai mulai mendekatkan wajahnya dan tanpa rinai prediksi, jevan malah menutup matanya
Rinai semakin menunjukkan smirk mematikannya
"But in your dream jevan hudson!" Jevan mengerjapkan matanya, kali ini ia yang menatap rinai tidak percaya, rinai yang memanfaatkan kebungungan jevan akhirnya berlari meninggalkan tkp dan pergi menuju kamar nya, seketika itu dia tertawa puas karena berhasil mengerjai jevan dengan sukses
"Rasain lo! Lo kira segampang itu ngedapetin first kiss gue? No jevan!" Batin rinai berkata
Jevan yang ditinggalkan rinai hanya mengutuk kebodohan dirinya sendiri karena tergoda oleh pesona rinai yang mematikan, bisa bisanya dia tergoda dan masuk perangkap seorang Rinai Chandra
Dia mengeram frustasi karena begitu nafsu ingin mencium rinai, tapi itu tidak terjadi
"Rinai kamvret! Bisa bisanya dia ngerjain gue! Ahh malah gue pengen banget tadi, seharusnya langsung gue terkam ajatuh anak biar nggak macem macem, jevan bodoh! Lo nggak mikir sihh! nggak mungkin dia ngasih ciuman segampang itu sama lo! Bego bego bego!" Dan jevan hanya asik merutuki kebodohannya dan mengeluarkan umpatan umpatan yang ditujukan untuk rinai
Niatnya ingin mengerjai rinai malah dia yang kena kerjain, ahh senjata makan tuan ini namanya
Jevan yang ditinggal sendirian berinisiatif mengirim pesan ke rinai, mengapa tidak memakai line? Karena jevan tidak memiliki kuota internet sekarang
"Nay gue mau pulang"
Tanpa menunggu lama satu pesan masuk ke ponselnya
"Alhamdulillah akhirnya lo mau pulang juga, yauda pulang sana, pintunya ada didepan. Perlu gue bukain?" jevan mendecis, jelas jelas dia tau pintunya didepan, rinai sungguh tega mengusirnya seperti ini
"Nggak usah! makasih! byee!" Sent -Jevan sudah kelewat kesal sekarang, dia menekankan setiap kalimat yang ditulisnya dan mengirimkannya ke rinai, mimpi apa dia semalam sampai rinai mengerjainya habis habisan seperti ini
Jevan melangkah keluar dengan membusungkan dada dan membuka pintu dengan gaya yang cool -you know what I mean- dan berjalan keluar menuju rumah nya yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah rinai
Rinai Pov
Njirr jantung gue jantung gue! Sumpah apa gue keterlaluan ya ngerjain Kak jevan? Ahhh gue kelewatan banget mungkin tadi. Rinai lo masih anak anak tapi becandaan lo ngeri banget!
Gue berniat membuka laptop dan menonton film disana, sedang asiknya menonton ponsel gue bergetar, ada pesan dari kak jevan
"Tumben ngirim pesan" batin gue"Nay gue mau pulang" lahh ni anak belum pulang pulang daritadi?
"Alhamdulillah akhirnya lo mau pulang juga, yauda pulang sana, pintunya ada didepan. Perlu gue bukain?"
"Nggak usah! makasih! byee!" Dan seketika gue pun lega
Akhirnya Update
Siapa yang pengen Jevan dan Rinai pacaran?Apa mereka memutuskan untuk pacaran atau tidak?
Tunggu saja cerita ini
See you next Chapt
Dindaa♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heartbeat
RomantizmIntinya ini cerita tentang Jevan dan Rinai "Jangan ngacak ngacak rambut gue" seru rinai yang kesal karena tingkah jevan yang menurutnya menyebalkan Jevan yang melihat rinai kesal semakin menjadi jadi dengan menarik pelan hidungnya "Jevan ihh...