Sementara Sehun dan Rae tetap di kamar, Chanyeol dan Harin memilih untuk berkeliling, melihat seisi rumah. Setelah mereka puas dengan apa yang mereka temukan, mereka memilih untuk bersantai di sofa ruang tamu. Harin bersandar ke belakang, kepalanya menengadah ke atas; melihat langsung ke arah lantai dua dan telinganya sangat awas untuk menangkap sedikit saja suara dari atas sana. Tetapi, ia tidak mendengar suara sedikit pun, hal ini membuatnya sedikit bingung. Ia mulai bertanya – tanya apa yang terjadi di antara mereka berdua.
Namun, semua pikiran itu tiba – tiba musnah setelah ia teringat sesuatu.
"Yeol-ah!" Ia tiba – tiba memanggil.
Chanyeol yang sedang bersandar pada sofa yang empuk hanya menaikkan salah satu alisnya dan melihat sekilas dari layar telepon genggamannya. "Apa?" baiklah, tidak ada gunanya juga mengingatkan wanita ini berkali – kali untuk menggunakan kata sapaan yang tepat padanya.
"Kalau Sehun di sini, Rae akan tidur sekamar dengannya, bukan?" Ia melontarkan pertanyaan pertama dan Chanyeol hanya mengangguk sekilas; tahu bahwa ia belum selesai. "Jadi, di mana kau akan tidur? Rumah ini hanya memiliki dua kamar tidur!"
Chanyeol yang baru saja mengetahui hal itu langsung duduk tegak; seperti siap akan bertarung setiap saat. Benar saja, argumen dengan cepat meluncur dari bibir keduanya.
"Aku akan tidur di kamar kedua!"
"Aku sampai di sini lebih awal!"
"Tidak! Aku yang memesan rumah ini!"
"Itu Sehun, Harin." Ia menyipitkan mata ke arahnya.
Menyadari kesalahannya, ia dengan cepat menutupinya dengan yang lain. "Tapi, aku yang mencari informasi tentang rumah ini. Ini semua adalah ideku."
"Sehun tidak akan membayar dan datang ke sini tanpa izinku." Ia menyeringai.
Tetapi tentu saja, Harin tidak akan semudah itu menyerah. "Ya, ia tidak akan membayar kalau aku tidak membujuk Rae untuk ikut denganku."
Terkejut akan serangan baliknya, spontan ia melakukan pertahanan. "Akulah yang memberi tahu Rae bahwa aku melihat Sehun malam itu."
"Jadi kau mencoba memberitahuku kalau saja kau tidak memberitahukan pada Rae kalau Sehun berbohong, ia akan baik – baik saja?" dengan sengaja ia menarik napas dan membuat ekspresi dramatis pada wajahnya.
Chanyeol menggeram, mengetahui bahwa ia baru saja jatuh ke dalam perangkapnya. "Jangan menaruh kata – kata di mulutku."
Ia mencibir. "Kau yang mengatakan hal itu."
"Kau tidur di sofa," tandasnya,
"Tidak! Kau tidur di sofa!"
Mereka tiba – tiba berhenti, mengetahui bahwa ini tidak akan selesai dalam waktu dekat. Mata mereka seakan memberikan tuduhan satu sama lain. Ketegangan sangat kuat di sekeliling mereka; siapa saja dapat membelahnya dengan pisau jika mereka mau.
Harin melirik ke arah lantai kedua; bersamaan dengan Chanyeol yang melakukan hal yang sama.
Mereka berdua seperti mempunyai rencana yang sama. Detik berikutnya, mereka berdua berlari meninggalkan ruang tamu dengan langkah yang berantakan. Chanyeol hampir saja tersandung karpet, membuat Harin beberapa langkah lebih maju. Setelah Chanyeol menyeimbangkan tubuhnya kembali, tidak memakan waktu yang lama baginya untuk menyusul ketinggalannya dengan kakinya yang jenjang. Teriakan yang berlebihan keluar dari mulut Harin saat Chanyeol menahan langkahnya dengan meraih sikutnya.
"Yah! Kau curang!" Ia berteriak lagi sambil mendorong tubuhnya yang besar saat ia mencoba masuk ke dalam kamar tidurnya.
"Minggir! Kamar ini milikku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo Love
Fanfiction"Just because someone looks happy, doesn't mean they are; Because even a white rose has a dark shadow."