"...Rae..."
"...Yah, Park Rae!"
Suara bisikan yang menganggu itu membangunkan Rae dari tidurnya. Kelopak matanya perlahan terbuka, meskipun dengan sangat enggan. Setelah beberapa saat menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya di kamar tidurnya, ia mengalihkan perhatiannya ke arah pintu, dimana sumber cahaya yang lebih terang masuk diantara celah – celah pintu tersebut.
"Harin?" ucapnya dengan suara yang terdengar aneh; tenggorokannya saat ini sangat kering.
Harin dengan cepat mengangguk dan meletakan jarinya di depan bibirnya; menyuruhnya untuk tetap diam dan menunjuk figur di sebelah Rae. Rae akhirnya mengerti, ia harus diam kalau ia tidak mau membangunkan Sehun dari tidur lelapnya.
"Sekarang?" ujar Rae tanpa suara.
Harin mengangguk lagi, "Mobilnya sudah datang. 15 menit lagi kita berangkat." balas Harin yang juga tanpa suara.
Tanpa menunggu repson Rae, Harin meninggalkan tempatnya. Langkahnya yang pelan terdengar sayup – sayup di telinga Rae di tengah kesunyian pagi buta itu. Ini baru menunjukan pukul 3 pagi dan untuk orang yang sangat tidak suka bangun pagi seperti Rae, ini akan sangat menjengkelkan, kalau saja ia tidak mengingat alasannya mengapa ia harus bangun sepagi ini.
20 menit kemudian, Rae sukses mencapai lantai bawah dimana Harin sudah menunggu dengan tidak sabar, tanpa membangunkan Sehun sama sekali. Mengingat bahwa Sehun adalah orang yang mudah sekali bangun hanya dengan suara yang kecil.
Kedua wanita tersebut memutuskan untuk pergi sepagi ini untuk mengunjungi salah satu tempat wisata di Bali yang bernama Lovina. Mereka berdua sangat menginginkan untuk pergi kesana, setelah mendengarkan betapa menariknya penjelasan tour guide mereka saat mengantarkan mereka pulang. Gambaran matahari pagi dan lumba – lumba yang berlompatan kesana kemari di tengah laut merupakan hal yang indah bagi kedua wanita tersebut.
Sayangnya, tidak untuk Chanyeol dan Sehun. Gagasan untuk pergi sekitar jam 3 pagi hanya untuk melihat lumba – lumba berloncatan merupakan hal yang bodoh untuk di lakukan; setidaknya itulah yang dipikirkan oleh kedua pria itu. Malam hari, sebelum mereka semua tertidur, Harin dan Rae diam – diam menyusun rencana untuk tetap pergi ke Lovina tanpa memberi tahu Chanyeol dan Sehun. Menurut perkiraan, mereka akan kembali ke villa sekitar jam 7 pagi atau bahkan lebih cepat dari itu setelah melihat kelompok lumba – lumba itu. Dengan kebiasaan kedua pria itu yang selalu bangun diatas jam 10 pagi, rencana mereka akan sangat sempurna.
Namun, itu semua tidak berjalan dengan mulus tatkala banyaknya destinasi wisata di sekitar Lovina.
Setelah puas melihat lumba – lumba, tour guide lokall yang ada disana mulai memperkenalkan tempat – tempat lain yang dapat mereka kunjungi. Beruntungnya bagi mereka, tour guide lokal tersebut dapat berbicara bahasa Korea dan hal itu membuat kedua wanita tersebut semakin antusias. Pria yang berusia di awal 30an itu membawa mereka ke pulau seberang yang terkenal akan koleksi penyunya. Masih banyak tempat lain yang akhirnya mereka kunjungi, berkat tour guide tersebut.
Sayangnya, hal itu membuat mereka melupakan waktu. Rae pertama kali tersadar saat waktu sudah menunjukan pukul 4 sore.
"Harin! Kau bawa handphone tidak?!" tanyanya dengan panik.
Harin baru saja menyelesaikan transaksi dengan tour guide tersebut sebelum perhatiannya teralih oleh suara panik Rae. Dengan segera, ia merogoh kantong celananya dan juga memeriksa isi tas kecilnya. Namun ia baru menyadari bahwa ia tidak membawa alat komunikasi tersebut.
"Tidak. Memangnya kenapa?"
"Lihat ini sudah jam berapa!!" pekiknya tidak sabar. Harin yang masih memproses kata – kata Rae, sejenak berpandangan bingung dengan tour guide yang masih bersama mereka. Namun setelah beberapa saat, Harin akhirnya menyadari bahwa memang ada sesuatu yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boo Love
Fanfic"Just because someone looks happy, doesn't mean they are; Because even a white rose has a dark shadow."