Chapter 6 - When The Problems Come

75 4 0
                                    

"Sehun-ah," panggil Chanyeol. Sehun yang tengah menenggak air putih, hanya mengangkat sebelah alisnya sambil bergumam tidak jelas saat Chanyeol memanggilnya. "Up for drink?"

Sehun dengan cepat meletakkan gelas yang tengah dipegangnya ke atas meja bar. Mata Sehun melirik sekilas ke arah Rae yang tengah mendekat ke arah mereka. "Sekarang?"

Chanyeol mengangguk. "Aku baru lihat rekomendasi tempat minum yang bagus. Namanya La Favela, tidak jauh dari sini. Aku bosan kalau harus seharian di villa."

'Tidak mungkin Rae akan marah kalau hanya ini, kan?' batin Sehun yang kemudian menatap Rae lagi yang sudah melihat ke arahnya dengan wajah penasaran.

"Ya, boleh saja. Aku juga sudah mulai merasa bosan." sahut Sehun.

"Ayo berangkat." ucap Chanyeol.

Sehun yang menyadari bahwa Chanyeol hanya mengajak dirinya saat Chanyeol sama sekali tidak mengajak Rae walaupun ia sudah menyadari keberadaan adiknya itu; hendak membuka mulut. Namun Rae ternyata lebih cepat menyadari akan hal itu.

"Lho? Aku tidak diajak?" tanya Rae kebingungan.

"Kau kan sudah pergi tadi. Sekarang giliranku dan Sehun." ujar Chanyeol sambil membetulkan letak jam tangan di pergelangan tangannya dan mengambil dompetnya di atas meja kecil di dekatnya.

Harin yang baru saja masuk telah mendengar semuanya dan berjalan ke arah Rae. "Sehun, kau akan mengajak kami, kan?"

Sehun yang tidak siap dengan pertanyaan Harin hanya menggelengkan kepalanya dengan ragu lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chanyeol yang sudah siap pergi.

"Hyung,"

"Kau benar – benar akan meninggalkan kami di sini? Ayolah oppa, jangan marah lagi." bujuk Rae.

Chanyeol menghela napas dan berpaling dari ketiga pasang mata yang tengah menatapnya; menunggu jawabannya.

"Terserah kalian saja lah." ujarnya pasrah.

~o~o~o~

Pada akhirnya mereka tetap pergi berempat. Sehun mengusulkan untuk berjalan – jalan di sekitar Seminyak untuk makan malam dan melihat – lihat sekitar. Selama perjalanan, Chanyeol seperti sengaja memonopoli Sehun dari Harin dan Rae. Berkali – kali Chanyeol mengalihkan perhatian Sehun saat pria itu tengah berbicara pada Rae maupun Harin. Chanyeol juga berjalan lebih cepat, yang tentu saja membuat Harin dan Rae kesulitan untuk menyamai langkah mereka, apalagi di tengah keramaian Seminyak seperti malam itu. Harin dan Rae lama-kelamaan menyadari akan sikap Chanyeol, dan Rae lah yang paling merasa kesal. Di pandangan Rae, Sehun juga terlihat lebih menikmati percakapannya dengan Chanyeol daripada dengannya.

Dan hal itu terus terjadi sampai mereka berada di La Favela.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam dan tempat yang tadinya merupakan restoran itu sudah disulap menjadi surga para penikmat dunia malam. Bagi Chanyeol, tentu saja suasana seperti ini sudah menjadi rumah kedua baginya. Suara musik yang memekak sudah terdengar dari seberang jalan. Suasana yang diberikan tempat itu sangat berbeda dengan tempat – tempat yang mereka kunjungi sebelumnya di Bali. Pohon – pohon rindang dan rimbun memenuhi kiri dan kanan jalan masuk ke La Favela. Mereka seperti diajak masuk ke dalam suasana hutan yang diberikan tempat itu.

Melihat uniknya konsep La Favela, Chanyeol dengan semangat melangkahkan kakinya dengan Sehun yang sudah sama penasarannya di sampingnya. Harin dan Rae yang sempat terpana akan keindahan eksterior yang dilengkapi lampu – lampu itu, terburu - buru menyusul Chanyeol dan Sehun.

Chanyeol dan Sehun sudah mendapatkan tempat untuk mereka, dan Rae langsung menuju meja mereka; sementara Harin masih terpukau dengan interior tempat ini. Pandangan Harin tertuju pada benda – benda yang dipajang di tembok. Sungguh bukan hal biasa melihat benda yang seharusnya menjadi sampah, namun dapat menjadi nilai seni di tangan siapa pun yang bertanggung jawab untuk menciptakan masterpiece seperti ini.

Boo LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang