Guardian.

800 82 4
                                    

"Wae? Daera?"

Mataku tak mampu menahan airmata yang sedari tadi kubendung. Aku menatapnya lekat lekat.

"Jaemin sshi, Mianhae,,"

"Aku setuju denganmu Daera sshi, cukup untuk didepan orang tua kita saja. Aku tak akan berkutik sedikitpun mulai saat ini,"

Tepat saat aku berbalik ingin meninggalkan mereka, Mark menarik pundakku.

"Kau tak harus sekasar itu dengan Daera, aku yang salah, mianhae,"

"Lanjutkan saja Mark, maaf aku menganggu kalian,"

♡♡♡♡

Di kelas,pikiranku tak mampu berkonsentrasi penuh. Bahkan seosangnim berkali kali memperingatkanku karena aku tak memperhatikannya. Tapi tetap saja aku kembali tak berkonsentrasi.

Kriiiiiiiiiingg...

Bel makan siang berbunyi. Aku memilih untuk ikut bermain basket bersama dengan teman temanku di lapangan. Kulewati lorong demi lorong, hingga di satu area kulihat beberapa anak kelas 10 sedang berkumpul. Karena penasaran,aku pun berjalan kearah keramaian itu.

"Murid baru yang egois!"
"Apa yang kau lakukan pada mereka hah!? Kau terlalu dekat dengan mereka!"
"Kau pikir kau siapa? Putri?"

Beberapa yeoja sedang memaki maki dan mengililingi seorang yeoja lainnya yang ketakutan. Dia menutup kedua telinganya sambil menangis.

Tidak. Kim Daera.

Tanpa berpikir panjang, aku menyusup melewati anak anak lain dan langsung menerobos lingkaran para yeoja itu. Secara spontan,aku memeluk erat Daera.

"Aigooo.. Jaemin sunbaenim ! Apa yang kau lakukan? "

Seluruh tubuh Kim Daera bergetar didalam pelukanku. Aku yakin dia sangat ketakutan.

"Jangan ganggu dia! Apa kalian tak mengerti kondisinya? Dia sangat ketakutan! Kenapa kalian membesar besarkan masalahnya?"

Mereka pun terdiam dan saling berbisik satu sama lain. Lalu,mereka berbalik dan perlahan,kerumunan ini berkurang hingga tersisa aku dan Daera.
Isak tangisnya masih terdengar jelas. Tubuhnya masih bergetar. Aku masih mendekapnya. Bahkan sangat takut untuk melepasnya.

"Gwenchana?"

"Aku.. aku.. sangat.. tadi.. ramai sekali.. aku..."

"Tak apa,ada aku disini, kau aman Kim Daera,"

Saat ini, di momen seperti ini, jantungku berdegup kencang. Perlahan, Daera melepas dekapanku,lalu menggenggam tanganku dengan kuat.
Dia bagaikan anak kecil yang masih tidak tahu apa apa.
Ini seperti pertama kali kita bertemu. Walaupun di tempat yang berbeda, tapi masih dalam perasaan yang sama.

Mulai saat ini, aku akan selalu berusaha menjadi seseorang yang berada didekatnya. Sama seperti saat pertama kali aku meyakinkan Daera.

Aku selalu berusaha yang terbaik.

♡♡♡♡

Karena kekhawatiranku masih tinggi,aku memutuskan untuk menghampiri Daera saat pulang sekolah ini.

Dia berdiri seorang diri di dekat gerbang sekolah. Aku pun menghampirinya.

"Kau mau pulang bersamaku? Kita bisa naik kereta bawah tanah,"

Kuberikan senyum termanisku. Tapi tetap saja, hanya tatapan kosong yang diberikannya. Meskipun begitu,aku tetap berusaha untuk terlihat bahagia.

"Kajja,"

Just L.O.V.E. [ Na Jaemin ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang