Chapter 7 - Oops! I Did It... Again?

115 4 0
                                    

Dengan susah payah, Chanyeol melangkahkan kaki untuk menyusuri tangga ke lantai dua villa mereka. Tentu saja semua itu akan dengan mudah dilakukan kalau saja ia tidak sedang menggendong Harin yang ternyata juga terlelap karena pengaruh alkohol. Dengan sedikit usaha untuk menarik Harin dari dance floor dan menghentikannya dari menenggak minuman, akhirnya Chanyeol dapat membujuknya untuk pulang. Namun, Harin langsung terlelap di dalam taksi. Sehun yang duduk di belakang, kesulitan untuk menjaga dua wanita sekaligus sehingga mau tidak mau, Chanyeol meminta supir taksi tersebut untuk mempercepat laju kendaraannya.

Sehun sudah lebih dulu membawa Rae ke kamar tidur.

Kaki Chanyeol menendang pintu kamar mereka, lalu ia dengan cepat melangkah masuk dan merebahkan tubuh Harin di atas kasur.

"Ah," Chanyeol mengerang saat ia mencoba meluruskan punggungnya yang sudah sakit. 'Rasanya baru beberapa minggu aku tidak berolahraga. Kenapa sesakit ini?' batinnya setelah sedikit menggerakkan otot – ototnya yang kaku.

Perhatiannya kembali tertuju pada figur Harin yang terlentang di atas kasur. Wajah wanita itu sebagian besar tertutup rambutnya yang sudah tidak karuan dan kedua kaki yang masih menyentuh lantai. Chanyeol menggelengkan kepala melihat kondisi Harin. Otaknya mulai berpikir, sebenarnya apa yang membuat wanita itu memilih untuk mabuk sampai tidak sadarkan diri seperti itu. Setahu Chanyeol, Rae selalu bercerita bahwa Harin mempunyai toleransi terhadap alkohol yang tinggi dan jarang sekali mabuk. Apa wanita itu terlalu senang dengan liburan ini? Ia juga tidak tahu.

Chanyeol akhirnya membetulkan posisi kaki Harin ke atas kasur. Tanpa sepengetahuan pria itu, mata Harin sedikit demi sedikit mulai terbuka. Wanita itu mulai mendapatkan kesadarannya dan matanya mulai mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

"Kenapa di sini?"

Gumaman Harin terdengar oleh Chanyeol yang baru saja melepaskan salah satu sepatu yang dikenakan Harin. Posisi Chanyeol yang sedang duduk di pinggir tempat tidur dengan kaki wanita itu di pangkuannya, membuat Harin mengalihkan perhatian kepadanya.

"Chanyeol?"

Chanyeol hanya mengerucutkan hidungnya sebagai respon dan mulai membuka sepatu Harin yang satunya. "Harusnya kau sadar daritadi. Tubuhku sakit menggendongmu." ujarnya tanpa melihat wanita itu.

Harin tidak menggubris pernyataan itu. Matanya hanya memperhatikan kegiatan pria itu melepaskan sepatunya. Tunggu. Kenapa ia sudah terbangun di sini? Seingatnya tadi ia masih berdesak – desakan di dance floor. Yang pasti, Harin tidak melihat Chanyeol di depannya seperti saat ini, melainkan di atas panggung. Kepala Harin terasa sakit tatkala mencoba mengingat kejadian setelah itu dan ini membuatnya mengerang kesakitan.

"Kau kenapa?" Chanyeol menengok setelah melemparkan sepatu Harin ke pojok ruangan. Ia sudah menggeser posisinya lebih dekat. Dengan sigap, Chanyeol meraih tengkuk wanita itu dan meletakkan kepalanya di atas bantal. Melihat Harin yang sedari tadi memegang kepalanya dengan kening berkerut, Chanyeol mendapatkan kesimpulan. "Kepalamu sakit?"

"Huh?" erang Harin sambil membuka matanya dan mendapati Chanyeol yang tengah menatapnya khawatir. "Tidak." elaknya.

Chanyeol menyibakkan rambut kusut Harin dari wajah wanita itu dan mencoba mengecek suhu tubuhnya dengan meletakkan telapak tangan di dahinya. Setelah yakin bahwa wanita itu tidak dalam keadaan sakit, Chanyeol memutuskan untuk menyalakan pendingin ruangan saat ia mendengar wanita itu bergumam kepanasan.

"Buka jaketmu," Chanyeol menyuruh setelah melihat wajah Harin yang semakin memerah kepanasan. "Kemari." ujarnya sambil menarik wanita itu ke posisi duduk.

Tubuh Harin yang setengah membungkuk membuat Chanyeol lebih mudah untuk melepaskan jaket dari tubuh wanita itu. Hal ini mengingatkan ia pada Rae semasa kecil saat ia mudah sekali jatuh sakit. Chanyeol selalu bertugas untuk menjaga dan merawatnya. Omong – omong soal adiknya itu, kata – kata Rae di La Favela kembali terngiang di pikirannya. Sehun belum menjelaskan apa – apa dan itu membuatnya sangat penasaran.

Boo LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang